IndonesiaKiniNews.com - Pelaku peracik obat herbal dengan campuran ganja di Bojonggede, Kabupaten Bogor rupanya seorang lulusan pascasarjan...
IndonesiaKiniNews.com - Pelaku peracik obat herbal dengan campuran ganja di Bojonggede, Kabupaten Bogor rupanya seorang lulusan pascasarjana dari universitas termana di Indonesia.
FW (29) diketahui sempat menempuh pendidikan sarjana jurusan Psikologi sebelum meneruskan pendidikannyanke jenjang pasca sarjana.
Demikian yang disampaikan Kasat Narkoba Polres Bogor AKP Andri Alam saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com, Senin (4/6/2018).
"Kalau S2 nya ambil Kriminologi di universitas ternama di Indonesia, jadi pelaku ini memang orang berpendidikan, karena pelaku juga mengaku mengajar les private umum," ucapnya kepada TribunnewsBogor.com di Mapolres Bogor.
Ia melanjutkan bahwa FW belajar meracik obat herbal dengan campuran narkoba sintetis maupun ganja melalui membaca buku.
"Ia autodidak, belajar dari buku-buku di perpustakaan," terangnya.
Lewat kemampuannya itu, FW membuka praktik pengobatan alternatik atau hypnotheraphy.
Ia manfaatkan narkotika jenis ganja sebagai bahan dasar produk herbal berupa teh sachet dan rokok.
FW meracik produk herbal dengan campuran ganja untuk selanjutnya dijual kepada pasiennya.
Kasat Narkoba AKP Andri Alam mengatakan, campuran narkotika tersebut digunakan untuk membantunya menghipnotis para pasien lalu mensugesti para pasien agar sembuh dari penyakitnya.
Beberapa penyakit yang biasa dikeluhkan pasiennya diantaranya seperti susah tidur, paranoid, berhenti merokok, ke*anduan o*ani atau ma**urbasi, gelisah, depresi, stress, gila, dan autis.
Kemudian juga melangsingkan tubuh, lebih cantik atau tampan dan dapat meningkatkan imajinasi daya khayal Ide nafsu s*x serta karya seni.
"Menurut pengakuan pelaku, ada pasiennya yang memang sembuh, tapi kita masih cari orangnya untuk dimintai keterangan," tuturnya.
Kini, FW pun telah diamankan jajaran Sat Narkoba Polres Bogor pada Minggu (27/5/2018) kemarin sekira pukul 02.30 WIB di kediamannya.
FW diamankan beserta sejumlah barang bukti yang diantaranya satu toples bening berisikan narkotika jenis ga*ja, satu buah tabung kaca atau inhaler berisikan narkotika jenis ganja, empat linting roko herbal yang diduga berisikan narkotika jenis ganja dan tembakau sinte.
Selain itu, dua bungkus plastik bening berisikan narkotika jenis tembakau sintetis merk Arjuna, satu bungkus plastik klip warna hitam bertuliskan Arjuna berisikan narkotika jenis tembakau sintetis, satu linting roko herbal kertas jisamsu berisikan narkotika jenis tembakau sintetis.
Kemudian tiga buah alat cetak pembuat rokok, satu bungkus plastik bening berisikan busa rokok, tiga lembar kertas pahpir bertuliskan Buffalo Bill, enam belas buah stiker bertuliskan Arjuna, 82 buah stiker bertuliskan magic elephant, empat buah cangklong, dua buah timbangan digital warna silver, satu plastik besar berisikan kertas teh sachet serta alat hisap berupa bong sisha kecil.
"Pelaku diprasangkakan Pasal 114 ayat 1 dan atau Pasal 112 ayat 1 UU RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika Jo Pasal 1 daftar Narkotika golongan 1 nomor urut 88 Permenkes RI No 7 tahun 2018 tentang perubahan penggolongan Narkotika dengan ancaman pidana maksimal 15 tahun," tandasnya.
sumber: tribunnews.com
