INDONESIAKININEWS.COM - PERNYATAAN Panglima Kostrad Letjen Dudung Abdurachman yang menyatakan semua agama benar di mata Tuhan mendapat duku...
PERNYATAAN Panglima Kostrad Letjen Dudung Abdurachman yang menyatakan semua agama benar di mata Tuhan mendapat dukungan dari kalangan mahasiswa.
Koordinator Wilayah III (Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten) Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Andreas Simanjuntak, menilai, ucapan Dudung tersebut tidak salah karena dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menurut Andreas, narasi "semua agama itu benar" harus dilihat dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Terlebih, pernyataan ini disampaikan kepada prajurit TNI Angkatan Darat dalam kunjungan kerja ke Batalyon Zipur Kostrad, di Ujungberung, Bandung, Jawa Barat.
"Saya rasa narasi ini harus dilihat bahwa prajurit TNI memiliki latar
belakang suku dan agama yang berbeda-beda. Indonesia juga adalah
masyarakat yang heterogen dan berlandaskan pada Pancasila," katanya.
Andreas menyampaikan, rakyat Indonesia yang majemuk menganggap agama mereka masing-masing paling benar. Namun, dalam konteks kehidupan
berbangsa dan bernegara, semuanya harus menghormati agama dan
kepercayaan dari warga negara lainnya.
"Kita punya Pancasila yang diselaraskan dengan karakteristik bangsa kita yang beragam. Dapat kita lihat dalam tata negara kita bahwa kemajemukan kita dijaga dan dilindungi oleh Pancasila yang merupakan falsafah dan ideologi negara dan UUD 1945," ujarnya.
Oleh karena itu, menurutnya, TNI sebagai alat pertahanan negara harus menjaga dan melindungi seluruh anak bangsa dan tidak bisa memihak kepada salah satu agama saja. Untuk menghindari kontroversi ke depannya, GMKI mengajak semua pihak untuk ke depannya fokus membangun narasi toleransi dan gotong-royong khususnya di masa pandemi covid-19.
"Pernyataan Pangkostrad ini kemudian dinilai multitafsir oleh sejumlah
lembaga dan tokoh agama. Saya rasa kita tidak perlu lagi mempersoalkan
pernyataan ini dan ke depannya fokus pada narasi yang membangun semangat toleransi dan kemajemukan," tandas Andreas. (N-2)
S:Media Indonesia