$type=slider$meta=0$readmore=0$snippet=0$count=5$show=home

Murka Demokrat Sebab Wacana AHY-Airlangga Dipandang Sebelah Mata

INDONESIAKININEWS.COM -  Partai Demokrat murka lantaran proyeksi duet Ketum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Ketum Golkar Airlangga Har...



INDONESIAKININEWS.COM - Partai Demokrat murka lantaran proyeksi duet Ketum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Ketum Golkar Airlangga Hartarto untuk Pilpres 2024 dipandang sebelah mata. Wacana kedua Ketum tersebut dinilai tidak akan terealisasi di 2024.

Kemarahan Demokrat awalnya disebabkan oleh pernyataan Direktur Indo Barometer M Qodari yang menilai wacana pasangan AHY dan Airlangga Hartarto tidak akan terealisasi untuk maju pada Pilpres 2024. Bahkan Qodari menilai analisis Demokrat soal AHY-Airlangga halusinasi.

"Sebetulnya agak halusinasi ya. Halu atau halusinasi kalau menyebut pasangan AHY dengan Airlangga itu mengulangi kejayaan SBY dan JK ya. Karena elektabilitas AHY itu jauh berbeda dengan SBY di tahun 2004 yang lalu," kata Qodari kepada wartawan, Selasa (8/6/2021).

Bukan tanpa alasan, persoalan elektabilitas AHY dan SBY dipersoalkan Qodari. Menurutnya menduetkan AHY dan Airlangga justru akan memberatkan Partai Golkar.
 
"Jadi walaupun AHY ini anak SBY, tapi elektabilitanya beda jauh. Karena itu peluang menangnya juga berat. Kasihan Partai Golkar yang punya kursi begitu banyak kalau dipasangkan dengan calon yang popularitasnya tanggung, elektabilitasnya tanggung," kata dia.

Qodari pun bahkan sampai menyarankan Golkar mencalonkan ketum mereka, Airlangga Hartarto, dengan orang lain. Dia berpendapat lebih baik Airlangga dipasangkan dengan sosok yang memiliki elektabilitas tinggi.

"Karena kursi yang begitu banyak akan menjadi sia-sia. Ya Partai Golkar lebih baik mengusung Airlangga Hartarto sendiri sebagai calon presiden atau kalau mau mengusul Airlangga sebagai calon wakil presiden harus dipasangkan dengan calon presiden yang popularitasnya sangat tinggi. Misalkan dengan Pak Jokowi, tentu dengan catatan Pak Jokowi 3 periode. Atau dengan Prabowo. Jadi bisa diterima akal sehat," katanya


Tak hanya itu, Qodari juga menyinggung terkait pengalaman Airlangga dengan AHY. Dia menyebut AHY belum punya banyak pengalaman politik dan belum pernah menjadi pejabat negara.

"Tapi kalau AHY dengan Airlangga ya kasihan Pak Airlangganya, kasihan Partai Golkarnya. Elektabilitasnya jauh, belum lagi kita bicara pengalaman. Pengalaman Pak Airlangga di pemerintahan ya jauh lebih banyak dibandingkan dengan AHY," sebutnya.

"AHY belum pernah anggota DPR, belum pernah menteri, belum pernah kepala daerah, ya jabatan terakhirnya apa tuh, lupa saya. Sementara Pak Airlangga udah anggota dewan, sudah menteri, Menko lagi. Jadi kualitatifnya nggak ketemu, kuantitatifnya juga nggak ketemu," lanjutnya.

Dia juga menyebut AHY dan SBY tidak bisa disamakan. Dia beranggapan problematika Demokrat saat ini adalah menyamakan kedua sosok itu.

"Tapi saya mau garis bawahi itulah problem teman-teman di Demokrat karena selalu melihat AHY itu persis seperti SBY. Padahal tidak bisa dibandingkan. Dari segi karir di militer SBY sudah jenderal, dari segi pengalaman di pemerintahan SBY menteri berkali-kali. Dari segi elektabilitas SBY ya survei pertama nomor dua, lalu nomor satu. Jauh gitu loh ke mana-mana. Jadi memang sulit untuk Demokrat ini bangkit ya atau maju kalau cara melihat AHY itu tidak realistis, cara melihat AHY itu disama-samakan dengan SBY," jelasnya.

Demokrat Balas Sidir Qodari

Partai Demokrat tidak tinggal diam usai diremehkan oleh Qodari. Deputi Balitbang DPP PD Syahrial Nasution menilai analisis Qodari soal duet AHY-Airlangga ngawur lantaran tidak menunjukkan kualitas sebagai peneliti.

"Analisis Qodari ini normatif, tapi tidak menunjukkan kualitas sebagai peneliti yang punya kualifikasi bagus. Apalagi hebat. Akhirnya, sudah normatif, ngawur pula," kata Syahrial kepada wartawan.

"Ada interest pribadinya lebih kental daripada analisis sebagai pengamat atau peneliti," imbuhnya.

Syahrial juga menyindir Qodari. Menurutnya, analisis Qodari soal AHY-Airlangga itu muncul karena Moeldoko gagal mengkudeta AHY.

"Yang paling logis, barangkali periuk nasinya sedang retak, karena gagal sebagai pendukung Moeldoko dan KLB Sibolangit," sebutnya.

Qodari Minta AHY Cabut Deputi Balitbang Demokrat

Perseteruan keduanya pun tak berhenti sampai di situ. Qodari sampai-sampai meminta AHY untuk mencabut Syahrial dari Deputi Balitbang Demokrat lantara apa yang disampaikannya berdasarkan data yang sebenarnya.

"Syahrial Nasution kan menyebut analisis saya ngawur. Sekarang saya tanya, di mana ngawurnya. Coba tunjukkan ngawurnya data-data yang saya berikan. Kalau disebut ngawur, coba kasih data yang berbeda. Kan argumentasi saya itu pada dasarnya ada dua aspek. Pertama soal kuantitas, kedua soal kualitas," kata Qodari.

Qodari kemudian menjelaskan analisisnya mengenai perbandingan AHY dan SBY. Menurutnya, AHY dan SBY tak bisa disamakan dalam pengalaman militer dan politik.

"Pertama antara SBY dan AHY. Di mana ngawurnya saya? Kalau bicara pangkat. Silakan dibantah kalau memang pangkatnya AHY itu lebih tinggi daripada SBY. Ya setahu saya Pak SBY itu terakhir jabatannya di militer itu bintang 3, kemudian dapat bintang 4, tanda kehormatan jabatannya Kaster. AHY saya cek di internet terakhir jabatannya mayor. Ya saya mohon maaf kalau jabatan mayor itu ternyata lebih tinggi daripada letnan jenderal. Berarti ya saya salah berarti harus dikoreksi itu pangkat di militer," kata dua.

"Yang kedua soal pengalaman di pemerintahan. Ya catatan saya juga Pak SBY pernah Menteri Pertambangan, Menko Polsoskam di zamannya Gus Dur. Pernah Menko Polkam di zamannya Bu Mega. Setahu saya catatan saya AHY belum pernah jadi menteri, koreksi saya lagi kalau salah. Jabatan terakhir yang saya tahu komandan batalion. Ya tolong dijawab, tolong dikasih tahu, dikasih data kalau AHY itu pernah menteri juga," lanjutnya.

Qodari pun menjelaskan analisisnya mengenai AHY dan Airlangga. Kedua tokoh itu, katanya memiliki pengalaman yang jauh berbeda.

"Kemudian perbandingkan antara AHY dengan Airlangga, lagi-lagi tunjukkan di mana salahnya saya bicara. Saya bilang Pak Airlangga pengalaman pemerintahannya sudah panjang. Udah pernah jadi anggota Dewan, itu saya cek benar bahkan ketua komisi dua kali. Lalu menteri dua kali, Menteri Perindustrian, lalu sekarang Menko Perekonomian. Ya kembali lagi kalau saya salah tolong tunjukkan, tolong dibilang bahwa Pak Airlangga itu nggak pernah anggota Dewan, nggak pernah menteri. Atau sebaliknya, kalau saya salah tunjukkan bahwa AHY pernah jadi anggota Dewan, pernah jadi menteri," tutur Qodari.

Qodari kemudian menyerang balik. Menurutnya, pendapat Syahrial ngawur dan menyerang pribadi. Dia menyebut Syahrial halu alias halusinasi dan meminta agar AHY mencopotnya dari Deputi Balitbang Demokrat.

"Tapi cara berpikir Syahrial menurut saya halu ini, sekaligus ini, lalu menyerang pribadi. Menurut saya menunjukkan bahwa ya Pak AHY, Mas AHY harus mencabut Syahrial dari posisi sebagai deputi litbang. Karena tugasnya litbang itu menyampaikan data dan fakta secara objektif, akurat. Nanti data itu kemudian disusunlah katakanlah strategi," ungkapnya.

"Tapi kalau datanya tidak akurat itu namanya garbage in garbage out, nanti strateginya juga salah. Balik lagi asumsi menyamakan SBY dan AHY itu di mana akurasinya. Kalau kita bicara dalam konteks pengajuan calon presiden. Ini kan konteksnya memasangkan AHY dengan Airlangga Hartarto," lanjutnya.

 

S: detikNews


Name

Baerita,2,Berita,23964,Cek Fakta,3,H,151,HUMOR,7,Internasional,1000,Kesehatan,29,Nasional,23000,News,1361,OPINI,81,Politik,6,Seleb,3,Tekno,1,Viral,3,
ltr
item
IndonesiaKiniNews.com: Murka Demokrat Sebab Wacana AHY-Airlangga Dipandang Sebelah Mata
Murka Demokrat Sebab Wacana AHY-Airlangga Dipandang Sebelah Mata
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZW6iu25Y2100Ehr6vndguUWHQEl9LSRTATKmQAz00dC6xIMGwzJUfYrWdmbiPisEFz6nBJ0Hzq8-1pAV-WH-fSaDZUFRef4XwWLEX9AWLI8sT0RXPQfvOgxKAXyuXprHnR6TLW23DYjY/w640-h360/Screenshot_2021-06-09-11-45-08-76.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZW6iu25Y2100Ehr6vndguUWHQEl9LSRTATKmQAz00dC6xIMGwzJUfYrWdmbiPisEFz6nBJ0Hzq8-1pAV-WH-fSaDZUFRef4XwWLEX9AWLI8sT0RXPQfvOgxKAXyuXprHnR6TLW23DYjY/s72-w640-c-h360/Screenshot_2021-06-09-11-45-08-76.jpg
IndonesiaKiniNews.com
https://www.indonesiakininews.com/2021/06/murka-demokrat-sebab-wacana-ahy.html
https://www.indonesiakininews.com/
https://www.indonesiakininews.com/
https://www.indonesiakininews.com/2021/06/murka-demokrat-sebab-wacana-ahy.html
true
1493314966655697463
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Selengkapnya Balas Cancel reply Hapus Oleh Beranda Halaman Postingan View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE CARI ALL POSTS Not found any post match with your request KEMBALI KE BERANDA Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy