INDONESIAKININEWS.COM - Pernyataan pengamat intelijen dan militer Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati soal penyebaran bahasa Arab dan ter...
INDONESIAKININEWS.COM - Pernyataan pengamat intelijen dan militer Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati soal penyebaran bahasa Arab dan terorisme di Indonesia, tengah ramai diperbincangkan di media sosial, bahkan jadi trending topic di Twitter pagi ini.
Pernyataan Susaningtyas itu dimuat oleh sejumlah media online, salah satunya keuangannews.id dengan judul berita 'Pengamat Intelijen Mengingatkan akan Ancaman Terorisme dalam Bentuk Penyebaran Bahasa Arab'. Artikel tersebut tayang pada Rabu (8/9/2021).
Dalam artikel itu, disebutkan bahwa penyebaran terorisme dengan memperbanyak bahasa Arab sangat mengkhawatirkan generasi penerus bangsa.
“Bagaimana saya tak khawatir, anak muda kita sudah tak mau lagi hormat pada bendera RI, tak mau menyanyikan lagu Indonesia Raya. Lalu diperbanyak bahasa Arab.” kata Susaningtyas Nefo Kertopati dikutip keuangannews.id dari Hops.id, Selasa (7/9/2021).
“Bukan berarti Arab itu memiliki konotasi teroris, namun kalau arahnya ke terorisme bahaya,” ungkap Nuning, sapaan akrab Susaningtyas.
Menurut Nuning, kelompok pendukung Taliban di Indonesia Ingin merebut kekuasaan dengan cara mereka sendiri. “Karena sebenarnya mereka juga ingin berkuasa, ingin punya kekuasaan, tapi mereka ingin berkuasa dengan cara mereka sendiri,” ujarnya.
Nuning membeberkan, salah satu ciri sekolah Indonesia yang berkiblat ke Taliban, yakni anak didiknya termasuk sang guru tak mau hormat bendera.
“Mereka juga tak mau pasang foto presiden dan wapres. Lalu mereka tak mau menghafal menteri-menteri, tak mau menghafal parpol-parpol,” ucap Nuning.
Pernyataan Nuning itu sontak membuat banyak netizen geram. Mereka mengecam, mengkritik dan mencibir Nuning karena dianggap menyinggung umat Islam.
Bahkan pemilik akun Twitter @conan_idn mengadukan pengamat itu ke Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis. Ia meminta agar MUI memanggil Nuning.
"Tadz @cholilnafis mohon MUI panggil pengamat ini. Sangat menyinggung ummat islam nih," tulis @conan_idn. Ia menautkan artikel dari keuangannews.id yang memuat pernyataan Nuning.
Cuitan akun @conan_idn direspon oleh Cholil Nafis. Ia merasa lucu sekaligus mengkritik pernyataan Nuning. Cholil menyebut Nuning bukan pengamat tapi penyesat.
"Mengamati atau menuduh. Gara-gara tak mengerti bahasa Arab maka dikiranya sumber terorisme atau dikira sedang berdoa haha. Ini bukan pengamat tapi penyesat," kata @cholilnafis.
Selain itu, Cholil juga menyoroti pernyataan Nuning soal salah satu ciri sekolah yang berkiblat ke Taliban, yakni muridnya tak menghafal nama menteri dan partai politik. ."Masa’ tak hafal nama-nama parpol dianggap radikal, nanti kalau tak kenal nama-nama menteri dikira tak nasionalis. Kacau nihh logikanya," sindir Cholil.
S:Netralnews