INDONESIAKININEWS.COM - Berikut profil dan biodata Letjen TNI Chandra W Sukotjo yang dipercaya Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal D...
INDONESIAKININEWS.COM - Berikut profil dan biodata Letjen TNI Chandra W Sukotjo yang dipercaya Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman untuk memotret wajah pelapornya satu per satu.
Letjen TNI Chandra W Sukotjo saat ini menjabat sebagai Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Darat ( Puspomad).
Ia baru-baru ini mendapat perintah dari Jenderal Dudung untuk mengambil foto satu per satu para pelapor.
Alasannya, Jenderal Dudung mengaku karena tidak mengenal sosok mereka.
Puspomad sebenarnya menjadwalkan pemeriksaan terhadap para pelapor pada Jumat (4/2/2022).
Namun, para pelapor tidak datang dan minta dijadwal ulang.
Lantas, seperti apa profil dan biodata Letjen TNI Chandra W Sukotjo?
Melansir dari Wikipedia, Mayjen TNI Chandra W Sukotjo lahir di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 14 Januari 1965.
Ia adalah seorang perwira tinggi TNI AD yang sejak 26 Januari 2021 menjabat sebagai Danpuspomad ke-32.
Chandra merupakan alumnus Akademi Militer 1988 yang berasal dari Korps Polisi Militer (CPM).
Jabatan terakhir bintang tiga ini adalah Deputi I Bidang Luar Negeri BIN.
Riwayat Pendidikan Militer:
- Akademi Militer (1988)
- Susarcab POM (1988)
- Diklapa I POM (1994)
- Diklapa II POM (1998)
- Seskoad (2001)
- Susdandenpom (1999)
- Sesko TNI (2012)
- Lemhannas (2015)
Riwayat Pendidikan Dikbangspes:
- Suspa Hartib
- Suspa Idik
- Suspa Lidkrim Pamfik
- Sussarpa Intel
- Suspamin Intel
- Suspa Intelstrat
Riwayat Jabatan
1. Letnan Dua s/d Letnan Satu
- Waka Instalasi Tuntibmil Pomdam II/Sriwijaya (1989)
- Kalakhartib Denpom II/4 Palembang Pomdam II/Sriwijaya (1993—1995)
2. Kapten
- Patiblin Lalin Sihartib Pomdam II/Sriwijaya (1995—1998)
- Kalak Lidkrim/Intel Pomdam II/Sriwijaya (1995)
- Pama Mabes TNI (Diklapa II) (1998)
3. Mayor
- Dandenwalmor Grup C Paspampres (1998—1999)
- Dandenpamsus Yonpam Grup A Paspampres (1999—2000)
- Dandenwalpri Yonpam Grup A Paspampres (2000—2001)
- Pamen Paspampres (Dik Seskoad) (2001—2002)
4. Letnan Kolonel
- Dandenpom VII/3 Bone Pomdam VII/Wirabuana (2002)
- Dandenpom VII/6 Makassar Pomdam VII/Wirabuana (2002—2003)
- Pamen Puspomad (Dik S-2 Luar Negeri) (2003—2004)
- Dandenpom V/4 Surabaya Pomdam V/Brawijaya (2004—2006)
- Kabag Tatib Sdirbinhartib Puspomad (2006—2007)
- Pamen Mabes TNI (2007)
- Pabandya 4/Milhanlugri Paban VI/Mintel Sintel TNI (2007—2008)
- Pabandya B-51 Direktorat B BAIS TNI (2008)
- Gumil Gol IV/Kol Korps Gumil Satinduk BAIS TNI (2008—2009)
5. Kolonel
- Atase Pertahanan RI Turki[2] (2009—2012)
- Pamen Denmabesad (Dik Sesko TNI) (2012—2013)
- Dirbinhartib Puspomad (2013)
- Danpomdam V/Brawijaya[3] (2013—2014)
6. Brigadir Jenderal
- Kasubdit Pasifik Deputi Intelijen Luar Negeri BIN (2014)
- Direktur Amerika & Eropa Deputi Intelijen Luar Negeri BIN (2014)
- Sekretaris I Kedubes RI Australia (2014—2017)
7. Mayor Jenderal
- Deputi I Bidang Luar Negeri BIN[4] (2017—2021)
8. Letnan Jenderal
Danpuspomad (2021—Sekarang).
Dipercaya Jenderal Dudung Ambil Foto Wajah Pelapor
Baru-baru ini, Jenderal Dudung Abdurachman memerintahkan jajaran Pusat Polisi Militer Angkatan Darat ( Puspomad) memotret wajah pelapornya satu per satu.
Seperti diketahui, Jenderal Dudung dilaporkan atas dugaan penistaan agama setelah pernyataannya 'karena Tuhan bukan orang Arab' diributkan sekelompok orang.
Pernyataan tersebut disampaikan Jenderal Dudung saat melakukan podcast dengan Deddy Corbuzer beberapa waktu lalu.
Sedangkan sekelompok orang yang melaporkan mantan loper koran itu bergabung dalam Koalisi Ulama, Habaib, dan Pengacara Anti Penodaan Agama (KUHAP APA).
Puspomad sebenarnya menjadwalkan pemeriksaan terhadap para pelapor pada Jumat (4/2/2022).
Namun, para pelapor tidak datang dan minta dijadwal ulang.
Mengenai perintah agar waja para pelapornya difoto satu per satu, Jenderal Dudung mengaku karena tidak mengenal sosok mereka.
Kendati demikian, mantan Pangdam Jaya dan Pangkostrad itu tidak mempermasalahkan pelaporan tersebut.
Ia mengatakan, banyak pekerjaan yang harus diselesaikan sehingga tidak terlalu memikirkan laporan tersebut.
Dikutip dari Kompas TV, Jenderal Dudung memberikan klarifikasi terkait pernyataan 'karena Tuhan bukan orang Arab' yang dipermasalahkan sebagian orang.
Pernyataan tersebut sebenarnya dikaitkan dengan pembacaan doa kepada Tuhan.
Menurutnya, dengan membaca doa menggunakan bahasa apapun, Tuhan pasti mengerti," kata Dudung.
"Tuhan itu bukan orang. Apalagi orang Arab. Saya berdoa pakai bahasa apa saja bisa. Allah Maha tahu," kata Dudung.
Dalam video Kompas Tv, Dudung mencontohkan berdoa menggunakan bahasa Arab.
Kemudian, ia menggambarkan doa lain yang ia tidak bisa menggunakan bahasa Arab.
"Apa Allah mengerti bahasa saya, paham. Bahasa di dunia ini Tuhan tahu," ungkapnya.
Sementara itu, koordinator pelapor, Damai Lubis mengatakan, pernyataan Jenderal Dudung tidak mencerminkan tupoksinya sebagai TNI AD.
Mereka mengatakan, ucapan Dudung syarat delik pidana umum.
s; tribunnews.com