INDONESIAKININEWS.COM - Jagat maya dihebohkan dengan munculnya event organizer, Aisha Weddings yang menawarkan jasa pernikahan anak di bawa...
INDONESIAKININEWS.COM - Jagat maya dihebohkan dengan munculnya event organizer, Aisha Weddings yang menawarkan jasa pernikahan anak di bawah umur dengan modus membawa-bawa agama Islam.
Usai menjadi trending topic di media sosial pada Kamis, 11 Februari 2021 sejumlah netizen pun mencoba untuk menelusuri jejak digital Aisha Weddings tersebut.
Salah satu pengguna Facebook, Mayumi Fujimoto mengungkapkan dari sisi analisis jejak digital Aisha Weddings ternyata penuh dengan tipu-tipu.
Menurut penelusurannya, dari platform digital saja Aisha Weddings ini mengisi konten mereka dengan tipu-tipu dan mencomot konten dari jasa wedding organizer lainnya yang punya nama mirip yakni Aisha Wedding tanpa huruf ‘s’.
Mungkin Anda menyukai ini:
Mayumi mendetekasi konten Aisha Weddings mencomoti konten Aisha Wedding yang memang betul ada dan bujan tipu-tipu.
Berdasarkan analisanya, kata Mayumi, situs Aisha Weddings sebelum lenyap itu websitenya kopong, baru muncul Oktober 2020 dan mencopot foto di Google.
“Kalau kamu klik kontak di website Aisha Weddings kamu nggak akan bisa membuka website itu kedua kali pada halaman yang sama,” tulis Mayumi Fujimoto di narasi unggahannya.
Temuan Mayumi tersebut senada dengan pengguna Twitter, Representatif.
“Ini web nyimpen IP address lu. Kalau lu periksa satu satu, sehingga lu gak akan bisa akses kedua kali setelah lu klik beberapa fitur,” cuit Representatif.
Ia pun menilai, modus jasa Aisha Weddings tersebut yakni sengaja ingin memfitnah agama Islam bahwa seakan-akan Islam itu pedofil lantaran menawarkan pernikahan anak di bawah umur.
“Gila ini fitnahnya seakan akan islam itu peodofil, dah gitu main phising anjir, hati hati saat membongkar hoax. Gila gak cuma fitnah ke Islam, ini juga phising,” ungkapnya.
Mengutip Hops.id, pakar analisis percakapan media sosial Ismail Fahmi juga ikut mengomentari Aisha Weddings itu.
Berdasarkan analisisnya lewat archive.org, Ismail mengungkapkan situs website Aisha Weddings kontennya belum lengka. Baru beberapa halaman saja yang diisi yakni halaman Keyakinan tentang Poligami, Untuk Kaum Muda.
“Sepertinya web ini baru dibuat, tapi keburu ketahuan,” kata Ismail.
Ismail yang membuat Drone Emprit ini juga menilai isi konten website Aisha Weddings provokatif. Pasalnya, dalam konten situsnya dituliskan manfaat poligami yang bisa dinikmati umat Islam.
Ia pun menyoroti soal peta percakapan media sosial soal Aisha Wedding, ternyata sukses menjadi perhatian nasional.
Dari analisis media sosial tersebut, Ismail mendapatkan setidaknya empat kesimpulan atas Aisha Weddings.
“Pertama, Aisha Weddings ini sebagai WO resmi tidak jelas keberadaannya baik secara online maupun offline. Kedua, situs onlinenya juga baru diisi kontennya pada 9 Februari 2021 dan sebelumnya terakhir diupdate 2018, itu pun redirect ke situs lain,” ujar Ismail.
Ketiga, lanjut Ismail, disinformasi yang meresahkan ini serius dibuat, dilihat dari spanduk (offline) yang disebar di beberapa titik.
Selanjutnya keempat, menurut Ismail, yakni banyak pihak sudah menyatakan keberatan atas iklan nikah muda, poligami, penyimpangan pemahaman agama dan UU yang dibuat oleh Aisha Weddings itu.
“Jika tujuannya untuk membangun keresahan, misi ini cukup berhasil, karena narasinya berhasil menarik komentar dari berbagai organisasi besar, dan juga diliput media mainstream dan TV,” ujarnya.
S: Makasar terkini