$type=slider$meta=0$readmore=0$snippet=0$count=5$show=home

Kemenangan Taliban di Afganistan Inspirasi Kelompok Radikal Gulingkan Joko Widodo

INDONESIAKININEWS.COM -  Semua pihak supaya lebih berhati-hati mencermati kemenangan kelompok teroris Taliban yang berhasil menggulingkan pe...


INDONESIAKININEWS.COM - 
Semua pihak supaya lebih berhati-hati mencermati kemenangan kelompok teroris Taliban yang berhasil menggulingkan pemerintahan Presiden Afganistan, Ashraf Gani, sejak Minggu, 15 Agustus 20219.

Hal itu dikemukakan Guru Besar Intelijen pada Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) Sentul, Kecamatan Serpong, Kabupaten Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Prof Dr Jenderal (Purn) Abdullah Mahmud Hendropriyono, S.T., S.H., M.H (76 tahun).

“Karena bisa dijadikan salah satu amunisi bagi kelompok radikal dan oposisi menggulingkan pemerintahan Presiden Indonesia, Joko Widodo,” kata Hendropriyono, dalam akun facebook Ninoy K Karundeng, Minggu, 22 Agustus 2021.

Taliban kembali berkuasa di Afghanistan. Dunia khawatir. Ini akibat kebijakan masa lalu ketika Taliban berkuasa pada 1996-2001. Kekejaman terkait perempuan, kebudayaan, pembunuhan ala barbar, penyiksaan, penghilangan pendidikan bagi kaum perempuan, menjadi catatan hitam Taliban.

Untuk aparat keamanan di Indonesia, Hendropriyono mengingatkan agar tetap waspada karena kaum intoleran akan menciptakan narasi menggunakan bahasa perlokusi untuk membakar semangat kelompoknya agar melawan pemerintah dan kemudian menggulingkan pemerintahan Presiden Indonesia, Joko Widodo

Aparat kita, ujar Hendropriyono, jangan kecolongan karena pastinya The Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia akan berusaha berangkat ke Afghanistan bergabung dengan Islamic State of Khurasan (ISK).

ISK merupakan kelompok teroris baru di luar ISIS, Al Qaida dan Taliban. Khurasan pertama kali disebut kelompok teroris oleh Central Inteligence Agency Amerika Serikat (CIA AS), sehingga banyak pihak berpersepsi teroris Khurasan memang bentukan CIA AS.

Kemenangan Taliban sebenarnya tidak berbahaya bagi Indonesia sama sekali. Karena perkembangan silih bergantinya kekuasaan di Afghanistan karena intervensi dan dukungan asing.

Kekuasaan silih berganti di tangan Mujahidin dukungan Amerika Serikat pada 1989, lalu Taliban yang didukung Rusia, merebut kekuasaan pada 1996-2001, lalu AS menyerbu mendudukkan Hamid Karzai pada 2001.

Taliban berkuasa sekarang ini karena adanya dukungan Rusia dan China – selain penyerahan kekuasaan oleh Amerika Serikat ke Taliban di Doha, Qatar, Februari 2020.

Rusia membalas kekalahan 1989 dari Amerika Serikat, sementara China memiliki kepentingan dengan One Belt One Road (OBOR), yang dikenal sebagai Belt and Road Initiative (BRI).

Kalau di Indonesia, kaum intoleran Wahabi. Ikhwanul Muslimin, kaum Takfiri selalu menunggangi setiap peristiwa. Seolah mereka mendapatkan angin. Dengan tegas AM Hendropriyono melihatnya sebagai salah kaprah.

Pasalnya, kaum intoleran di Indonesia pengikut Sakafi Haroki dan Irhabi yang akidahnya berbeda dengan Taliban. Taliban pengikut Sunni Deobandi berpusat di India dengan tokohnya Shah Waliullah, yang berfikih Hanafi, dengan tarekat sufi Naqsyabandiyah.

“Sedangkan pemikiran kaum intoleran di Indonesia yang berpaham Wahabi Takfiri bertentangan dengan Taliban,” kata Hendropriyono.

Meskipun berbeda akidah Taliban dengan Salafi Wahabi, karena Salafi mengafirkan Taliban, namun aparat keamanan di Indonesia harus mencermati sikap kaum intoleran di Indonesia yang membanggakan kemenangan Taliban.

Narasi Perang Akhir Zaman untuk mendukung pembentukan Islamic State of Khurasan (IS-K) di Timur Laut Afghanistan yang dibentuk oleh ISIS yang kalah di Iraq dan Suriah, yang mengontrol aksi teror di Asia, yang merekrut milisi-milisi baru.

Taliban berseberangan dengan ISK. Namun ISK selalu ingin merekrut milisi Taliban dengan iming-iming uang. Bentrokan antara Taliban dan ISK sering terjadi, seperti yang paling parah pada 2018 yang menewaskan 124 (72 Taliban dan 52 dari IS-K).

Taliban mendirikan Emirat Islam Afghanistan yang menurut Guru Besar Intelijen di Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN), AM.Hendropriyono, berbeda dengan ISIS dan Hizbut Tahrir. Namun yang perlu dicermati adalah Taliban masih menerapkan hudud.

“Ketika saya bertemu mantan Grand Mufti Mesir Prof. Ali Jum’ah, dikatakan semua negara Islam termasuk Indonesia masih menerapkan Syariat Islam. Hanya saja membekukan hudud (hukuman) karena tidak adanya Qadli Mujtahid (hakim yang berijtihad) dan saksi yang adil. Taliban dulu menerapkan hudud tanpa Qadli Mujtahid dan saksi yang adil, sehingga terjadi kekerasan atas nama agama. Korbannya paling banyak dari kalangan perempuan,” kata Hendropriyono.

Sementara catatan untuk Taliban, AM Hendropriyono menyampaikan, bahwa Taliban harus belajar dari sejarahnya sendiri, yakni melindungi Al Qaeda, belajar mengimplementasikan Syariah Islam dari Al Azhar.

“Banyak ulama-ulama Al Azhar yang bermadzhab fikih Hanafi di antaranya guru besar ilmu tafsir Prof. Muhammad Salim Abu Ashi yang mengisi materi Ushul Fikih sebagai Filsafat Islam saat saya mengikuti Pendidikan Filsafat Islam di Al Azhar. Para ulama tersebut dapat menjadi rujukan bagi Taliban dalam penerapan Syariat Islam dan membentengi akidah rakyat Afghanistan dari paham Salafi Haroki dan Irhabi,” kata Hendropriyono.

Permintaan Taliban agar Indonesia menjadi mediator perdamaian merupakan peluang emas bagi Pemerintah Indonesia untuk membawa Pancasila sebagai filsafat utama dalam menyelesaikan konflik di tingkat global. Taliban sangat perlu mempelajari Pancasila karena merupakan filsafat berbangsa dan bernegara Bangsa Indonesia. Mengelola negara sangat berbeda dengan mengatur kelompok. Taliban harus merangkul aspirasi semua elemen Afghanistan yang majemuk.*

Sumber: fb ninoy k karundeng




Name

Baerita,2,Berita,23964,Cek Fakta,3,H,151,HUMOR,7,Internasional,1000,Kesehatan,29,Nasional,23000,News,1361,OPINI,81,Politik,6,Seleb,3,Tekno,1,Viral,3,
ltr
item
IndonesiaKiniNews.com: Kemenangan Taliban di Afganistan Inspirasi Kelompok Radikal Gulingkan Joko Widodo
Kemenangan Taliban di Afganistan Inspirasi Kelompok Radikal Gulingkan Joko Widodo
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh3WBUCuxxY16wQyLgGi8Uq6BXUtVq-jLV6GlXWs4EoXvrp9pMx4e7Sef25r7Ol8nK4sbdR1igbo6NzphRh6g6WBcLH6Sgl4br3vAXR0QMCA9Zqu6a_3GTRYftcPI2-OjRv0rxCkcfcFtnLMwYvYOi6VqzfVFMLAbrZmGACXupHm2wgXvhVWvYYFMlRTg=w640-h466
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh3WBUCuxxY16wQyLgGi8Uq6BXUtVq-jLV6GlXWs4EoXvrp9pMx4e7Sef25r7Ol8nK4sbdR1igbo6NzphRh6g6WBcLH6Sgl4br3vAXR0QMCA9Zqu6a_3GTRYftcPI2-OjRv0rxCkcfcFtnLMwYvYOi6VqzfVFMLAbrZmGACXupHm2wgXvhVWvYYFMlRTg=s72-w640-c-h466
IndonesiaKiniNews.com
https://www.indonesiakininews.com/2021/08/kemenangan-taliban-di-afganistan.html
https://www.indonesiakininews.com/
https://www.indonesiakininews.com/
https://www.indonesiakininews.com/2021/08/kemenangan-taliban-di-afganistan.html
true
1493314966655697463
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Selengkapnya Balas Cancel reply Hapus Oleh Beranda Halaman Postingan View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE CARI ALL POSTS Not found any post match with your request KEMBALI KE BERANDA Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy