INDONESIAKININEWS.COM - Pucuk pimpinan Polri tidak lama lagi akan berganti. Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menilai tidak masa...
INDONESIAKININEWS.COM - Pucuk pimpinan Polri tidak lama lagi akan berganti.
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menilai tidak masalah jika Polri dipimpin nonmuslim, selama kapabilitasnya memang bagus.
"Begini, kita harus lihat bahwa Polri adalah instrumen negara yang semua agama ada di dalamnya. Institusi Polri untuk kamtibmas seluruh Indonesia. Institusi Polri bukan lembaga dakwah Islam yang pimpinannya wajib agama Islam," kata Sahroni, kepada wartawan, Senin (23/11/2020).
Sahroni menjawab anggapan yang beredar bahwa orang nomor satu di Polri haruslah seorang muslim.
"Polri bukan lembaga dakwah. Polri adalah instrumennya negara untuk Kamtibmas. Jadi, menurut saya nggak masalah (Polri dipimpin nonmuslim), selama kapabilitasnya bagus," imbuhnya.
Sekadar informasi, Jenderal Idham Azis akan pensiun dari jabatan Kapolri pada Januari 2021 nanti. Bendahara Umum Partai Nasdem ini tak sepakat bila ada usul Jenderal Idham Azis diperpanjang masa jabatannya.
"Saya tidak setuju kalau (Idham Azis) diperpanjang, karena akan merusak institusi Polri sendiri. Sekali pun Presiden ingin diperpanjang itu haknya Presiden," ujar Sahroni.
Lebih lanjut, Sahroni menjelaskan calon Kapolri haruslah perwira berpangkat komisaris jenderal (komjen).
Dia menegaskan tidak boleh calon Kapolri berpangkat inspektur jenderal (irjen).
"Dari irjen wajib ke komjen dulu, tidak serta merta lompat langsung Jenderal Pol. Melalui jabatan bintang 3 dahulu," terangnya.
Sebelumnya, dinamika pergantian Kapolri baru semakin cair pascarotasi besar-besaran yang dilakukan Jenderal Idham Azis beberapa waktu lalu.
Indonesia Police Watch (IPW) menilai rotasi tersebut telah menyingkirkan sejumlah figur dari bursa Kapolri.
"Rotasi yang dilakukan Idham Azis kemarin telah membuat perubahan dalam peta bursa calon Kapolri. Ada figur yang tersingkir dan ada figur baru yang muncul dan berpeluang masuk ke dalam bursa calon Kapolri pengganti Idham Azis," kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam keterangannya, Jumat (20/11).
IPW menilai ada tiga kelompok yang terkena rotasi kali ini. Mereka adalah pihak yang terdampak akibat kerumunan Rizieq hingga perwira menengah yang akan mengikuti Sespimti.
"Bagian pertama rotasi dilakukan setelah Presiden Jokowi 'berteriak' kenapa kerumunan massa Rizieq dibiarkan. Yang terkena rotasi adalah Kapolda Metro Nana dan Kapolda Jabar Rudy. Bagian kedua rotasi diakibatkan banyaknya perwira Polri yang pensiun, mulai pamen hingga pati, termasuk Komjen Antam, yang menjabat Sekjen Kementerian Kelautan. Bagian ketiga mutasi akibat adanya puluhan pamen Polri yang mengikuti pendidikan Sespimti," ujar Neta.
Berikut nama-nama pati Polri yang selama ini disebut-sebut masuk bursa calon Kapolri:
1. Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Gatot Eddy Pramono (Angkatan 1988 A)
2. Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Komjen Agus Andrianto (Angkatan 1989)
3. Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Komjen Listyo Sigit Prabowo (Angkatan 1991)
4. Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Komjen Rycko Amelza Dahniel (Angkatan 1988 B)
5. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar (Angkatan 1988 A)
6. Kapolda Jawa Barat Irjen Ahmad Dofiri (Angkatan 1989)
7. Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran (Angkatan 1991)
8. Dankor Brimob Irjen Anang Revandoko (Angkatan 1988 B)
S:detik