INDONESIAKININEWS.COM - Pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon yang meminta Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran dan Pan...
INDONESIAKININEWS.COM - Pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon yang meminta Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran dan Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman dicopot dari jabatannya mendapat komentar dari politikus Partai Solidaritas Indonesia Muannas Alaidid.
Kata dia, mestinya menteri pertahanan yang seharusnya dicopot. Ia pun menyinggung kasus korupsi Edhy Prabowo yang mengejutkan buat masyarakat.
"Jakarta mulai sedikit tenang karena penegakkan hukum semakin tegas ditangan kapolda dan pangdam kok anda @fadlizon malah ngotot minta mereka dicopot, mestinya yang dicopot itu menhan pak @prabowo lupa jamin berantas korupsi malah kadernya di KKP tertangkap Korupsi," tulis Muannas di akun Twitter @muannas_alaidid, yang dikutip media, Minggu (20/12/2020).
Muannas mengingatkan tentang ribuan karangan bunga yang kemungkinan belum layu di kantor Kapolda dan Pangdam.
"Ribuan dukungan publik lewat papan karangan bunga belum layu pak @fadlizon, sesekali sempetin mampir ke kantor kapolda dan pangdam, iyaaaa ?" kata dia.
Muannas Alaidid juga mengunggah sebuah video yang melihatkan adanya dukungan untuk Kapolda dan Pangdam Jaya.
"Siapa bilang tidak ada dukungan publik kepada kapolda dan pangdam jaya pak @fadlizon insya allah video berikutnya akan menyusul, semoga kerja keras dan dukungan semua pihak membuat ibukota kembali nyaman dan damai. Sollu ala nabi," kata dia.
Sebelumnya, Fadli Zon menilai keduanya telah merusak citra Polri dan TNI. Hal ini disampaikannya melalui akun twitter pribadi setelah melihat pemberitaan media daring terkait pencopotan jabatan Kapolda dan Pangdam Jaya.
"Saya sependapat, sebaiknya segera copot Kapolda Metro dan Pangdam Jaya," kata Fadli Zon di akun Twitter @fadlizon yang dikutip media, Minggu (20/12/2020).
Ia juga mengatakan keduanya sudah membuat kegaduhan di tengah masyarakat hingga menimbulkan ketidakpercayaan publik terhadap kedua institusi. Kejadian ini buntut dari kasus kerumunan massa Rizieq Shihab.
"Keduanya telah menodai citra Polri dan TNI sehingga terjadi kegaduhan dan ketidakpercayaan publik (public distrust)" kata dia.
"Jadikan institusi TNI dan Polri profesional, mengayomi rakyat dan menjaga negara," sambungnya.
s: akurat.co