$type=slider$meta=0$readmore=0$snippet=0$count=5$show=home

Pengakuan Indra Wijaya Arta, 6 Hari Tersesat Di Gunung Muro Kalteng : Saya Dengar Suara Tertawa Kencang, Suara Besi Dipukul & Orang Bernafas

INDONESIAKININEWS.COM -  Seorang pendaki bernama Indra Wijaya Arta Kesuma tersesat selama enam hari di Gunung Muro, Kalimantan Tengah. ...



INDONESIAKININEWS.COM - Seorang pendaki bernama Indra Wijaya Arta Kesuma tersesat selama enam hari di Gunung Muro, Kalimantan Tengah.

Indra yang menyukai alam memutuskan mendaki sendiri ke Gunung Muro pada Jumat (31/5/2019).

Awalnya Indra ingin melihat matahari terbit dari puncak Gunung Muro, namun mengurungkan niat karena pemberitaan mengenai pembunuhan yang terjadi di sekitar lokasi.

Ia memilih mendaki Gunung Muro di sore hari karena menargetkan melihat matahari terbenam.

Sebelum mendaki, Indra diberi tahu bahwa Gunung Muro jarang didaki oleh orang biasa.

Rata-rata yang mendaki adalah orang yang ingin mencari 'ilmu'.

Orang yang mendaki jarang ada yang kembali lagi.

Indra tidak menyepelekan cerita tersebut namun ia tetap memutuskan mendaki Gunung Muro.

Sebab, risiko pendakian kecil. Gunung Muro dikelilingi pemukiman sehingga bila tersesat akan lebih mudah bertemu warga setempat.

Indra berangkat seorang diri pada pukul 15.00.

Perjalanan diperkirakan memakan waktu 1 jam, namun Indra membutuhkan waktu 1 jam lebih untuk mencapai puncak.

Waktu tempuh Indra lebih lama dari yang diperkirakan karena ia mendaki sambil menghapal jalan turun.

Indra tidak membawa kompas. Ia hanya membawa senter, jas hujan, tiga roti, dan air 1,5 liter.

"Bukan saya meremehkan Gunung Muro, tapi saya pikir, malam itu saya bisa pulang asal saya ingat jalur," katanya dalam video Youtube Yosua Redfield.

Selama perjalanan ke puncak, Indra tidak menemukan kesulitan yang berarti.

Namun, perjalanan sulit yang sebenarnya adalah setelah ia puas melihat matahari terbenam.

Indra ingat turun pukul 18.30, setengah jam lebih cepat dari yang ia rencanakan.

Saat di jalan, Indra tergelincir dari jalur.

Meski begitu, ia tidak tergelincir terlalu parah.

Ia tidak terguling-guling. Badannya hanya meluncur. Kakinya beberapa kali terbentur akar pohon dan bebatuan.

Ketika itu, Indra berhasil menyelamatkan diri karena meraih ranting.

"Tidak mungkin lagi posisi saya ke atas (posisi semula) cari jalur, lumayan jauh soalnya," ucap Indra.

Terlebih, Indra hanya bisa mengandalkan penerangan senter yang terbatas.

Kemudian, Indra mencari jalur lain ke arah pemukiman. Ia menyusuri aliran sungai.

Saat itu, indra masih bisa menggunakan ponselnya karena masih ada sinyal.

Ia sempat menelepon adiknya dan memberi tahu kondisinya yang tengah mencari jalan pulang.

Sebenarnya Indra berniat menunggu ada yang menemukannya, namun ia mendengar suara besi yang dipukul.

Suara tersebut terdengar jauh namun sangat jelas.

Ketika didekati, sura tersebut hilang dan timbul.

Suara itu hilang ketika Indra berada di sebuah air terjun setinggi dadanya.

Di lokasi tersebut, Indra menyadari dirinya lebih tersesat dan ponselnya sudah tidak mendapat sinyal.

Akhirnya, Indra memutuskan untuk istirahat agar pencarian jalan dilakukan keesokan hari.

Namun, malam tersebut terasa janggal.

Indra yang memutuskan untuk tidur di pinggir air terjun mendengar suara tertawa.

Badannya yang tengah menyandar pada batu langsung siaga.

Suara itu sangat jelas dan dekat.

"Saya ada dengar suara tertawa, ha-ha-ha-ha. Makin dekat, makin tinggi intonasinya. Suaranya berani saya jamin dekat, dan saya berani (bilang) itu bukan suara binatang," katanya.

Indra meyakini suara itu berasal dari pohon besar yang ada di dekat air terjun.

Akhirnya, Indra memutuskan untuk mencari tempat lain untuk tidur.

Ia bergeser dari lokasi semula ke tempat yang lebih bawah.

Saat telentang, Indra mendengar suara napas.

Namun, ia masih berpikir logis bahwa suara tersebut hanya suara angin sebab di sekitarnya ada lubang-lubang tanah.

Keeskokan harinya, Indra kembali melanjutkan perjalanan mencari jalan pulang.

Hingga waktu Magrib tiba, Indra justru kembali ke air terjun semula.

"Padahal saya ikutin arah ke bawah, saya ingat air terjun itu," ucapnya.

Namun, Indra memutuskan untuk tidak beristirahat.

Ia kembali berjalan hingga matahari terbit.

Akhirnya, Indra menemukan pondok tanpa atap di samping sungai. Di bawahnya, berserakan bekas sampah rokok dan mi instan.

Ia beristirahat di tempat tersebut.

Indra mencoba mengisi tenaganya dengan cara berburu ikan, makan tunas pisang, dan perbekalannya.

Sebab, ia berencana kembali ke puncak Gunung Muro agar bisa kembali turun.

Namun, rencananya tidak berhasil, puncak pun tak terlihat.

Indra pasrah kembali ke pondok dan menunggu orang datang menemukannya.

Hari berganti hari, Indra masih tetap tak menemukan orang.

Hujan parah sempat melanda tempatnya. Jas hujan yang dibawanya pun robek.

"Ada rapia di situ, saya potong-potong lalu saya jahit (jas hujan)."

Ia sudah pasrah dengan hidupnya.

"Saya sudah berserah, untuk hari keenam ini saya sudah nyerah untuk hidup. Saya berdoa, 'Tuhan, kalau memang ini akhirnya saya siap tapi tolong lakukan secepatnya, saya enggak bisa menunggu besok lagi'," katanya.

Indra memperkirakan tubuhnya hanya bisa bertahan dua hari lagi.

Hanya berselang setengah jam dari Indra berdoa, ada tiga pemburu yang menemukannya.

Tiga orang tersebut menolong Indra yang telah dinyatakan hilang sejak enam hari lalu.

Indra diberi makan agar kuat berjalan.

Ketika ditemukan, Indra dalam kondisi lemas, kurus, dan matanya berkunang-kunang.

Namun, Indra masih bisa diajak berkomunikasi dan tak linglung.

Ternyata, tim SAR yang mencari Indra sudah mencari di sekitar pondok tersebut.

Namun, mereka tidak melihat adanya tanda-tanda manusia.

Begitu pula dengan Indra, ia tidak mendengar suara manusia yang mendekat.

Rupanya, pondok yang jadi 'rumah' bagi Indra selama enam hari itu berada di jalur berburu untuk warga.

Indra akhirnya bisa pulang setelah dijemput oleh keluarganya.


Pahari Indra Wijaya Arta Kesuma Mengatakan, "semua kita hanyalah penikmat Alam, tidak ada yg namanya penakluk alam, justru sebaliknya Alam yg akan menakluknan Manusia, cobalah utk belajar mencintai Alam, maka Alam akan mencintai kalian juga"

Terima Kasih Buat Pahari Indra Wijaya Arta Kesuma Atas Cerita dan kesaksiannya, 

sumber: tribunnews.com 


Name

Baerita,2,Berita,23964,Cek Fakta,3,H,151,HUMOR,7,Internasional,1000,Kesehatan,29,Nasional,23000,News,1361,OPINI,81,Politik,6,Seleb,3,Tekno,1,Viral,3,
ltr
item
IndonesiaKiniNews.com: Pengakuan Indra Wijaya Arta, 6 Hari Tersesat Di Gunung Muro Kalteng : Saya Dengar Suara Tertawa Kencang, Suara Besi Dipukul & Orang Bernafas
Pengakuan Indra Wijaya Arta, 6 Hari Tersesat Di Gunung Muro Kalteng : Saya Dengar Suara Tertawa Kencang, Suara Besi Dipukul & Orang Bernafas
https://i.ytimg.com/vi/3Hze8XHD6C8/hqdefault.jpg
https://i.ytimg.com/vi/3Hze8XHD6C8/default.jpg
IndonesiaKiniNews.com
https://www.indonesiakininews.com/2019/07/pengakuan-indra-wijaya-arta-6-hari.html
https://www.indonesiakininews.com/
https://www.indonesiakininews.com/
https://www.indonesiakininews.com/2019/07/pengakuan-indra-wijaya-arta-6-hari.html
true
1493314966655697463
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Selengkapnya Balas Cancel reply Hapus Oleh Beranda Halaman Postingan View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE CARI ALL POSTS Not found any post match with your request KEMBALI KE BERANDA Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy