INDONESIAKININEWS.COM - Potongan video politisi Fahri Hamzah tentang Jokowi dan Habib Rizieq beredar di media sosial Twitter. Video tersebu...
INDONESIAKININEWS.COM - Potongan video politisi Fahri Hamzah tentang Jokowi dan Habib Rizieq beredar di media sosial Twitter.
Video tersebut banyak menarik perhatian netizen.
Video tersebut diposting @tan*****. Dalam video tersebut, Fahri Hamzah terlihat sedang menjadi pembicara di sebuah acara. Ia kemudian menceritakan tentang konflik ideologi yang diciptakan Jokowi.
"Pak Jokowi menciptakan konflik ideologi. Apa sekarang hasilnya?" tutur Fahri Hamzah dalam video tersebut.
Ia kemudian mencontohkan dalam pengurusan Habib Rizieq.
"Cuma ngurus Habib Rizieq, yang tadinya ga terkenal, bukan siapa-siapa, dijadiin musuh negara. Dibikin rekayasa, jadi konflik besar seperti sekarang ini, jadilah Habib Rizieq jadi tokoh besar."
"Setelah itu bingung sendiri bagaimana mengatasinya. Kenapa bikin konflik ideologi," tutur Fahri Hamzah dalam video tersebut.
"Video Ini kira2 2017...sekarang 2020. Oi jakarta Tell me..." tulis dia.
Ia kemudian menegaskan:
"Orang jakarta telmi..." cuit Fahri.
Tidak jelas siapa yang disebut Fahri Hamzah telmi.
Video ini dikomentari banyak netizen. Salah satunya tentang kekritisan Fahri Hamzah yang mulai tumpul.
"Dulu Abang Khan singa podium ...sekarang udah ngga," cuit @iska*****
"Saya ngikutin itu bang di yutub......acara di ambon kan.....yg dtg aneka golongan dan agama.....Tapi sebenarnya disitu abang lbh menyoroti KPK..." cuit @ash****
"Jadi benar dulu kasusnya direkayasa ya Bang?" cuit @nep
Dalam video itu, pendiri Partai Gelora ini mengatakan sulitnya untuk mendaftar sebagai presiden. Sebab ongkos politik yang harus dimiliki sangat besar.
"Presiden tidak bisa digantikan dengan wali kota, gubernur, atau negara lain. Karena itu, ongkos menjadi presiden Rp 20 triiliun.
Ini pekerjaan yang berat," ujar Fahri dalam channel YouTube Fahri Hamzah Official, beberapa waktu lalu.
Bahkan untuk menjadi calon presiden membutuhkan banyak uang. Sebab tiket untuk menjadi calon presiden mahal sekali dan belinya ke partai.
"Tiketnya mahal, jadi kita sendiri ga bisa (beli) karena mahal, sabar aja.
Kalo tiketnya tanda tangan rakyat 100 orang, saya yakin bisa gampang dapat tiketnya," ucap dia.
"20 persen belinya di partai-partai, cash and carry. Jadi, kita bisa berdebat tapi ga punya panggung," ucap dia.
Karena itulah beberapa tahun lalu, ia bersafari membuat acara Fahri Voice Netizen. Salah satunya di Ambon
"Saya orang media sosial. Saya paling suka twitwar, saya suka menyerang orang-orang yang dipuji orang. Ini sifat jelek saya.
Kalau ada orang yang banyak dipuji, saya serang karena saya lihatnya seperti berhala. Seperti zaman nabi Ibrahim, ada berhala dihancurkan, dipatahkan lehernya," tutur dia.
"Sama seperti KPK, dipuji orang, saya ga suka, saya serang. Saya tunggu, berani balas ga, ternyata ngga.
Tangkap sana sini, tapi kerugian negara ga dibalikin," tutur dia.
Misalnya, kasus Freeport yang dikatakan rugi Rp 185 triliun, namun tak ada satu pun yang ditangkap.
Lalu kasus Century, rugi Rp 6,7 triliun, namun yang jadi tersangka cuma satu orang.
Begitupun kasus Pelindo 2 yang dikatakan kerugiannya Rp 3,08 triliun, tapi masih bebas.
"Lalu Sumber Waras Rp 183 miliar tapi ga diurusin padahal ada temuan BPK," tutur dia.
S: jurnal gaya