IndonesiaKiniNews.com - Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya meminta penataan Tanah Abang dievaluasi karena menyebabkan kemacetan. Dina...
IndonesiaKiniNews.com - Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya meminta penataan Tanah Abang dievaluasi karena menyebabkan kemacetan.
Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengakui penataan Tanah Abang tak bisa instan.
"Besok (hari ini) pukul 13.00 WIB kita akan melakukan evaluasi secara menyeluruh baik dari komunitas pejalan kaki, operator angkutan umum, dari UMKM, termasuk dari polisi. Kalau seumpama ada masukan nanti bisa kita lakukan perbaikan, karena sebenarnya yang namanya rekayasa itu juga tidak bisa instan, kita juga harus mau menerima masukan dan kita coba untuk alternatif berikutya," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Andri Yansyah saat dihubungi, Kamis (28/12/2017) malam.
Andri mengatakan penataan Tanah Abang ditujukan untuk memfasilistasi berbagai kalangan termasuk pengguna jalan dan pedagang kaki lima.
Dia juga mengakui penataan itu belum sempurna dan perlu ada perbaikan.
"Dalam melakukan penataan kawasan Tanah Abang kita ini memfasilitasi para pejalan kaki, pedagang kaki lima, para pengguna atau pengojek, para pengguna KRL, agar mereka dalam melakukan aktivitas mereka mendapatkan kenyamanan. Karena ini sifatnya baru, mungkin masih ada yang perlu diperbaiki, masih ada yang perlu disempurnakan," ujarnya.
Menurutnya formula penataan di Tanah Abang tak bisa dianggap gagal jika baru dilakukan sekali.
Menurutnya formula penataan di Tanah Abang tak bisa dianggap gagal jika baru dilakukan sekali.
Dia mencontohkan rekayasa lalu lintas di Matraman, Jakarta Timur yang formula terbaiknya ditemukan setelah enam kali percobaan.
"Tidak bisa juga ada kegagalan langsung batal. Contoh di fly over Matraman, itu lima kali. Keenam kali baru ditemukan formula yang dianggap pas," ujarnya.
Selain melakukan evaluasi menyeluruh, Dishub DKI juga mencatat sejumlah keluhan diantaranya terkait keberadaan ojek di area stasiun kereta api.
"Tidak bisa juga ada kegagalan langsung batal. Contoh di fly over Matraman, itu lima kali. Keenam kali baru ditemukan formula yang dianggap pas," ujarnya.
Selain melakukan evaluasi menyeluruh, Dishub DKI juga mencatat sejumlah keluhan diantaranya terkait keberadaan ojek di area stasiun kereta api.
Menurutnya saat ini penggunaan lahan stasiun untuk ojek pangkalan belum maksimal.
"Keluhan yang pertama belum optimalnya lahan kereta api digunaan untuk pangkalan ojek, sehingga ojek itu kadang-kadang masih kucing-kucingan dengan petugas, padahal kita sudah fasilitasi semua ojek itu masuk ke lahan PT KAI supaya tertib," imbuhnya.
"Keluhan yang pertama belum optimalnya lahan kereta api digunaan untuk pangkalan ojek, sehingga ojek itu kadang-kadang masih kucing-kucingan dengan petugas, padahal kita sudah fasilitasi semua ojek itu masuk ke lahan PT KAI supaya tertib," imbuhnya.
Keluhan lain yakni soal persaingan antara ojek online dengan ojek pangkalan. Saat ini kedua pihak tersebut masih terlibat persaingan dan belum bersinergi.
"Yang ketiga ada masukan dari bis besar, Mayasari. Kalau dari Cideng kan tidak boleh mutar di bawah, langsung naik fly over. Untuk jam tertentu, jam sibuk itu dia agak lama mutarya, jarak sedemikian pendek saja bisa 1 jam," ungkapnya.
"Yang ketiga ada masukan dari bis besar, Mayasari. Kalau dari Cideng kan tidak boleh mutar di bawah, langsung naik fly over. Untuk jam tertentu, jam sibuk itu dia agak lama mutarya, jarak sedemikian pendek saja bisa 1 jam," ungkapnya.
Sumber: detik.com