INDONESIAKININEWS.COM - Batalnya mutasi Letjen Kunto Arief Wibowo oleh Panglima TNI diduga ada peran Presiden Prabowo. Letjen Kunto Arief ...
INDONESIAKININEWS.COM - Batalnya mutasi Letjen Kunto Arief Wibowo oleh Panglima TNI diduga ada peran Presiden Prabowo.
Letjen Kunto Arief Wibowo yang merupakan anak Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno itu sempat dicopot dari jabatannya sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I menjadi Staf Khusus Kepala Satuan Angkatan Darat (KSAD).
Pembatalan ini menimbulkan spekulasi politik, terlebih karena dikaitkan dengan posisi Prabowo Subianto, yang disebut-sebut memiliki pengaruh besar dalam pembatalan mutasi tersebut.
Dalam sehari, keputusan mutasi terhadap Letjen Kunto dan beberapa perwira tinggi (Pati) itu diralat.
Menanggapi hal itu, Rocky Gerung menilai dengan munculnya Wiranto, memberikan isyarat bahwa Prabowo peduli dengan kasus ini.
"Kalau Presiden enggak peduli ya tentu dia enggak akan kirim Pak Wiranto," kata Rocky Gerung dikutip dari Youtube Rocky Gerung Official, Minggu (4/5/2025).
Untuk itu kata dia, sebelum ada reaksi yang lebih besar dari publik yaitu mendukung statement dari para purnawirawan, Prabowo mengirim sinyal melalui Pak Wiranto bahwa dia peduli dengan kasus ini.
"Artinya akan jadi perhatian utama Presiden, dan mungkin hasil dari evaluasi terakhir Presiden mengambil keputusan, ini saya hanya lakukan dugaan hipotetis, untuk memulihkan Pak Kunto Arief itu ke posisi yang semula itu," jelas Rocky Gerung.
Jika Presiden yang memutuskan itu, lanjutnya, itu artinya ada sesuatu sinyal yang gak diberitahu oleh Prabowo bahwa Letjen Kunto Arif tetap benar, dan tidak ada hubungan dengan para purnawirawan.
"Walaupun Pak Try Sutristo adalah ayahnya. Sekaligus orang menganggap bahwa ya Pak Prabowo mengerti bahwa posisi Kunto Arief itu rentan justru karena dia anaknya wakil presiden, mantan wakil presiden kita yaitu Pak Try Sutrisno," katanya.
Ia juga menduga adanya semacam kedaruratan sehingga dalam waktu singkat posisi Letjen Kunto segera dipulihkan lagi kedudukannya.
"Dugaan saya pasti karena Presiden tidak menginginkan Kunto itu diasosiasikan dengan para jenderal tuh. Sebaliknya publik mungkin menduga bahwa justru dengan dipulihkannya kembali ke Pak Kunto itu maka posisi Pak Try atau pikiran Pak Try melalui deklarasi atau maklumat itu betul-betul serius," bebernya.
Rocky Gerung juga mengatakan, dalam waktu satu dua hari ini, isu tersebut bisa lebih diperjelas dan mungkin Wiranto akan kembali memberikan keterangan setelah Letjen Kunto Arief dipulihkan.
"Yang jelas jawaban Pak Prabowo terbaca hitam atas putihnya, bahwa tegas bahwa kunto Arif itu jangan disebut, jangan jadi korban dari keadaan yang memang sedang ramai di publik. Atau dengan kata lain jangan kasih sinyal bahwa seolah-olah karena Pak Kunto itu anak Pak Try Sutrisno, maka dia sebut saja disingkirkan secara ya dalam tanda petik," jelas Rocky Gerung.
Di samping itu, Rocky Gerung juga mengatakan kalau dianulirnya keputusan pencopotan Letnan Kunto ini bisa menjadi angin segar bagi para purnawirawan.
"Karena sebelumnya kan terlihat mereka seperti dalam tekanan ketika Letjen Kunto dicopot dan kemudian juga Presiden lebih menerima PPAD purnawirawan yang enderung tidak sejalan dengan pandangan dari purnawirawan-purnawirawan yang berada di bawah asunnya Pak Try, katakanlah kita menyebutnya begitu ya," ungkapnya.
Bukan cuma itu saja, kata dia, ini juga jadi angin segar bagi pihak-pihak yang melakukan perlawanan terhadap keluarga Jokowi.
"Dan tentu saja ini kelompok-kelompok perlawanan terhadap keluarga Muliono. Karena ini mereka seperti mendapat angin segar ini untuk terus mendesak agar Gibran Rakabumi itu dimakzulkan," pungkasnya.
Klarifikasi TNI Soal Pembatalan Mutasi 7 Pati
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Brigjen Kristomei Sianturi menegaskan bahwa ralat mutasi ini bukan karena tekanan atau pengaruh dari pihak eksternal, apalagi politik.
Kristomei menepis anggapan bahwa mutasi dibatalkan karena keterlibatan ayah Letjen Kunto, Try Sutrisno, dalam Forum Purnawirawan TNI-Polri yang mendesak pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
"Mutasi ini tidak terkait dengan apa pun di luar dari organisasi TNI. Jadi ini sesuai dengan profesionalitas, proporsionalitas, dan memang kebetulan organisasi di saat ini,” ujar Kristomei, Jumat (2/5/2025).
“Tidak terkait dengan misalnya, oh kemarin itu orangtuanya Pak Kunto, enggak ya, tidak ada kaitannya,” lanjut dia.
Ia menyebutkan, keputusan tersebut sudah melalui mekanisme resmi dalam sidang Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi.
Sumber: Tribunpekanbaru.com
Sumber: Tribunpekanbaru.com