INDONESIAKININEWS.COM - Imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab dijadwalkan akan tiba di Indonesia besok pagi, Selasa (10/1...
INDONESIAKININEWS.COM - Imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab dijadwalkan akan tiba di Indonesia besok pagi, Selasa (10/11/2020). Perwakilan emerintah diminta ikut menjemput HRS.
Hal itu diungkapkan pengamat politik Rocky Gerung dalam kanal Youtube Rocky Gerung, dikutip Senin (9/11/2020). Dia bilang kepulangan Habib Rizieq Syihab ini seharusnya jadi momentum penting bagi pemerintahan Jokowi.
Menurutnya bakal sangat keren, jika rezim Jokowi menyambut Habib Rizieq dan mengajaknya dalam upacara bersama Hari Pahlawan 10 November.
Rocky mengimpikan pemerintah Jokowi menggandeng tokoh FPI itu untuk diajak bersama berupacara Hari Pahlawan. Kalau itu terjadi, Rocky, bilang keren banget menunjukkan semangat solidaritas bukan kekuasaan.
“Apa nggak keren tuh, upacara Hari Pahlawan, Gatot dapat kalung (Bintang Mahaputera), Habib Rizieq dapat kalungan bunga, itu kan indah sekali bukan. Ngaco cara berpikir istana itu, kalau nggak mau clear-kan dengan merawat persaudaraan warga negara,” katanya.
Inisiator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu meyakini momentum 10 November sangat mungkin menjadi momen meredakan ketegangan dengan sama-sama datang ke makam pahlawan membuat acara bersama.
“Terlihat ada momentum tapi nggak bisa dimanfaatkan, Gatot dikasih medali tapi Syahganda lihat di TV sambil diborgol. Habib Rizieq turun di Cengkareng dapat kembang dari masyarakat dicintainya. Negara tak cintai kontras kan?” ujarnya.
Rocky mengatakan mau diapakan bagaimanapun saat ini fakta sosial politik telah menempatkan Habib Rizieq sebagai pemimpin alternatif dan panutan publik. Makanya tak heran kalau ada polling ringan-ringan, Habib Rizieq menokoh.
“Kejengkelan psikologi publik itu akhirnya terbaca dalam polling sederhana. Mahfud dianggap bukan negarawan. Dalam definisi apapun dia (Habib Rizieq) negarawan. Dia pulang,” jelasnya.
Rocky berpandangan fakta realitas sosial politik saat ini menempatkan Habib Rizieq sebagai pemimpin potensial, sesuai dengan analisis Badan Intelijen Negara (BIN).
Namun pemerintahan Jokowi malah mengganjal potensi Habib Rizieq ini. Berbagai upaya ingin membalikkan agar tokoh FPI itu tak bisa meroket menjadi pemimpin alternatif.
“Kalau Habib Rizieq bisa kumpulkan massa seharusnya ada kegiatan diplomasi supaya membujuk agar (dia) membantu tugas negara. Orang jemput Habib Rizieq bukan organisasi tapi kerinduan ingin disapa Habib Rizieq,” jelasnya. (msn/fajar)