tourism INDONESIAKININEWS.COM - Apapun yang terjadi kita harus berpikir dengan jernih dan tidak panik. Setiap kota kondisinya berbed...
![]() |
tourism |
INDONESIAKININEWS.COM - Apapun yang terjadi kita harus berpikir dengan jernih dan tidak panik.
Setiap kota kondisinya berbeda. Kemampuannya pun juga berbeda. Masyarakatnya pun punya sikap yang tidak sama.
Yogyakarta mendasarkan pada gerakan riil yang jelas-jelas akan mengurangi dan memutus mata rantai sebaran virus Corona.
Bukan aksi-aksian saja. Lockdown atau karantina wilayah, apakah kita sudah siap. Apakah masyarakat siap hanya di rumah saja.
Apakah kita semua sudah siap punya logistik untuk makan pada saat semua produktivitas ekonomi menurun semua.
Apakah pemerintah cukup dana untuk menyiapkan logistik seluruh kota dalam waktu sebulan atau dua bulan.
Bayangkan jika semua kota-kota me-lockdown-kan diri. Bagaimana kehidupan dan bagaimana memenuhi kebutuhan sehari-harinya kita.
Tahukan teman-tekan dan saudara kita di Jakarta, membeli barang kebutuhan saat ini dengan belanja online.
Menerima barang dengan jarak tertentu dan uang langsung masuk dalam plastik dan langsung semprot pula.
Karena tidak percaya semuanya bersih. Betapa Jakarta memang kondisinya sudah sedemikian rupa dan harus dengan tangan yang kuat agar tidak merembet ke mana-mana.
Tapi apakah kota lain sudah seperti yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya.
Berapa yang sudah positif, berapa yang sudah PDP dan berapa yang ODP, dan yang paling penting berapa jumlah warga yang sudah diperiksa.
Yogyakarta, Alhamdulillah, selama Maret (1-29) ada 9000 orang sdh diperiksa di Puskesmas, RS Jogjakarta dan RS Pratama.
Siapa mereka, sebagian besar adalah mereka yang baru pulang dari bepergian, dan mungkin juga yang sudah mudik. Itulah kesadaran warga, datang sendiri dan memeriksakan diri.
Hasilnya apa? Dari 9.000 yang diperiksa 267 ODP, sembilan PDP dan dua positif. Yang positif ini, satunya sebenarnya sudah sehat dan sudah lewat masa inkubasinya, tinggal nunggu hasil uji lab akhirnya saja.
Sebelumnya, di Keparakan ada balita positif, dan dua orangtuanya PDP, dan serumahnya total 19 orang PDP. Alhamdulillah semua sudah sembuh.
Sedangkan yang 9 PDP itu, semula ada 23 dan 14 sudah sembuh. Dan di Jogjakarta tidak ditemukan kasus dari ODP naik jadi PDP.
Alhamdulillah berkat kerja keras teman-teman dari Dinkes, RS Jogjakarta, RS Pratama dan Puskesmas serta kesadaran masyarakat, semuanya masih bisa ditangani.
Kita terus berharap semoga Allah senantiasa memberikan perlindungan kepada kita, agar mampu mengatasi semuanya.
Itulah kenapa kita masih mampu mengatasi.
Di samping perlindungan Allah, kesadaran masyarakat yang pulang dari berpergian segera periksa, kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungannya dengan terus bersih dan semprot secara mandiri dan semangat, atas kerjasama semua pihak, sehingga kita bisa terus menanganinya.
Sampai dengan 29 Maret, sudah hampir 75 persen wilayah Yogyakarta di kampung-kampung sudah melakukan semprot desinfektan.
Hampir semua pertokoan, pasar, tempat-tempat publik menyediakan tempat cuci tangan, yang istimewanya dilakukan secara swadaya masyarakat. Sekali lagi, itu istimewanya masyarakat Yogyakarta.
Saya berharap dengan hal tersebut di atas, kita selalu saling menjaga, saling melindungi dengan penuh kasih sayang.
Saudara kita yang baru datang atau mudik, kita dorong untuk diperiksa di Puskesmas, kita dorong melakukan isolasi diri selama 14 hari.
Hal itu karena atas kesadaran saling mengasihi dan melindungi untuk memberikan keselamatan bersama, keselamatan orangtua dan saudara-saudaranya, keselamatan tetangganya dan keselamatan seluruh masyarakat Yogyakarta yang selalu terbuka dan saling menghormati.
Mari kita jaga Yogyakarta agar terus bisa memutus mata rantai sebaran Virus Corona karena kebersamaan kita semua.
Karena kasih sayang di antara kita semua, karena keinginan untuk saling menyelamatkan seluruh masyarakat Yogyakarta.
Semoga Allah SWT senantiasa menjaga dan melindungi kita semua. Jangan bosan menyebar virus kebaikan, agar kebaikan itu menular ke mana-mana.
Sumber: akuratnews