IndonesiaKiniNews.com - Bom yang terjadi di Surabaya pada hari Minggu (13/5/2018) ini masih terngiang kengeriannya. Bagaimana tidak? Puluhan...
IndonesiaKiniNews.com -Bom yang terjadi di Surabaya pada hari Minggu (13/5/2018) ini masih terngiang kengeriannya.
Bagaimana tidak? Puluhan orang tak bersalah ikut terkena ledakan tersebut.
Diantara mereka ada yang meninggal, ada juga yang masih berjuang selamat dari maut.
Terlebih lagi bagi mereka jemaat 3 gereja di Surabaya yang terkena bom.
Gereja tersebut diantaranya adalah GKI Jalan Diponegoro, Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB), dan Gereja Pantekosta.
Puluhan jemaat yang sedang melaksanakan ibadah Minggu pagi seketika menjadi korban keganasan bom bunuh diri ini.
Apalagi, bom bunuh diri di 3 gereja di Surabaya ini dilakukan oleh satu keluarga.
Para pelaku ini bahkan mengajak anak-anaknya untuk ikut serta.
Sebelum kejadian, rupanya ada beberapa jemaat gereja yang sempat merasakan firasat aneh.
Berikut cerita mereka selengkapnya yang dihimpun TribunnewsBogor.com dari berbagai sumber:
1. Alex Frits
Pemilik akun Instagram @alexfrits lalu membuat pengakuan setelah teror bom Surabaya ini terjadi.
Alex mengunggah postingan itu pada 14 Mei 2018.
Berikut ini cerita Alex selengkapnya:
"Aku mau cerita nih mengenai pikiran aneh yang aku alami Kamis 10 Mei lalu.
Pagi itu aku masuk Gereja Maranatha jl. Yos Sudarso tepat di depan Balai Kota Surabaya [foto ini di dalam gereja Maranatha] untuk ibadah Kenaikan Isa Almasih dengan oom, tante dan kakak sepupu duduk di kursi 3 deret dari belakang.
Sepanjang kebaktian tumben aku merasa gelisah.
Sebentar-sebentar aku menoleh kebelakang sambil selintas mengamati orang-orang yang duduk di kursi bagian belakangku.
Entah kenapa sepanjang kebaktian timbul dalam pikiran akan kekuatiran ada teror bom apalagi aku duduk di kursi yang tidak jauh dari pintu masuk. Dan pikiran akan teror bom tersebut terbawa sampai pulang ke rumah.
Tapi setelah berganti hari, hilang pula pikiran itu...Hingga kemarin pagi, Minggu 13 Mei!
Ketika bangun tidur, berita pertama yang aku baca melalui HP adalah mengenai bom di 'Gereja Santa Maria Tak Bercela' yang lokasinya sekitar 5 menit berkendara dari rumahku. Aku terduduk lemas dan pikiran segera melayang ke apa yang aku pikirkan hari Kamis 10 Mei lalu...Teror bom!
Seharusnya kemarin pagi aku ke gereja di Jl. Wisma Mukti yang lokasinya dari rumah melewati Gereja Santa Maria tersebut. Tetapi batal karena tante aku mendadak sakit dan gereja ditutup atas himbauan polisi.
Tuhan Yesus, terimalah para korban bom dalam keabadian surgaMU. Amin.
2. Lim Gwat Ni
Wanita asal Tangerang ini jadi korban keganasan bom di gereja Surabaya. Ia dinyatakan meninggal dunia.
Firasat aneh Lim ini diceritakan sang suami, Aan Reza kepada Warta Kota.
Sang istri bertolak ke Surabaya mengikuti pameran butik batik. Korban menyempatkan diri untuk beribadah di Gereja Shanta Maria Tak Bercela, Surabaya pada Minggu (13/5/2018) pagi di tengah kesibukannya.
"Memang ada firasat saat istri saya mau berangkat ke Surabaya," ujar Aan saat dijumpai Warta Kota di rumah duka, Senin (14/5/2018).
Istrinya berangkat mengikuti pameran butik batik bersama temannya sewaktu kecil. Wanita berusia 56 tahun ini pun minta izin dan pamitan kepada suaminya tercinta.
"Papa, Mama lama di Surabaya," ucap Lim Gwat Ni berbincang hangat dengan Aan sebelum kejadian.
Padahal menurut Aan, istrinya tak biasa mengucapkan hal itu. Terasa ada kejanggalan dalam benaknya.
"Biasanya juga kalau pergi dua Minggu enggak kayak gitu. Ini tumben - tumbenan ngomong seperti itu, saya juga jadi kepikiran," kata Aan.
Aan pun kaget bukan kepalang. Ketika melihat kabar di televisi terkait aksi teror di Surabaya.
Terlebih sang istri sebelumnya memberi kabar akan beribadah di Gereja Shanta Maria Tak Bercela. Rasa khawatir yang mendalam terus menghantuinya.
"Saya telepon - telepon enggak bisa. Enggak ada kabar juga sampai siang," ungkapnya.
Perasaan cemas semakin menjadi - jadi. Aan terus pantau pemberitaan di televisi.
"Saya penasaran, nama - nama korban belum muncul - muncul," imbuh Aan.
"Malamnya dapat kabar dari polisi, kalau istri saya salah satu korban bom di Surabaya," sambungnya.
Aan yang juga merupakan Ketua RT setempat segera mengadu kejadian ini kepada anak tertuanya bernama Max. Max pun lantas berangkat ke Surabaya pada malam itu juga.
"Anak saya berangkat ke sana, bawa KK (Kartu Keluarga) untuk bawa jenazah mamanya," papar Aan.
3. Vellycia Njoko
Wanita berusia 23 tahun ini terlihat panik dan sedih ketika dihubungi oleh Pendeta Claudia.
Pasalnya sang paman yang bernama Untung sedang melakukan ibadah minggu di GKI Jalan Diponegoro, Surabaya.
Vellycia Njoko, sang keponakan mengatakan jika ia juga merupakan jemaat Gereka Kristen Indonesia.
Tapi ia sudah memiliki firasat untuk tidak beribadah pada minggu pagi dan beralih pada sore hari.
Dan feeling itu berarti tak selang lama pendeta gereja menelpon jika di dalam gereja ada ledakan.
4. Bram
Salah seorang jemaat Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) lainnya juga merasakan firasat tidak enak sebelum berangkat ke gereja untuk mengikuti ibadah pagi.
Ia kemudian memilih untuk ibadah sore.
"Ya niatnya tadi mau ke gereja ikut ibadah pagi, cuma pas mau mandi kayak ada yang berat gitu. Terus ada pikiran, ya enggak usah datang pagi dan ikut ibadah sore," ujar Bram kepada salah satu media.
"Pas tahu gereja ada ledakan bom di situ saya diam kaget. Enggak menyangka saja atau ada yang aneh-aneh gitu," imbuhnya.
5. Woelansiwi
Firasat Woelansiwi ini ia tumpahkan di kolom komentar dari Alex Fritz.
Walaupun bukan jemaat ketiga gereja yang terkena ledakan bom, Woelan mengaku mendapat firasat aneh.
Begini pengakuannya:
"Perasaan yg sama juga saya rasakan Saat saya mengikuti misa kenaikan Tuhan Yesus ke Surga 10 Mei 2018 yg lalu, saat itu saya mengikuti misa pagi yg 1 jam 06.00 di Gereja St. Pius X Karanganyar entah apa yg merasuki pikiran saya tiba2 saya gelisah dan timbul perasaan takut Gereja akan di bom. Dan berselang 3 hari ternyata ada kejadian 3 gereja yg di bom minggu pagi kmrin. Tuhan telah memperingatkan kita umatnya."
sumber: tribunnews.com