INDONESIAKININEWS.COM - Sindiran Pedas Denny Siregar ke Anies Baswedan Bikin Merinding: Program Hilang Korupsi Muncul Pegiat media sosial D...
INDONESIAKININEWS.COM - Sindiran Pedas Denny Siregar ke Anies Baswedan Bikin Merinding: Program Hilang Korupsi Muncul
Pegiat media sosial Denny Siregar menyentil Anies Baswedan soal program Rumah DP 0 Rupiah atau Rumah DP Nol Persen yang kini tersandung kasus korupsi.
Denny Siregar menyindir tentang program tersebut yang katanya untuk warga miskin namun kenyataannya saat dibangun hanya mampu dibeli kelas menengah.
Dan kini, kata Denny Siregar, kasus itu tersandung kasus korupsi.
Hal tersebut Denny Siregar ungkapkan lewat akun Twitter @Dennysiregar7 seperti dilansir Tribun-timur.com.
"Ghosting itu adalah janji bikin rumah DP 0 rupiah untuk warga miskin, eh ternyata pas dibangun yang mampu beli hanya kelas menengah..
Yang dulu janji, pelan2 ngilang. Kena kasus korupsi pulak.. ," tulis Denny Siregar , Sabtu (12/3/2021).
Diketahui proyek Rumah DP0 % atau Rumah DP 0 Rupiah kini tersandung dugaan korupsi.
Dikutip dari Kompas.com, lahan kawasan Munjul, Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur yang dibeli PT Pembangunan Sarana Jaya itu untuk pembangunan rumah DP Rp 0.
Namun, Komisi Pemberantasan Korupsi tengah menyelidiki pengadaan lahan tersebut karena diduga ada korupsi.
Sindiran Pedas Denny Siregar ke Anies Baswedan Bikin Merinding: Program Hilang Korupsi Muncul
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan Direktur Utama Perumda Pembangunan Sarana Jaya, Yoory C Pinontoan telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) sejak Jumat pekan lalu.
Namun, sejauh ini KPK belum mengumumkan status Yoory sebagai tersangka tetapi membenarkan tengah menangani masalah pembelia lahan tersebut.
Riza mengaku bahwa dirinya maupun Gubernur DKI Anies Baswedan tidak mengetahui detail soal pembelian lahan kawasan Munjul, Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur.
"Kami minta dinas-dinas, BUMD untuk menyiapkan. Masing-masing bekerja, jadi kami tidak masuk wilayah teknis," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Rabu (10/3/2021) malam, seperti dikutip Antara.
"Nggak mungkin lah gubernur-wagub ngurusin yang teknis-teknis, yang besar-besar saja menyita waktu, apalagi masuk wilayah teknis. Itu tugas dinas, tugas sudin," tambah dia.
Program rumah DP Rp 0 ini, kata Riza, adalah penugasan dari Pemprov DKI Jakarta sesuai Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018-2022 yang dipercayakan kepada Sarana Jaya, mulai dari pembelian lahan, pembangunan unit hunian hingga pemasarannya.
"Jadi intinya tanah yang dibeli Pemprov DKI Jakarta macam-macam, ada yang dibeli oleh Dinas SDA untuk pengendalian banjir, oleh Dinas Pertamanan untuk RTH, Dinas Bina Marga untuk infrastruktur, macam-macam peruntukannya," kata Riza.
"Semua tanah yang dibeli itu sudah direncanakan peruntukan dan penggunaannya," tambah dia.
Kasus yang menyeret Dirut PT Pembangunan Sarana Jaya Yoory Corneles Pinontoan, Riza menyatakan, tidak mengganggu program Pemprov DKI, terutama rumah DP Rp 0.
"Di Sarana itu kan tidak Pak Yoory sendiri, ada direktur yang lain, ada manajer dan jajarannya, dan ini kan bekerja bukan individu, ini kerja kolektif.
Jadi kalau ada satu yang kebetulan sedang menjalani proses hukum, tidak berarti mengganggu, tidak ada masalah," katanya. (Tribun-timur.com/ Sakinah Sudin/ Kompas.com/ Sandro Gatra)
Denny Siregar membandingkan kasus Ahok dengan Natalius Pigai.
Denny Siregar mengatakan jika Natalius Pigai merasa jadi korban rasisme, semestinya lapor ke Divisi Humas Polri.
Hal tersebut seperti dilansir TRIBUN-TIMUR.COM melalui postingan Denny Siregar di akun Twitter @Dennysiregar7.
"Kalau merasa jadi korban rasisme, laporkan ke @DivHumas_Polri pasti diproses..
Lha kok lapornya ke Menhan Amerika ? (emoji)," tulis Denny Siregar, Senin (25/1/2021) 4.43 sore.
Cuitan tersebut disertai link artikel berita terkait Natalius Pigai "lapor' ke Menhan AS.
Lapor yang dimaksud adalah cuitan melalui akun Twitter @NataliusPigai2.
“I am proud of you, mr @LloydAustin black African American most powerful gentlement in the world.
We have been on fire againt Indonesian Colective (state) Racism to black African Melanesian (Papuan) more then 50 years. Torture, killing & slow motion genocide. We need attention,” tulis Natalius Pigai, 24/1/2021 pukul 10.43 pagi.
S:Pos Kupang