INDONESIAKININEWS.COM - Seorang pentolan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM), Sebby Sambom, anca...
INDONESIAKININEWS.COM - Seorang pentolan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM), Sebby Sambom, ancam bongkar persembunyian KKB Papua.
Ancaman Sebby Sambom tersebut dipicu pernyataan panglima perang KKB Papua, Egianus Kogoya, yang menyebut bahwa dirinya berjuang hanya untuk kepentingan sendiri.
Seperti diketahui, selama ini Sebby Sembom bersama Benny Wenda, Viktor Yemu, dan Jefri Pagawak bertugas melakukan diplomasi Papua Merdeka ke luar negeri.
Beredar video, Egianus Kogoya menilai empat orang yang melakukan diplomasi di luar negeri, termasuk Sebby Sambom, adalah perjuangan untuk kepentingan diri sendiri.
Tudingan ini disambut emosi Sebby Sambom yang merupakan juru bicara TPNPB OPM.
"Kami semua sebenarnya terus berjuang untuk Papua merdeka," kata Sebby Sambom.
Sebagai pejuang KKB di luar negeri, kata Sebby Sambom, ia tak pernah berhenti sesaat pun untuk membangun jaringan internasional.
Saat ini, kata Sebby Sambom, TPNPB-OPM sesungguhnya semakin lemah.
TPNPB-OPM tak bisa lagi berjuang untuk Papua merdeka.
Pasalnya, lanjut Sebby Sambom, TPNPB-OPM telah dikepung dari berbagai penjuru oleh TNI-Polri.
"Kau, Egianus Kogoya, adalah anak kecil yang baru tumbuh dan kaget melihat Papua yang kini mulai merdeka," kata Sebby Sambom.
"Egianus itu tidak bersekolah sehingga tak mengerti apa itu diplomatik," tandas Sebby Sambom.
Karena itu, katanya, lebih baik Egianus Kogoya diam dan berhenti dari tindakan yang menyusahkan masyarakat dengan merampok.
"Kau lebih baik diam, atau kami bongkar semua tempat persembunyianmu," ancam Sebby Sambom dengan nada marah.
Tudingan serius dilayangkan oleh komandan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua wilayah Nduga Egianus Kogoya terhadap pentolan-pentolan Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Egianus Kogoya menyebut pentolan-pentolan OPM yang selama ini hidup di luar negeri hanya mengambil keuntungan atas perang yang dilakukan oleh kelompoknya.
Egianus bahkan menyebut pentolan-pentolan OPM mulai dari Benny Wenda, Sebby Sambom, Victor Yeimo dan Jefri Pagawak hanya menumpang hidup dari perang yang dilakukan oleh pihaknya.
Video kemarahan Egianus Kogoya ini menyebar di dunia maya.
Egianus memperlihatkan kekesalannya ketika berkomunikasi dengan Benny Wenda, pria yang selama ini mengklaim diri sebagai presiden sementara West Papua.
Dengan lantang dan tangan diacung-acungkan, Egianus Kogoya melontarkan pernyataan pedas yang ditujukan kepada orang-orangnya yang hidup luar negeri.
Egianus Kogoya bahkan secara blak-blakan menyebut nama satu per satu yang memang selama ini berada di luar negeri.
Mulai dari Benny Wenda, Sebby Sambom, Victor Yeimo dan Jefri Pagawak.
"Kami berjuang setengah mati di hutan untuk Papua merdeka, tapi kalian yang hidup di luar negeri, mengaku sebagai diplomat, tapi hanya untuk kepentingan mencari keuntungan dari kami," kata Egianus dikutip Tribunjogja.com dari Tribun-Papua.com.
Egianus Kogoya memang marah besar. Nada bicaranya yang melengking tinggi.
Ia menuding para figur tersebut tak optimal berjuang untuk Papua merdeka.
Akan tetapi tak diketahui persis faktor apa yang memicu, sehingga emosi panglima perang di Ndugama itu sama sekali tak terkendali.
Dia mengatakan: "Saudara Benny Wenda, tahukah kalian bagaimana perjuangan di Tanah Papua?"
"Saudara Sebby Sambom, apakah kalian rasakan bagaimana susahnya para pejuang kemerdekaan di Papua?"
"Kalian enak tinggal di luar sana, tapi kami di sini, siang malam berperang untuk Papua merdeka."
"Pernahkah kalian merencanakan bagaimana merekrut anak-anak untuk jadi anggota supaya berperang?" kata Kogoya.
"Pernahkah kalian pikirkan bagaimana anak-anak Papua bisa sekolah, supaya nantinya mereka bisa membangun Papua?"
Dalam video yang viral tersebut, putra Silas Kogoya juga menandaskan, selama ini mereka terus berperang tanpa henti.
Peperangan yang dilakukan hanya untuk satu tujuan, yakni merebut kemerdekaan Papua dari tangan bangsa kolonial.
Yang dimaksud Egianus Kogoya dengan bangsa kolonial, adalah Indonesia.
s; tribunnews.com