INDONESIAKININEWS.COM - Mantan Caleg PDIP, Sumantri Suwarno buka suara soal polemik pertanyaan tes wawasan kebangsaan (TWK) dalam proses pe...
Dia menyoroti salah satu soal TWK yang viral tentang 'apakah anda lebih memilih Pancasila atau Al Quran'.
Hal tersebut disampaikan Sumantri Suwarno melalui akun Twitter miliknya, @mantriss.
Dirinya dengan tegas menyatakan akan memilih Pancasila ketimbang Al Quran karena lebih relevan.
"Kalau dites lembaga pemerintah, ditanya memilih Pancasila atau agama, tentu yang relevan adalah memilih Pancasila," kata Sumantri Suwarno seperti dilansir Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Rabu, 2 Juni 2021.
Politikus PDIP Sumantri Suwarno mengatakan akan lebih memilih pancasila jika ditanya lebih pilih al-Quran atau Pancasila. Tangkapan layar cuitan Sumantri Suwarno
Selain relevan, Sumantri juga beralasan bahwa jika orang tersebut beriman, Al Quran bukanlah sesuatu yang bisa dijadikan pilihan.
Halaman:
Sumber: Twitter
"Agama adalah ruang privat yang tidak bersifat opsional," tuturnya.
"Ketika seseorang beriman, maka agama bukan opsi yang bisa digeser dengan pilihan lain," kata Sumantri menambahkan.
Dia kemudian menegaskan bahwa nilai Pancasila lebih bermanfaat di ranah publik ketimbang Al Quran.
"Di ruang publik yang lebih mengikat adalah nilai Pancasila yang kemudian diwujudkan dalam aturan hukum (yang bersumber dari Pancasila)," tuturnya.
Oleh karena itu, sambung Sumantri, jika anda tidak melaksanakan ibadah salat sekali pun tidak akan dipenjara meskipun hukumnya wajib dalam Islam.
"Makanya kalau di saat salat dzuhur, tidak salat pun kita tidak dipenjara meskipun wajib hukumnya dalam agama," ucapnya.
"Relevansinya pertanyaan itu di sana," tutur Sumantri menambahkan.
Sebagai abdi negara, kata Sumanri, seharusnya para pegawai KPK yang akan menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) lebih mendahulukan Pancasila ketimbang Al Quran.
"Ketika saat bersamaan ada pilihan menegakkan hukum dan mengalahkan kewajiban agama, maka sebagai abdi negara wajib hukumnya mendahulukan tugas dan pemenuhan kewajiban negara," ujarnya.
"Arahnya ke sana," sambungnya.
Lebih lanjut, mantan Caleg PDIP itu menegaskan bahwa kesimpulan dari pernyataannya tersebut bukan berarti NKRI adalah sekuler.
"Bukan, karena tes itu dilakukan oleh lembaga pemerintah. Yang diuji juga calon pegawai pemerintah. Maka platform yang menjadi common platform semua ASN adalah Pancasila," tuturnya.
"Kalau agama repot mencari titik temunya," tutupnya.
Sebelumnya, mantan juru bicara KPK, Febri Diansyah, juga menyoroti pertanyaan viral TWK tersebut, yakni pegawai KPK diharuskan memilih Al Quran atau Pancasila.
"Pilih yang mana, Al-Qur'an atau Pancasila mengingatkan saya pada pertanyaan tes wawasan kebangsaan KPK," kata tulis Febri melalui akun Twitternya, @febridiansyah.
Lalu Febri menceritakan salah satu pegawai itu memilih Al Quran dan Pancasila dalam konteks yang berbeda.
"Pegawai jawab, dalam konteks beragama saya memilih Al-Qur'an. Dalam konteks bernegara, saya memilih Pancasila. Pewawancara mendesak beberapa kali, harus pilih salah satu, dan seterusnya," kata Febri.
"Sampai hari ini, tidak ada penjelasan yang clear dari penyelenggara tes tentang pertanyaan-pertanyaan kontroversial tersebut. Wawasan kebangsaan apa yang dikehendaki? Sungguh menyedihkan," sambungannya.
Febri sempat menceritakan kilas balik soal korupsi pengadaan Al Quran yang pernah ditangani KPK.
Kasus tersebut diketahui menyeret mantan Ketua Dewan Pimpinan Pusat Bidang Pemuda dan Olahraga Partai Golkar Fahd El Fouz alias Fahd A Rafiq.
"Penyidiknya sekarang juga disingkirkan dengan tes wawasan kebangsaan KPK," ujarnya.***
Lihat artikel asli
S: Pikiran rakyat
