INDONESIAKININEWS.COM - Anggota Komisi Agama DPR RI Fraksi PKS, Bukhori Yusuf menduga aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar merup...
INDONESIAKININEWS.COM - Anggota Komisi Agama DPR RI Fraksi PKS, Bukhori Yusuf menduga aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar merupakan agenda setting.
Menurut Bukhori Yusuf teror bom tersebut terjadi untuk merusak kerukunan beragama di tanah air.
“Pasalnya, saya mencurigai teror bom ini sebagai bagian dari agenda setting untuk merusak kerukunan antar umat beragama yang sudah dibangun selama ini,” kata Bukhori Yusuf dikutip dari situ Fraksi PKS.
Bukhori menduga ada motif lain dari serangan bom ini, yakni untuk menciptakan citra negatif bagi agama maupun pemeluk agama tertentu.
“Mereka hendak membenturkan sesama umat beragama. Di samping itu, tujuan licik mereka yakni memelihara stigma terhadap agama tertentu. Karena itu, saya menduga ini sebagai tujuan utama dari teror itu,” ujarnya.
Pernyataan Bukhori Yusuf yang menduga aksi teror bom Makassar merupakan bagian agenda setting, mendapatkan tanggapan dari Dosen Fakultas Hukum Universitas Monash Australia Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir.
Halaman:
Sumber: Twitter
Gus Nadir menilai lantaran pemikirannya konspiratif alhasil semua ditinjau dari sudut agenda setting.
“Karena pikirannya sering sekali konspiratif akhirnya semua hal dilihat dari sudut “agenda setting,” kata Gus Nadir sebagaiamana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Twitter @na_dirs, Rabu, 30 Maret 2021.
Karena pikirannya sering sekali konspiratif akhirnya semua hal dilihat dari sudut “agenda setting”. Sendal hilang di masjid aja akibat konspirasi Wahyudi kok ????
Cara berpikir kita jangan selalu konspiratif, akhirnya gak solutif. Sesekali, kontraseptif lah ???? https://t.co/BPaqyCUOnu— Khazanah GNH (@na_dirs) March 31, 2021
Gus Nadir mengatakan bahwa sandal hilang di masjid aja akibat konspirasi Wahyudi.
Gus Nadir mengingatkan agar tidak selalu memakai pola pikir konspiratif, karena pada akhirnya tidak menghasilkan solusi.
“Cara berpikir kita jangan selalu konspiratif, akhirnya gak solutif. Sesekali, kontraseptif lah,” ucap Gus Nadir.
Diketahui, belum lama ini terjadi aksi teror bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar pada Minggu, 28 Maret 2021.
Akibat teror bom tersebut, dua pelaku bom bunuh diri tewas serta hingga Selasa, 30 Maret 2021, dilaporkan korban terluka dan telah mendapatkan perawatan.
Pihak kepolisian telah mengantongi identifikasi pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar.
Identitas kedua pelaku bom bunuh diri itu, laki-laki berinisial L dan perempuan berinisial YSF, yang berprofesi sebagai pekerja swasta.
Pelaku merupakan bagian dari kelompok militan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang pernah melakukan pengeboman di Jolo Filipina.
Masyarakat diminta tidak khawatir dan panik, karena seluruh jajaran kepolisian, khususnya Tim Densus 88 Antiteror akan memburu dan mengikuti gerakan para pelaku terorisme.***
S:PikiranRakyat