IndonesiaKiniNews.com - Kejadian memalukan dipertontonkan dalam sidang paripurna anggota DPRD Bone yang membahas rancangan LKPJ 2018. Seora...
IndonesiaKiniNews.com - Kejadian memalukan dipertontonkan dalam sidang paripurna anggota DPRD Bone yang membahas rancangan LKPJ 2018.
Seorang anggota DPRD, Andi Syaifullah Latief, naik meja dan melempar kursi. Apa kabar anggota Dewan yang terhormat?
Peristiwa itu bermula saat salah satu anggota DPRD, Andi Atoro, meneriaki sekumpulan anggota DPRD lainnya di dalam ruang rapat paripurna.
Atoro mempertanyakannya ke kubu sebelah mengapa tidak mau membubuhi tanda tangan.
"Kenapa datang kalau tidak mau bertanda tangan?" teriak Andi Atoro di ruang Rapat Paripurna DPRD Bone, Jalan Reformasi, Bone, Sulsel, Rabu (30/5/2018).
Tanda tangan sejumlah anggota dibutuhkan sebagai syarat kuorum paripurna baru bisa dimulai. Teriakan tersebut justru menyulut emosi anggota Dewan lainnya.
Sejurus kemudian, Andi Saifullah, yang tersulut emosi, membanting kursi dan naik ke meja sidang sambil berteriak serta menunjuk-nunjuk anggota Dewan lainnya.
Selain itu, papan nama dan mikrofon pun sempat dicabut dan dilempar.
"Saya bukan orang takut mati, kurang ajar semua ini, yang mulai siapa?!!" teriak Saifullah dengan lantang, yang kemudian naik ke atas meja.
Peristiwa gaduh ini dilerai anggota DPRD lainnya dan rapat diskors untuk sementara.
Agenda sidang paripurna khusus untuk membahas rekomendasi DPRD atas LKPJ Bupati Bone tahun anggaran 2017 seharusnya dibuka pada pukul 10.00 Wita.
Namun kemudian resmi dibuka oleh Ketua DPRD Bone sekitar pukul 12.00 Wita.
Naik Meja Saat Rapat, Anggota DPRD Bone: Itu Hal Biasa
Anggota DPRD Bone, Andi Syaifullah Latief naik meja saat rapat paripurna. Ia lalu membanting kursi sehingga patah. Ia berhasil dibujuk dan kemudian ikut menandatangani daftar hadir. Dalam sidang pun kemudian, Syaifullah kerap melontarkan interupsi.
"Jadi begini, itu hal biasa, dinamika rapat. Di sini ada hak imunitas," kata Syaifullah kepada detikcom di DPRD Bone, Jalan Reformasi, Bone, Sulsel, Rabu (30/6/2018).
Kericuhan itu bermula saat anggota DPRD terpecah dua kubu. Mereka lalu saling lontar sindirian dengan teriak. Syaifullah tak terima dan naik meja.
"Tadi mereka semua marah karena kami tidak tanda tangan di absen padahal itu hak. Kami sejak awal telah WO. Sebelumnya dari 7 fraksi hanya ada 3 fraksi yang setuju, ada anomali di dalam LKPJ ini, kami tidak mau ikut terlibat dalam pelanggaran hukum. Ini demi kepentingan rakyat," ungkap Syaifullah yang juga politisi PBB itu
Syaifullah menyatakan adanya kekeliruan mengenai jadwal paripurna ini.
"Di sini kita harus akui bersama, ada regulasi. Sesuai PP No 3 tahun 2007 itu sangat jelas, bahwa penyampaian LKPJ paling lambat dilaksanakan 3 bulan setelah berakhirnya tahun anggaran. Sementara kami dari Fraksi PBB melihat bahwa itu sudah lewat satu bulan," kata Syaifullah.
Sementara itu, Ketua DPRD, Andi Akbar Yahya yang ditemui usai rapat juga ikut menyatakan insiden kericuhan menjelang rapat tersebut adalah bagian dari dinamika rapat.
"Perbedaan itu biasa, tapi di sini di DPRD tidak boleh ada yang menjudge bahwa saya ini benar. Tadi itu, saya tidak buka karena peserta rapat belum quorum, tapi saya pikir ini bukan persoalan kelembagaan tapi mungkin masalah pribadi," ungkap Andi Akbar Yahya
sumber: detik.com