INDONESIAKININEWS.COM - Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii menyoroti soal fenomena mendewakan sosok yang mengaku keturunan nabi. Front Pe...
INDONESIAKININEWS.COM - Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii menyoroti soal fenomena mendewakan sosok yang mengaku keturunan nabi.
Front Pembela Islam (FPI) Kota Solo menampik jika mereka dinilai mendewakan atau mengkultuskan keturunan nabi.
FPI Solo mengaku bersikap menghormati Habib Rizieq Syihab sebagai imam atau pemimpin.
Di sisi lain, FPI Solo membenarkan pernyataan Buya Syafii terkait larangan mengkultuskan keturunan nabi.
"Pernyataan beliau betul, tapi FPI tidak sampai ke situ. Sehormat-hormatnya, secinta-cintanya kita kepada beliau (HRS) kan tidak sampai mengkultuskan," kata Ketua FPI Solo, M Syukur, saat dihubungi detikcom, Senin (23/11/2020).
Dia mengatakan hanya Nabi Muhammad yang memiliki sifat maksum atau terpelihara dari salah dan dosa. Sementara orang lain, termasuk keturunan nabi tidak memiliki sifat maksum.
"Kita ahlussunah wal jamaah meyakini hanya Nabi yang maksum. Selain Nabi bisa salah," katanya.
Namun menurutnya, kritikan kepada seorang ulama, apalagi keturunan Nabi Muhammad harus disampaikan dengan tata krama.
Syukur juga mengatakan seharusnya masalah tersebut tidak perlu dibesar-besarkan.
"Kalau kritikan seharusnya kan pakai tata krama. Mumpung beliau di Indonesia kan seharusnya disampaikan lewat silaturahmi.
Sepertinya memang sengaja mencari celah agar bisa digoreng. Menurut saya tidak usah dibesar-besarkan," tutupnya.
Sebelumnya, Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii menyoroti soal fenomena mendewakan sosok yang mengaku keturunan nabi. Buya menyampaikan pendapatnya yang ditulis akun Twitter @SerambiBuya.
"Bagi saya mendewa-dewakan mereka yang mengaku keturunan Nabi adalah bentuk perbudakan spiritual," tulis akun Twitter @SerambiBuya seperti dikutip detikcom, Senin (23/11).
Menurut Buya Syafii, fenomena mendewa-dewakan sosok yang mengaku keturunan nabi bukan hal yang baru. Soekarno dulu, kata Buya, telah mengkritik keras fenomena yang tidak sehat ini.
"Bung Karno puluhan tahun yang lalu sudah mengeritik keras fenomena yang tidak sehat ini," katanya.
S: detikNews