INDONESIAKININEWS.COM - Ternyata pengalaman tidak serta merta memberikan dampak apapun kepada karya. Melihat perbedaan antara PSI dan Demokr...
Ketika Demokrat yang pernah menolak larangan mudik saat ini koar-koar ngebacot membabi buta mengatakan saat ini harus lock down agar tidak dinyatakan failed nations, PSI justru membuka pintu kantornya sebagai sentra vaksinasi yang menargetkan 50 ribu dosis dalam satu bulan. Langit bumi, kalau nggak mau dibilang surga dan neraka.
Presiden menargetkan 2 juta vaksin di akhir Agustus. PSI ikut memberikan vaksin bekerjasama dengan pemerintah di depan kantor Tanah Abang. Sasaran masyarakat adalah daerah sekitar. Menurut ketua DPW, 50 ribu dalam satu bulan. Dua hari penyelengaraaan, berhasil menyuntik 7000 dosis vaksin
Vaksinasi ini diharapkan bisa menghadapi gelombang kedua. Selain di DPW Jakarta, PSI akan menyelenggarakan vaksin di kantor PSI di Indonesia agar Indonesia memasuki tahapan herd immunity. Mendukung program pemerintah 1 juta vaksin per hari, dilakukan oleh PSI. Dinas kesehatan DKI jadi kerjasama.
Banyak sekali peserta yang mengaku senang dengan adanya vaksinasi. Resiko paparan virus jadi berkurang. Saya yakin bahwa jika dikerjakan dengan serius, PSI bisa menjadi partai yang membangun kesadaran bagi partai-partai tua macam Demokrat.
Sedangkan Demokrat, hanya bisa nyinyir, nggak bisa ngapa-ngapain. Oposisi di negara ini tidak bisa membangun narasi yang membangun indonesia. Oposisi di negara ini hanya bisa sibuk menjatuhkan presiden Joko Widodo. Seharusnya sebagai partai bangkotan, merekalah yang mengajarkan PSI.
Tapi kenapa justru PSI mengajarkan kepada partai bangkotan tua yang sudah mau bau tanah itu seperti Demokrat yang koar-koar failed nation, PKS yang nyinyir soal agama dan rasis, kemudian partai PAN yang minta RS khusus pejabat?
PSI ini adalah partai muda yang tidak terlalu muda. Mereka sudah pernah mengikuti Pilkada serentak di Indonesia pada tahun 2019. Didirikan sekitar tahun 2014. Artinya PSI sudah memiliki pengalaman untuk ikut Pilkada serentak, kemudian memberikan dukungan kepada Pilkada DKI kepada sosok Ahok.
Di dalam usianya yang ke-7, sebagai anak yang sudah mulai masuk ke fase di atas balita di bawah remaja, PSI ini sedang dalam masa keemasannya. Mereka tidak mau menggunakan cara-cara birokrasi lama. Politik yang dibangun adalah politik yang membangun. Bukan politik yang memecah belah.
Kita tahu bahwa sebagai partai pendukung Presiden Joko Widodo, PSI konsisten menjalankan dukungannya kepada presiden Joko Widodo. PSI konsisten dan tetap teguh menjalankan dan mendukung segala program pemerinah.
Membuka sentra vaksinasi di kantor Tanah Abang, merupakan langkah awal PSI dalam memberikan kontribusi nyata. Kalau dilihat dari anggota-anggotanya, saya yakin bahwa PSI ini bukan partai kaleng-kaleng yang bisa berkarat seperti Demokrat.
Saya yakin partai yang didirikan dengan semangat membela orang-orang kecil, bisa menjadi sebuah partai yang maju membela kepentingan seluruh masyarakat Indonesia. Vaksinasi yang dikerjakan adalah satu contoh kecil saja di antara teladan-teladan lain yang bisa diberikan kepada partai tua macam Demokrat.
Bicara Demokrat, partai ini adalah partai yang gagal. Untuk urusan penanggulangan Hambalang saja, SBY nggak mampu mengelolanya dan jadi mangkrak. Kader-kadernya coba dilihat. Ada mantan tukang hisap bong, ada mantan narapidana korupsi. Partai mantan penguasa ini, memang isinya nggak jelas.
Sudah lah, mari kita melihat ke depan. Indonesia ini yang katanya sedang memerangi gelombang kedua pandemi, harus kita dukung bersama. Setidaknya contohlah PSI yang membuka sentra vaksinasi. Kalau nggak bisa berguna lebih baik diam.
Diamnya Demokrat, rasanya bisa membantu penanggulangan pandemi. Karena ada kader dungu Demokrat yang bulan kemarin sempat menolak larangan mudik. Terus sekarang, mudik tidak dilarang, lalu badai copet muncul, eh salahkan pemerintah Jokowi. Memang menurut Einstein itu benar.
Einstein mengatakan kalau pintar itu ada batas, tapi guoblog gak ada ujungnya. Contohlah kepada PSI, mereka sudah melakukan kerja nyata, seperti yang menjadi spirit Joko Widodo dan Ahok. Jangan bikin malu negara ini, SBY.
Begitulah malu-malu
S: Ninanoor
