Ketua Umum Solidaritas Merah Putih, Silfester Matutina mengecam keras wacana pemakzulan Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, yan
INDONESIAKININEWS.COM - Ketua Umum Solidaritas Merah Putih, Silfester Matutina mengecam keras wacana pemakzulan Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, yang sempat mencuat dari Forum Purnawirawan TNI beberapa waktu lalu. Ia menyebut delapan poin usulan tersebut tidak bermutu, tidak berdasar hukum, serta hanya memicu kegaduhan di tengah masyarakat.
"Saya sangat menyesalkan delapan usulan tak bermutu dari Para Purnawirawan TNI itu. Usulan-usulan itu tidak berdasarkan riset yang mendalam dan tidak ada dasar hukumnya," kata Silfester dalam pernyataannya, Selasa (9/4/2025).
Silfester juga melihat poi-poin usulan tersebut tidak logis dan hanya bikin gaduh.
"Tidak ada satupun dari delapan poin usulan itu yang masuk logika dan demi kebaikan Bangsa Kita. Semuanya zonk dan hanya membuat kegaduhan dan adu domba." tegas Silfester.
Ia mengingatkan bahwa pasangan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran adalah hasil dari Pilpres 2024 yang sah dengan perolehan suara mayoritas, yakni 58,59% atau setara 96.214.691 suara sah. Pasangan ini juga telah melalui sengketa hukum di Mahkamah Konstitusi (MK), dan diputuskan oleh MK sebagai pemenang resmi, sebelum ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Sejak dilantik enam bulan lalu, lanjutnya, Prabowo-Gibran tidak pernah terbukti melakukan pelanggaran konstitusi atau prosedur apapun. Dengan demikian, kata Silfester, tidak ada alasan untuk memakzulkan mereka sesuai ketentuan UUD 1945 Pasal 7A dan 7B yang merujuk pada pemberhentian Presiden/Wapres hanya jika terbukti melakukan pelanggaran hukum berat.
Menurut Silfester, wacana pemakzulan adalah bagian dari strategi politik kotor yang ingin mengadu domba antara Prabowo, Gibran, dan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal ini, katanya, mirip dengan isu-isu sebelumnya seperti polemik ijazah Jokowi, isu matahari kembar, hingga polemik revisi UU TNI.
Lebih jauh lagi, ia menduga kuat wacana ini disebarkan oleh sejumlah kelompok:
- Barisan sakit hati yang tak mendapat jabatan atau dicopot di era Jokowi dan merasa terganggu di era Prabowo.
- Koruptor, pengusaha hitam, dan politisi busuk yang bisnis dan kepentingannya terganggu di pemerintahan baru.
- Pendukung capres kalah yang belum move on dari hasil Pilpres 2024.
- Kaum radikal agama yang organisasinya dibekukan di era Jokowi.
- Pihak asing yang memiliki kepentingan melemahkan Indonesia di kancah internasional.
- Para pengamat dan paranormal politik yang menyebarkan narasi menakut-nakuti rakyat dengan isu Indonesia akan krisis, Gibran dimakzulkan, atau Prabowo bakal dikudeta oleh sosok 'orang kurus'.
"Ini semua hanya halusinasi dan fitnah belaka. Kita harus percaya bahwa hubungan Prabowo-Gibran sangat kompak, begitu pula dengan Pak Jokowi. Hubungan mereka harmonis, bahkan Presiden Prabowo baru saja menugaskan Pak Jokowi sebagai utusan negara untuk pemakaman Paus di Vatikan," ujar Silfester.
Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tetap menjaga solidaritas dan tidak mudah terprovokasi oleh narasi-narasi yang memecah belah persatuan. Menurutnya, saat ini fokus utama harus ditujukan pada pembangunan dan pencapaian visi Indonesia Emas 2045 di tengah gejolak geopolitik dan ekonomi global yang tidak menentu.
"Jangan sampai kita terpecah. Kita harus bergandengan tangan, lawan hoaks, lawan hasutan, dan dukung pemerintah untuk membangun Indonesia yang lebih sejahtera dan kuat," tutup Silfester. (jabar.jpnn.com)
#WacanaMakzulkanGibran
#PrabowoGibranSolid
#IndonesiaEmas2045
#SolidaritasMerahPutih
#TidakAdaAlasanMakzulkanWapres
#JokowiUtusanNegaraKeVatikan