INDONESIAKININEWS.COM - Memang sulit menghapuskan cahaya yang memancar dari dalam jiwa seorang Ahok. Karena cahaya itu memang bagian dari j...
Cahaya yang juga selalu membuat Ahok mengabdi sepenuhnya buat negara, tanpa memikirkan mengambil keuntungan buat diri sendiri. Cahaya yang tidak pernah dilupakan oleh orang-orang yang pernah merasakan pertolongannya yang tulus tanpa pamrih.
Cahaya yang tidak pernah berhasil dipadamkan oleh orang-orang zhalim, yang mengatasnamakan umat tapi sejatinya hanyalah buat kepentingan politis. Cahaya itu tidak pernah padam, meredup pun tidak. Makin dizholimi, makin bersinar. Itulah Ahok.
Saya tidak mengkultuskan seorang Ahok. Saya sadar bahwa Ahok pernah keseleo lidah. Mengucapkan yang tidak perlu diucapkan, walaupun tujuannya baik buat mengingatkan warga.
Nyatanya, Ahok memang sebuah pribadi yang jarang ada di negeri ini. Saya yakin pasti ada yang menyesal pernah ikut menzholimi Ahok. Karena sudah melihat apa yang akhirnya mereka dapatkan sekarang.
Ibarat kata, batu kali diambil dielus-elus, eeh emas sebongkah malah dibuang dan disia-siakan. Udah deh, jangan malu buat mengakuinya, bambaaaaaang…! Selow, bro, sis, kita tidak perlu menyebut nama ya.
Ada saatnya dalam tulisan itu kita tidak perlu menyentil namanya yang tidak perlu disebut. Karena tulisan ini khusus tentang Ahok saja.
Saya kira Ahok ditempatkan di mana saja pasti akan menghasilkan kinerja dan prestasi. Di Pertamina Ahok sudah membuktikan kontribusinya buat negara.
Walaupun sempat kena tudingan, sempat mau dijadikan polemik dan disalahkan karena Pertamina sempat merugi di awal 2020, tapi akhirnya Ahok membuktikan kalau dia memang bisa membawa keuntungan buat negara
Sudah ada beberapa gebrakan yang dibuat oleh Ahok. Seperti yang dilansir oleh detik.com Sumber. Di antaranya, budaya baru yang dikenalkan Ahok di Pertamina. Yakni terbukanya kesempatan bagi seluruh staf Pertamina untuk ikut tes buat posisi strategis seperti Senior Vice President.
Sempat juga Ahok membongkar aib internal Pertamina. Menyebut ada direksi yang hobi melobi menteri, buat mendapatkan posisi.
Satu lagi gebrakan yang memang bagus untuk Pertamina, yakni dibentuknya tim khusus untuk bernegosiasi ulang dengan para investor yang pernah dan mau kerjasama dengan Pertamina. Tentunya untuk menghindari nego-nego bodong, ya kan? Menghindari adanya pembelian lahan yang tidak ketahuan berapa dan di mana, tahu-tahu dikorupsi, gitu kaaan…
Akhirnya Ahok pun seakan “menampar” orang-orang yang membenci dirinya. Dengan menyetorkan keuntungan besar ke negara buat tahun 2020, walaupun terjadi pandemi. Sebesar Rp 126,7 triliun.
Tuuuh, Ahok mana pernah menyia-nyiakan uang rakyat, apalagi sampai buang-buang nggak jelas. Sampai ratusan miliar yang katanya buat balapan, tapi nyatanya nggak pernah jadi. Sementara selama kurang lebih setahun di Pertamina, Ahok malah setor duit ratusan triliun buat negara Sumber.
Apalagi tahun ini, ekonomi mulai dipulihkan, bisa berlipat lagi keuntungan yang bakal didapatkan dan disetorkan Pertamina buat negara.
Herannya ya, walaupun yang di sana memakai ratusan miliar duit rakyat buat sesuatu yang nggak ada bentuknya, tetap saja masih ada yang puja-puja. Kadrun emang kebalik-balik dunianya.
Ahok tidak berhenti menguntungkan negara. Dia pun bikin gebrakan lagi. Ada fasilitas kartu kredit yang diterima oleh jajaran manajer, direksi dan komisaris di Pertamina. Ahok sendiri memilikinya.
Dengan limit yang fantastis, Rp 30 miliar. Kalau orang lain sih, saya kira pasti akan menikmatinya selama-lamanya. Namun, Ahok memang beda. Justru dia akan menghapuskan fasilitas tersebut.
Dilansir detik.com, Ahok menjelaskan fasilitas kartu kredit ini memiliki potensi penyalahgunaan yang besar. Pemakaiannya bisa tidak tepat sasaran. Di sisi lain, fasilitas ini menurutnya tak memiliki dampak untuk memajukan kinerja perusahaan. "Kemarin (14/6) saya sudah sampaikan di RUPS (rapat umum pemegang saham). 'Mulai hari ini tidak boleh makai kartu kredit perusahaan lagi', segera ditutup dan kembalikan," tegas Ahok. Keputusan itu secara lisan sudah disetujui oleh dewan komisaris dan dewan direksi, juga oleh Menteri BUMN. Sumber Sumber.
Kalau bukan Ahok (atau Jokowi), rasanya jarang ada orang lain yang mau menghilangkan fasilitas bagus yang dia terima. Saya harap sikap Ahok ini bisa menular ke para pejabat lainnya. Ya memang sulit, tapi boleh lah berharap. Selalu dari kura-kura
S: Ninanoor
