$type=slider$meta=0$readmore=0$snippet=0$count=5$show=home

Bahasa Indonesia Tak Lagi Diajarkan di Timor Leste,Tapi Rakyat Bumi Lorosae BisaBerbahasa Karena ini

Pedagang aksesoris di Market Tais, di Timor Leste, Dili (foto: tribunnews)  INDONESIAKININEWS.COM -  Pelajaran Bahasa Indonesia di Timor Les...

Pedagang aksesoris di Market Tais, di Timor Leste, Dili (foto: tribunnews) 

INDONESIAKININEWS.COM - Pelajaran Bahasa Indonesia di Timor Leste sudah ditinggalkan oleh pemerintah negara itu sejak lepas dari Indonesia tahun 1999 lalu.

Pemerintah yang mewajibkan bagi siswa mulai dari SD hingga seterusnya menggunakan bahasa Tetun atau bahasa lokal setempat, kemudian bahasa Portugis dan Bahasa Inggris.

Namun Bahasa Indonesia di negara miskin itu masih gunakan oleh warga untuk pergaulan dan bahasa perdagangan

Tak geran bila warga Timor Leste masih sangat familiar dengan Bahasa Indonesia

Budaya Indonesia yang tersiar melalui acara-acara televisi Indonesia yang bisa diakses oleh melalui antena parabola atau televisi berbayar membuat warga negara Timor Leste sulit meninggalkan Bahasa Indonesia

Apalagi masyarakat sangat suka dengan film-film dan sinetron Indonesia ketimbang drama sabu dari Portuga atau negara-negara berbahasa Portugal antara lain Brasil.

Kekayaan lain Timor Leste yang menjadi kebangaan adalah kain tenun atau Tais

Namun kekayaan ini juga harus bersaing dengan kain tenun serupa dari Timor Barat yang merupakan wilayah Nusa Tenggara Timur Indonesia

Kain Tais merupakan salah satu kekhasan yang dimiliki oleh negara termuda Asia Tenggara, Timor Leste.

Setiap daerah memang biasanya memiliki kekhasan masing-masing, termasuk kain khasnya.

Jika mengunjungi Timor Leste dan ingin melihat atau membeli kain khas yang satu ini, kita bisa menemukannya di 'The Tais Market', Dili, tepatnya di di Jalan Kolmerah.

Selain kain Tais, di pasar tersebut kita juga bisa menemukan aksesoris dengan harga terjangkau.

Meskipun turis lokal dan mancanegara hilir mudik, harga aksesoris di tempat tersebut masih bisa ditawar.

Tais Market adalah pasar tradisional yang menjual kerajinan Timor Leste mulai dari kain tais (sejenis kain tenun), topi, gelang, kalung, bendera Timor Leste, hingga belak (kalung) imitasi untuk upacara perkawinan.

Dari luar, tempat penjualan kerajinan Timor Leste itu tampak sederhana. Hanya ada tulisan kecil yang samar terlihat, "Market Tais."

Namun, saat melangkah ke dalamnya terlihat cukup banyak petak-petak toko semi permanen yang menjual beberapa kerajinan serta souvenir khas Timor Leste.

Turis yang datang ke sini umumnya berbelanja aneka souvenir.

Fernandes, satu di antara penjual mengaku setiap hari selalu saja ada yang datang baik sekadar melihat-lihat, ambil foto hingga berbelanja.

Tais dan kerajinan lainnya diambil dari pengerajin di distrik atau provinsi sekitar, namun ada juga pengerajin yang tinggal di kota Dili.

Untuk berkeliling di sana, harus bersiap, pasalnya meski pernah menjadi bagian dari wilayah Indonesia, namun di antara penjualnya ada juga yang tak bisa bahasa Indonesia maupun Inggris.

Rata-rata warga Timor Leste terutama di Dili kini menguasai empat bahasa, Tetun, Bahasa Indonesia, dan Inggris sebagai bahasa pergaulan dan bahasa perdagangan serta Portugis sebagai bahasa pemerintahan.

Baca Juga: Jual-Beli Rumah Dilarang di Korea Utara, Ternyata Ini Cara Warga Kim Jong-un Punya Tempat Tinggal.

Generasi yang mulai masuk SD tahun 2000 tak lagi diajarkan bahasa Indonesia.

Kini bahasa di sekolah ada Bahasa Tetun, Portugis dan Inggris. Namun anak-anak serta anak baru gede (ABG) menguasai bahasa Indonesia melalui sinetron, berita, lagu dan sejumlah tayangan televisi Indonesia.

Masyarakat biasanya menagkses televisi Indonesia menggunakan parabola, di antaranya ada pula yang menggunakan saluran berbayar seperti Indovision dan Orange TV.

Berjalan-jalan ke Timor Leste laiknya berjalan di satu wilayah di Indonesia. Yang membedakann mereka kini punya presiden dan perdana menteri sendiri.

Kembali ke tais atau kain tradisional, menurut Leonel Ximenes Barbosa, yang mendampingi perjalanan di Timor Leste, masing-masing distrik memiliki ciri khas sendiri. Mulai dari corak hingga warna.

"Kalau sudah biasa mudah membedakan kerajinan tais dari Distrik Baucau atau Distrik Lospalos dan sebagainya," kata Lional, Direktur Eksekutif Fo Naroman Timor Leste (FNTL).

Sementara bagi Fernandes, berjualan tais tak hanya sekadar mengais rezeki.

Bagi dirinya berjualan tais sekaligus juga menjaga dan merawat budaya. Supaya budaya dan adat istiadat bisa tetap dilestarikan hingga ke anak cucu.

"Tais ini bagian dari budaya, menjual kain tais semacam duta bagi Timor Leste ke negara lain," kata Fernandes.

Dikatakan, saat Perserikatakan Bangsa Bangsa masih ada di Timor Leste, harga-harga turut naik dan ini berkah tersendiri bagi pedagang.

"Kini ekspatriat yang ada tinggal para turis, NGO internasional, pekerja pertambangan minyak, hingga kedutaan," timpal Lionel.

Warga Dili bangga dengan kain tais. Setiap tamu biasanya akan diberikan cinderamata dengan bahan kain tais.

Mulai bentuk kain, selendang, dikalungkan di leher, hingga tas.

Selain di Market Tais, ada juga beberapa lokasi yang menjual, di antaranya di Timor Plaza.

Itu merupakan mal terbesar di Dili, ukurannya kurang lebih Ayani Megamal di Pontianak.

"Tapi di Market Tais lebih murah, pilihan juga lebih banyak," kata Lionel.

Sejak kemerdekaan Timor Leste pada tahun 2002, setelah sejak tahun 1999 di bawah pemerintahan transisi PBB, berdasarkan konstitusi Timor Leste memiliki 2 bahasa resmi yaitu Bahasa Tetun dan Bahasa Portugis.

Selain itu dalam konstitusi disebutkan pula bahwa Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia dijadikan bahasa kerja.

Dalam praktik keseharian, masyarakat banyak menggunakan bahasa Tetun Portugis sebagai bahasa ucap.

Sementara bahasa Indonesia banyak dipakai untuk menulis.

Misalnya anak sekolah di tingkat SMA masih menggunakan bahasa Indonesia untuk ujian akhir.

Banyak mahasiswa dan dosen lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dan menulis karangan ilmiah.

Selain itu terdapat pula belasan bahasa daerah, diantaranya: Bekais, Bunak, Dawan, Fataluku, Galoli, Habun, Idalaka, Kawaimina, Kemak, Lovaia, Makalero, Makasai, Mambai, Tokodede, dan Wetarese.

Di bawah pemerintahan Presiden Suharto, penggunaan bahasa Portugis dilarang.

Saat ini bahasa Portugis di Timor Leste diajarkan dan dipromosikan secara luas dengan bantuan dari Brasil dan Portugal, meskipun terdapat keengganan dari beberapa kalangan muda berpendidikan.

Menurut Laporan Pembangunan PBB 2006, hanya kurang dari 5% dari penduduk Timor berbicara bahasa Portugis secara fasih.

Meskipun demikian, validitas laporan ini dipertanyakan oleh para anggota institut linguistik nasional Timor, yang mempertahankan pendapat bahwa bahasa Portugis diucapkan hingga 25% dari penduduk Timor.

Seiring dengan bahasa lokal lainnya, bahasa Tetum merupakan bahasa yang paling umum digunakan untuk berkomunikasi, sementara itu bahasa Indonesia masih banyak digunakan di media dan sekolah dari SMA hingga perguruan tinggi.

Sebagian besar kata dalam bahasa Tetum berasal dari bahasa Portugis, tetapi juga terdapat kata-kata serapan dari bahasa Indonesia, contohnya adalah notasi bilangan.

Timor Leste tidak memiliki budaya resmi, budaya masyarakat Timor Leste bergantung dengan budaya Timor Timur, yaitu campuran suku dengan Indonesia, salah satunya adalah Suku Marobo.

Selain itu, budaya Timor Leste juga dipengaruhi bangsa Portugis.

Suku Marobo adalah suku yang bertempat tinggal di beberapa desa di Bobonaro, kota Maliana, Timor Leste, khususnya desa Ilatlaun, Atuaben, dan Soileso.

Pada 1990 diketahui bahwa jumlah populasinya sekitar 3.000 jiwa.

Suku Marobo masih mempunyai tali saudara dengan suku Kemak dan menggunakan bahasa Kemak, sehingga sering juga disebut orang Kemak Marobo.

Selain bahasa Kemak, suku Marobo juga menggunakan bahasa lain, yaitu bahasa Bunak atau Tenun Terik sebagai lingua franca untuk berkomunikasi dengan bangsa lain yang ada di sekitarnya.

Jenis bahasa mereka adalah jenis bahasa orang laut yang terancam punah, bersamaan dengan bahasa-bahasa milik suku bangsa Punan, Asmat, Mentawai, dan Sakai.

Seorang antropolog Prancis bernama Brigitte Clamagirand pernah menetap di pemukiman suka Marobo.

Ia membuat dokumentasi yang menggambarkan masyarakat Marobo mempunyai keahlian di seni tenun.

Suku Marobo memang terkenal atas tenun (atau 'tais', sebuah jenis tenun Timor Leste). Sayangnya, pengetahuan tenun dengan masyarakat Marobo sendiri terputus saat Indonesia menduduki Timor pada 1975.


s: tribunnews.com


Name

Baerita,2,Berita,23964,Cek Fakta,3,H,151,HUMOR,7,Internasional,1000,Kesehatan,29,Nasional,23000,News,1361,OPINI,81,Politik,6,Seleb,3,Tekno,1,Viral,3,
ltr
item
IndonesiaKiniNews.com: Bahasa Indonesia Tak Lagi Diajarkan di Timor Leste,Tapi Rakyat Bumi Lorosae BisaBerbahasa Karena ini
Bahasa Indonesia Tak Lagi Diajarkan di Timor Leste,Tapi Rakyat Bumi Lorosae BisaBerbahasa Karena ini
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicLdsCguO3JeQYJGuMhhUGDJigTL-3KRlv34oSXteTQiaK2UUXXCfMEso8eCdI-TNWNycGPNLDNduHab1oAOG8mrLZ-1NpNPKOlb-CytjlagQJZYiwio9ncVlJfa736l9bweSmmJqEVAVB/w640-h360/pedagang-aksesoris-di-market-tais-di-timor-leste-dili.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicLdsCguO3JeQYJGuMhhUGDJigTL-3KRlv34oSXteTQiaK2UUXXCfMEso8eCdI-TNWNycGPNLDNduHab1oAOG8mrLZ-1NpNPKOlb-CytjlagQJZYiwio9ncVlJfa736l9bweSmmJqEVAVB/s72-w640-c-h360/pedagang-aksesoris-di-market-tais-di-timor-leste-dili.jpg
IndonesiaKiniNews.com
https://www.indonesiakininews.com/2020/10/bahasa-indonesia-tak-lagi-diajarkan-di.html
https://www.indonesiakininews.com/
https://www.indonesiakininews.com/
https://www.indonesiakininews.com/2020/10/bahasa-indonesia-tak-lagi-diajarkan-di.html
true
1493314966655697463
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Selengkapnya Balas Cancel reply Hapus Oleh Beranda Halaman Postingan View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE CARI ALL POSTS Not found any post match with your request KEMBALI KE BERANDA Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy