INDONESIAKININEWS.COM - Mantan politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean membahas kebebasan beribadah. Hal ini diawali dari cuitan seor...
INDONESIAKININEWS.COM - Mantan politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean membahas kebebasan beribadah.
Hal ini diawali dari cuitan seorang netizen yang mencuit soal kepercayaan dan kebebasan dalam beribadah.
"Harusnya aliran kepercayaan juga dilindungi kebebasannya dalam beribadah," cuit akun @eedhazz99 sore ini.
Ferdinand Hutahaean pun membalas cuitan tersebut menggunakan pandangannya sebagai umat beragama juga.
Dirinya bercerita, di Parmalim kampungnya setiap orang bisa menjalankan ibadah sesuai keyakinan dengan bebas.
Bahkan tidak pernah diganggu oleh penduduk lokal. Ferdinand kemudian menyebut nama tempatnya.
"Di kampungku, Parmalim, sebuah aliran kepercayaan menjalankan ibadah keyakinan mereka dengan bebas dan tak pernah diganggu oleh penduduk lokal. Namanya Desa Huta tinggi Kecamatan Laguboti," cuitnya.
Halaman:
Editor: Acip Setiawan
Lebih lanjut, Ferdinand berpikir mungkin kenyamanan dalam menjalankan ibadah di desa kampungnya tercipta karena tidak ada ormas radikal.
Dia menyolek dua ormas yang keberadaannya sudah dilarang pemerintah, yakni Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
"Mungkin karena di sana tidak ada FPI dan HTI ormas radikal..!!" sambungnya, sebagaimana dikutip Jakbarnews.pikiran-rakyat.com Minggu, 14 Februari 2021.
Di kampungku, Parmalim, sebuah aliran kepercayaan menjalankan ibadah keyakinan mereka dengan bebas dan tak pernah diganggu oleh penduduk lokal. Namanya Desa Huta tinggi Kecamatan Laguboti.
Mungkin krn disana tidak ada FPI dan HTI ormas radikal..!! https://t.co/7PE2SB7Afy— Ferdinand Hutahaean (@FerdinandHaean3) February 14, 2021
Untuk diketahui, isu radikalisme baru-baru ini menerpa mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin.
Di mana Din Syamsudin disebut orang yang radikal oleh Gerakan Anti Radikalisme (GAR) Alumni ITB.
Kendati demikian Menkopolhukam Mahfud MD menegaskan pemerintah tidak memproses laporan tersebut.
Menurut Mahfud MD Din Syamsudin adalah tokoh yang kritis dan kritik-kritikannya perlu didengar Pemerintah Indonesia.(*)
S:Jakbarnews