INDONESIAKININEWS.COM - Ati Rohaeni meninggal di halaman SDN 032 Tilil, Desa Sadang Serang, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Senin (7/2/202...
Menjelang tugasnya membagikan ilmu kepada apra murid, guru berusia 49 tahun itu menjadi korban kebengisan mantan suaminya, N.
Seragam cokelat khas pengajar yang dikenakannya pagi ini ternoda darah akibat hunusan pisau dapur milik N.
Pelaku yang tak lain mantan suami tersebut begitu keji menusuk Ati hingga tewas jelang jam pelajaran dimulai pukul 07.00 WIB.
Apalagi, sejumlah murid turut melihat korban.
Ati Rohaeni mengabdi sebagai guru sejak 1997. Pahlawan tanpa tanda jasa yang dikenal ramah dan baik hati itu akhirnya harus berpulang ke Yang Maha Kuasa.
Jadi Sorotan Warga Bandung
Insan dunia pendidikan di Kota Kembang juga memberikan penghormatan kepada guru yang dipercaya menjadi wali kelas 5 SDN 032 Tilil itu.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Hikmat Ginanjar menjadi salah satu orang yang merasa kehilangan sosok Ati. Baginya, Ati Rohaeni mati syahid saat menjalankan tugasnya sebagai seorang guru.
"Saya minta doanya agar almarhumah diterima iman Islamnya dan diberi tempat yang layak," ujar Hikmat di Balai Kota Bandung, seperti dilansir dari Tribun Jabar, Senin (07/02/2022).
Akibat kasus pembunuhan ini, sekolah diliburkan sepekan. Sementara anak-anak yang melihat peristiwa itu butuh pendampingan untuk menghilangkan trauma.
Dinas Pendidikan Kota Bandung juga akan melakukan pendampingan lewat tim Pandawa kepada para orangtua.
"Tim Pandawa sudah dibentuk khusus untuk parenting orangtua dan siswa yang butuh bantuan konsultasi," ujar Hikmat.
Kejanggalan Gerbang Sekolah Tertutup
Peristiwa berdarah ini berawal saat pagi tadi Kepala SDN 032 Tilil bingung dengan kondisi gerbang depan sekolah tak biasa.
Gerbang berwarna hitam di bawah gapura bertuliskan nama sekolah itu tak biasanya tertutup, apalagi saat Senin pagi.
Bertahun-tahun memimpin SDN 032 Tilil sebagai Kepala Sekolah, Drs. Osa hafal betul gerbang sekolah hampir selalu terbuka.
Pemandangan Ini hal janggal bagi Osa. Sehingga dia langsung berupaya mendorong gerbang besi hitam tersebut untuk menuju ke ruangannya.
Apa yang dilihat Osa benar-benar mengejutkan. Di halaman sekolah, sesosok wanita telah terbujur kaku dalam kondisi bersimbah darah.
"Saya heran pintu gerbang yang kecil tertutup, padahal biasanya terbuka. Ketika saya dorong ada orang bersimbah darah," ujar Osa, Senin (7/2/2022).
Di tengah kepanikannya melihat ada orang tewas di halaman sekolah, Osa lantas bergegas keluar gerbang.
Tanpa pikir panjang, Osa buru-buru menghubungi Polsek Coblong. Ia juga sembari memastikan siapa wanita yang meninggal tak wajar itu.
Wanita itu ternyata Ati Rohaeni, sosok guru ramah dan baik hati yang telah mengajar di SDN 032 Tilil sejak 1997.
Melihat Ati yang sudah meregang nyawa, pikiran Osa langsung flashback ke kejadian Jumat (4/2/2022) silam.
Jumat lalu, Ati didatangi mantan suaminya, N, saat sedang berada di sekolah. Meski sudah bercerai sejak 2007, N masih sering menghubungi Ati dengan pesan ancaman pembunuhan.
Terakhir, pada Jumat lalu ketika N menyambangi Ati di sekolah, sebenarnya kedua belah pihak sudah didamaikan. Namun, ternyata perdamaian itu tak berlangsung lama.
Di sela-sela menunggu polisi tiba di sekolah Senin pagi tadi, Osa kembali mengecek kondisi sekitar halaman sekolah tempat ditemukannya jasad Ati.
Osa terkejut saat kedua matanya menyasar ke salah satu ruangan kelas yang di sana terlihat keberadaan mantan suami Ati.
Pria berambut cepak itu duduk di ruang kelas sambil memegang pisau dapur untuk menghabisi nyawa Ati.
Saat itu, penjaga sekolah menghampiri Osa dan memberitahukan, bahwa N sebelumnya juga mengancam untuk menyerahkan diri ke polisi.
"Pelaku nunggu di kelas, mungkin nunggu polisi, cukup lama juga datangnya," kata Osa.
Antara Ati, Mantan Suami dan Rasa Sakit Hati
Pembunuhan terhadap Ati oleh mantan suaminya benar-benar mengejutkan orang-orang terdekat korban, terutama rekan sesama pengajar di SDN 032 Tilil.
Guru-guru SD di Desa Sadang Serang itu tak menyangka N tega menghabisi nyawa Ati padahal upaya mediasi berujung kesepakatan berdamai sudah ditempuh Jumat silam.
Teman dekat Ati sekaligus rekan guru di SDN 032 Tilil, Prihatna bercerita, motif di balik kebengisan pelaku diduga kuat dilandasi rasa sakit hati.
Sebelum meninggal dunia, Ati sebenarnya akan melepas masa lajang putranya pada 12 Februari mendatang.
Buah hati yang akan menikah dalam waktu dekat itu ialah hasil pernikahan Ati dengan N.
Akan tetapi, menjelang hari bahagia, N merasa sakit hati lantaran tidak dikabari maupun dilibatkan dalam pernikahan anaknya.
Hal ini diketahui lantaran terakhir kali percekcokan antara Ati dan N adalah terkait masalah tersebut.
"Ada dendam, karena pada 12 Februari anak mereka mau menikah. Nah, si pelaku merasa sakit hati tidak dilibatkan dalam pernikahan tersebut," ujar Prihatna.
Percekcokan itu lah yang pada Jumat lalu makin membesar sampai-sampai membuat N datang ke sekolah menemui Ati.
Kala itu, Prihatna sendiri yang membantu mendinginkan suasana dengan mengajak N berbicara di ruang kelas, sementara Ati menelepon Polsek Coblong untuk membantu mediasi.
"Saya Jumat mendamaikan, pelaku marah-marah di kelas, saya ajak bicara di ruang sekolah, beliau agak reda."
"Bu Ati (korban) menelepon Polsek Coblong, datang dari pihak kepolisian dua orang terjadi diskusi dan saling memaafkan," katanya.
Nyatanya, upaya damai sama sekali tak memuaskan hati N.
Pagi tadi, ketika Ati berjalan menuju ruang kelas, dari belakang datang N berjalan dengan menggenggam pisau dapur.
N merangkul leher Ati dan menusukkan pisau dapur tersebut beberapa kali ke arah perut korban.
"Begitu sudah menusuk, mengancam penjaga sekolah dan guru lain yang mendekat. Dia berkata tidak takut dan siap menyerahkan diri ke polisi," kata Prihatna.
Polisi Jemput Pelaku
Usai menghabisi nyawa Ati, N benar-benar menunggu kedatangan polisi di ruang kelas SDN 032 Tilil.
Pria yang sudah kehilangan akal sehatnya itu sama sekali tak berniat kabur.
Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Rudy Tri Handoyo membenarkan kalau N setelah melakukan aksinya tidak melarikan diri.
"Setelah pelaku melakukan penusukan, pelaku tetap di situ, bersama alat yang digunakan, menanti kedatangan kepolisian, polisi datang ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) pelaku diamankan ke Polsek," ujar Rudy.
Korban, kata dia, meninggal di tempat dan langsung dibawa ke Rumah Sakit (RS) Sartika Asih untuk dilakukan autopsi.
"Ibu guru tersebut seketika meninggal di tempat, pelaku sudah diamankan di Polsek Coblong, dan olah tempat kejadian perkara (TKP) oleh inafis," katanya.
s; tribunnews.com
