INDONESIAKININEWS.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut penyebaran COVID-19 di ibu kota sudah sampai tahap mengkhawatirka...
INDONESIAKININEWS.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut penyebaran COVID-19 di ibu kota sudah sampai tahap mengkhawatirkan. Anehnya, di saat situasi seperti itu, anak buah Anies justru menggelar turnamen olahraga.
Ya, Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Pusat hari ini, Kamis (10/9), menggelar turnamen badminton di sebuah gedung tertutup di Jalan Zainul Arifin, Gambir.
"Iya (ada turnamen olahraga), ya cuma buat kita-kita (pegawai) doang. Bukan untuk warga umum," kata Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Pusat Marsigit saat dikonfirmasi.
Berdasarkan pantauan di lapangan, para peserta yang hadir dalam turnamen itu ada beberapa yang tidak menggunakan masker. Turnamen itu diikuti lebih dari 50 orang dan sempat berkerumun.
Saat ditanyai apakah kegiatan tersebut telah mendapatkan izin dari instansi terkait, Marsigit justru menjawab pihaknya telah merencanakan olahraga itu sejak jauh hari.
"Ini sudah direncanakan sejak lama. Jadi memang sudah lama direncanakan," kata Marsigit.
Jika mengacu pada paparan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait masa PSBB transisi yang saat ini masih dijalani di ibu kota, maka kegiatan olahraga indoor seharusnya tidak diperbolehkan.
Hanya kegiatan olahraga outdoor yang diperbolehkan. Itu pun dengan pembatasan sebesar 50 persen.
Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Tengku Zulkarnain menyebutkan sejumlah alasan mengenai kenapa lembaganya mendapatkan sorotan tajam atau yang disebutnya sebagai serangan secara masif.
Dia menyebut kalangan yang menyerang MUI, di antaranya buzzer yang sengaja dikerahkan untuk itu.
Tengku menyebut MUI mendapat serangan karena sejak awal menolak Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila sehingga kemudian tak jadi disahkan DPR dan ditarik kembali oleh pemerintah.
MUI juga sejak awal menolak RUU Badan Pembina Ideologi Pancasila yang diusulkan pemerintah -- yang disebut-sebut gantinya RUU HIP.
Di balik serangan itu, menurut Tengku, ada kekuatan pendukung komunisme.
"Kenapa MUI diserang secara masif? Buzzers dikerahkan, bahkan umat seberang agama Islam pun ikut menyerang MUI, dan para personal MUI? Jawabnya terang benderang. Karena MUI menolak RUU HIP dan RUU BPIP. Ada kekuatan pro komunis dan raksasa besar yang terganggu. Umat rapatkan barisan..!" kata Tengku melalui akun Twitter @ustadtengkuzul.
Bak gula, pernyataan Tengku selalu menarik perhatian netizen untuk berkomentar dengan segala perspektif mereka: ada yang menyerang Tengku, menyerang MUI, atau sebaliknya memberikan dukungan.
"Siaaap pak ustaz! Doakan juga mereka yang pro komunis akan segera "tumbang" sampai ke akar-akarnya sebelum kita "face to face," Allahu Akbar," kata seorang netizen.
Sementara netizen yang lain menyarankan agar dibedakan antara yang menghantam, mengkritik karena cinta MUI, dan yang hanya iseng. "Saya sendiri cenderung lebih suka kalau MUI berbenah, menjadi lembaga yang lebih modern diterima semua kalangan," kata seorang netizen yang diamini netizen yang lain.
Isu komunis yang sering diangkat Tengku disinggung oleh salah satu netizen. Dia menyebut isu itu menjadi andalan Tengku. "Andalannya itu gak jauh dari utang, buzzer, PKI. Itu aja diulang-ulang trus sampeai pemilu, tetapi gak kunjung menang. Kasihan," katanya.
Sumber: jpnn