INDONESIAKININEWS.COM - PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) atau PTPN VIII akan mengambil alih sejumlah lahan di Perkebunan Gunung Mas d...
INDONESIAKININEWS.COM - PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) atau PTPN VIII akan mengambil alih sejumlah lahan di Perkebunan Gunung Mas di Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, dalam rangka penyelamatan aset negara.
Salah satu lahan yang akan diambil alih adalah pesantren Agrokultural Markaz Syariah milik Habib Rizieq Syihab. Muncul banyak pertanyaan, bagaimana nasib santri yang ada di sana jika lahan itu diambil alih PTPN VII
Koordinator Tim Advokasi Markaz Syariah Argokultural Megamendung, Ichwan Tuankotta, menjamin masih ada kegiatan belajar-mengajar santri di Markaz Syariah.
Dia juga tidak yakin PTPN VIII akan menggusur lahan ponpes milik Habib Rizieq Syihab itu.
“Ya begini kalau mau menggusur begitu aja kan negara kita ini negara hukum ya. Jadi proses hukumnya harus berjalan. Jadi ya silakan ke pengadilan, silakan upaya hukum dilakukan,” ujar Ichwan.
“Karena kita selama ini kan menempati lahan itu sudah bertahun-tahun juga berdasarkan bukti-bukti yang ada kalau bicara soal itu. Nanti dibuktikan lah, Polda Jawa Barat sudah memproses laporan PTPN, ya tunggu saja prosesnya,” lanjut Ichwan.
Icwhan haqul yakin PTPN VIII tidak akan menggusur lahan ponpes. Hal itu juga sudah disampaikan Ichwan di hadapan Menkopolhukam kemarin.
“Kalau main gusur-gusur kemarin juga di Menkopolhukam (kami) meyakinkan bahwa ini berkaitan dengan pendidikan orang pendidikan santri yang ada di situ. Sehingga harus dilindungi kan,” kata dia.
“Jelas-jelas di Undang-Undang Dasar (UUD 1945) di alenia keempat itu mencerdaskan kehidupan bangsa. Artinya buat kami itu, tolong PTPN dipikirkan lagi lah kalau ingin menggusur seperti itu,” lanjut Ichwan.
Lebih lanjut Ichwan mengatakan ada sebanyak 120 santri di Markaz Syariah. Semuanya adalah santri, tak ada santriwati.
“Pesantren ini jenjangnya SMP dan SMA, ada kemarin ada 120 santri seluruhnya laki-laki, perempuan belum ada. Santriwatinya belum ada,” ujar dia.
S: Tribunnews