INDONESIAKININEWS.COM - Beredar di media sosial Facebook, sebuah video berdurasi lima menit yang mengklaim bahwa, keluarga korban Laskar Fr...
INDONESIAKININEWS.COM - Beredar di media sosial Facebook, sebuah video berdurasi lima menit yang mengklaim bahwa, keluarga korban Laskar Front Pembela Islam yang tewas tempo hari lalu, mendapatkan uang sebesar Rp 100 juta.
Uang Rp 100 juta tersebut diberikan pemerintah kepada keluarga korban, untuk tutup mulut atas peristiwa penembakan, yang terjadi antara anggota FPI dan pihak kepolisian, yang terjadi di tol Jakarta-Cikampek tempo hari lalu.
Narasi:
“Keluarga korban pembantaian yang dilakukan rezim Jokowi melalui algojonya sipil, mendatangi keluarga para korban untuk tutup mulut dan tidak melanjutkan tuntutannya melalui jalur hukum di Komnas HAM. Katanya, jangan dilanjutkan karena musibah pembunuhan ini sudah kehendak Allah. Keluarga korban disuap, diberi uang rata-rata 100 juta rupiah, tapi uang itu malah dijadikan bukti di Komnas HAM,” tulis narasi unggahan video tersebut yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Turn Back Hoax.
Unggahan tersebut, diunggah pada Selasa, 22 Desember 2020, dan mendapatkan 25 komentar serta telah dibagikan sebanyak 3.400 kali oleh pengguna Facebook.
Hingga dilakukan penelusuran terhadap video tersebut, dan ditemukan fakta bahwa video tersebut hoax, atau tidak benar.
Vide tersebut merupakan video yang diedit dari hasil potongan wawancara, yang digabungkan dengan beberapa cuplikan video wawancara Busyro Muqoddas selaku Ketua Bidang Hukum dan HAM PP Muhammadiyah, dengan video konfrensi pers Komnas HAM yang membahas kasus Siyono.
Siyono merupakan terduga teroris asal Klaten tahun 2016 lalu.
Siyono yang merupakan terduga teroris, meninggal saat dibawa oleh Densus 88 Polri untuk menunjukkan bunker penyimpanan senjata yang berada di sekitar Prambanan, jawa Tengah.
Berdasarkan hasil CT scan di Rumah Sakit Polri, tewasnya Siyono diakibatkan karena benda tumpul, serta adanya memar di bagian tubuh.
Oleh karena itu, video yang berisikan keluarga laskar FPI yang tewas, serta diberikan uang sebesar Rp100 juta untuk tutup mulut, merupakan salah, karena tidak sesuai dengan fakta.
Selain itu, video tersebut termasuk ke dalam kategori konten yang menyesatkan.***
S:PikiranRakyat
