INDONESIAKININEWS.COM - "Tinggalkan atau kau mati!"teriakan keluar dari mulut Jenderal TNI Benny Moerdani saat anggota Kopassus y...
INDONESIAKININEWS.COM - "Tinggalkan atau kau mati!"teriakan keluar dari mulut Jenderal TNI Benny Moerdani saat anggota Kopassus yang sedang menjalankan operasi khusus menemukan peti berisikan uang.
Kejadian itu merupakan sekelumit kisah prajurit Kopassus saat menjalankan misi-misi di lapangan pada masa lalu.
Kopassus atau Komando Pasukan Khusus adalah satu di antara pasukan elite TNI yang disegani.
Kopassus menjadi pasukan elite yang menguasai beberapa klasifikasi, baik di darat, udara dan air.
Selain dinilai sebagai pasukan elit dengan kemampuan tinggi, loyalitas mereka pada negara tak perlu diragukan.
Siapa yang meragukan loyalitas dan kesetiaan para prajurit Kopassus untuk NKRI?
kopassus
kopassus (ist)
Korps Baret Merah merupakan pasukan elite TNI AD yang memiliki sejarah panjang loyalitasnya terhadap tegaknya N
Tak diragukan lagi para prajurit Kopassus merupakan ptariot yang berani mati untuk negara dan tak tergiur oleh harta benda.
Satu diantara kisah yang dialami oleh Benny Moerdani dan Dading Kalbuadi ini merupakan satu diantara yang menginspirasi.
Keduanya saat itu menjalani misi berbahaya terjun ke pertahanan musuh untuk membasmi pemberontak.
Ini merupakan satu di antara misi berbahaya RPKAD.
Pasukan khusus yang saat ini bernama Kopassus itu melakukan penumpasan pemberontakan di beberapa wilayah Indonesia.
Benny Moerdani dan pasukan Kopassus diterjunkan dari pesawat untuk bisa ke sasaran.
Meski belum pernah ikut latihan terjun payung, dia selamat sampai darat.
Bersama pasukan yang dipimpinnya, bandar udara Pekanbaru akhirnya dapat direbut kembali.
Kisah tentang Kopassus ini ditulis Julius Pour dalam buku Benny Tragedi Seorang Loyalis.
Operasi penumpasan PRRI merupakan satu di antara misi berbahaya yang dilakukan Resimen Para Komando Angkatan Darat ( RPKAD). Pasukan ini merupakan cikal bakal Kopassus.
Operasi militer yang dipimpin Letnan Satu Leornadus Benny Moerdani, berhasil membuat kocar-kacir tentara pemberontak yang saat itu berada di sekitar Lapangan Udara Simpang Tiga, Pekanbaru.
Benny dan pasukan Kopassus diterjunkan dari pesawat untuk bisa ke sasaran.
Benny Moerdani, sosok penting dalam misi pembebasan sandera di Thailand oleh Kopassus
Benny Moerdani, sosok penting dalam misi pembebasan sandera di Thailand oleh Kopassus (Kolase Grid.id)
Meski belum pernah ikut latihan terjun payung, Benny Moerdani sukses terjun dengan selamat bahkan mampu memimpin pasukannya merebut bandar udara Pekanbaru.
Pertempuran didahului dengan serangan udara ke daerah lawan.
Di atas udara Lapangan Udara Simpang Tiga yang dikuasai pasukan PRRI, satu persatu pesawat pemburu P-51 Mustang dan Bomber B-25 Mitchell menukik berurutan.
Pesawat pemburu itu menghamburkan rentetan peluru berkaliber 12,7 milimeter.
Aksi gabungan fighter dan bomber itu dimaksudkan untuk mengamankan Lapangan Udara Simpang Tiga, sebelum pasukan Lintas Udara diterjunkan.
Pasukan PRRI yang mengawasi senjata Arhanud di landasan, hanya sempat memberikan perlawanan sebentar, sebelum berhamburan melarikan diri.
Pasukan penyerbu, terdapat Letnan Satu Leornadus Benny Moerdani, Komandan Kompi A RPKAD.
Sebagai Danki (komandan kompi), Benny agak resah.
Pasalnya, meski memiliki kualifikasi Komando, dia sama sekali belum pernah mengikuti latihan terjun.
Isyarat bersiap
Mendekati Simpang Tiga, jump master memberi isyarat bersiap.
Begitu lampu merah menyala pintu Dakota langsung terbuka.
Tiga kompi pasukan Lintas Udara berhasil mendarat dengan selamat tanpa kerugian apapun.
Para pemberontak tak mengira pasukan TNI telah mendarat.
Melihat pasukan Komando bergerak cepat sembari mengumbar tembakan, pasukan PRRI lari kocar kacir masuk hutan.
Pasukan pemberontak itu meninggalkan peralatan perang dan bantuan dari Amerika Serikat yang baru dikumpulkan di landasan.
Temukan peti penuh uang
Ada hal mengejutkan ditemukan RPKAD.
Saat di landasan, Letnan II Dading Kalbuadi, rekan Benny, menendang sebuah peti kayu.
Mereka terkejut saat melihat isi peti tersebut.
Ternyata, peti itu berisi uang berjumlah banyak.
Dading sempat bertanya kepada Benny, yang kemudian dijawab untuk ditinggalkan saja.
"Sudahlah jangan kau hiraukan. Tinggalkan saja, nanti kamu mati," kata Benny.
Selain uang, pasukan baret merah itu dikejutkan dengan persenjataan para pemberontak.
Semuanya senjata modern.
Walau menerima bantuan senjata dari asing, rupanya, PRRI tak punya semangat juang yang tinggi.
Hanya dalam hitungan menit, Lapangan Udara Simpang Tiga jatuh ke tangan RPKAD.
Benny, dengan inisiatifnya, menyuruh seorang anggota PRRI yang menyerah untuk menyetir sebuah truk berkeliling beberapa kali di landasan.
Itu untuk memastikan tidak ada ranjau atau bobby trap yang dipasang PRRI di sekitar landasan.
Itulah satu di antara misi RPKAD saat menumpas pemberontakan di Indonesia. (TribunJambi.com)
(*/ tribunmedan.com)