INDONESIAKININEWS.COM - Mantan Komandan Jenderal Kopassus, Mayor Jenderal TNI (Purn) Soenarko kembali melontarkan kritik tajam terkait kred...
INDONESIAKININEWS.COM - Mantan Komandan Jenderal Kopassus, Mayor Jenderal TNI (Purn) Soenarko kembali melontarkan kritik tajam terkait kredibilitas akademik Presiden Joko Widodo.
Kritik ini disampaikan bukan hanya sekadar eragukan keberadaan ijazahnya, melainkan karena gelar akademik yang digunakan Jokowi dianggap membingungkan dan berubah-ubah.
Soenarko menekankan bahwa persoalan utama bukan soal apakah Jokowi lulus dari Universitas Gadjah Mada (UGM) atau tidak, melainkan soal konsistensi informasi yang disampaikan kepada publik.
“Saya yakin Jokowi tak punya ijazah UGM. Tapi yang dipermasalahkan bukan hanya ada atau tidaknya ijazah, melainkan kenapa gelarnya berubah-ubah. Dulu waktu jadi Wali Kota Solo pakai ‘Drs.’, lalu saat menjabat Gubernur DKI tiba-tiba jadi ‘Ir.’. Publik jadi bingung. Ini soal transparansi,” ujar Soenarko.
Hal itu disampaikan Soenarko di kanal YouTube Sentana TV pada Rabu (4/6/2025).
Menurutnya, perubahan gelar akademik itu menciptakan persepsi publik seolah-olah ada sesuatu yang disembunyikan.
Soenarko menilai hal ini berdampak buruk terhadap kepercayaan rakyat terhadap pemimpin.
“Kalau sejak awal konsisten dan dijelaskan secara terbuka, tidak akan jadi isu nasional seperti ini. Tapi karena berubah-ubah tanpa penjelasan yang memadai, akhirnya menimbulkan kecurigaan dan spekulasi,” lanjutnya.
Soenarko mengaku prihatin karena isu seperti ini justru memperlebar jarak antara rakyat dan penguasa.
Ia menekankan bahwa hal-hal kecil seperti kejelasan gelar akademik bisa mencerminkan sikap jujur atau tidaknya seorang pemimpin.
Lebih jauh, Soenarko juga menyinggung kekacauan politik yang menurutnya merupakan warisan dari masa kepemimpinan sebelumnya.
Ia menyerukan kepada Presiden Prabowo Subianto untuk segera bertindak memperbaiki kondisi bangsa.
“Pak Prabowo sekarang yang memegang kuasa. Kalau ingin memulihkan kepercayaan rakyat, mulailah dari hal-hal mendasar seperti kejujuran dan keteladanan,” ucapnya.
Ia juga menyinggung tuntutan Forum Purnawirawan TNI yang menginginkan agar Gibran Rakabuming dicopot dari jabatannya sebagai Wakil Presiden karena dianggap melanggar etika konstitusi.
Soenarko menutup pernyataannya dengan mengingatkan bahwa rakyat tidak akan diam apabila suara mereka terus diabaikan.
“Kalau pemimpin tidak mendengarkan suara rakyat, maka rakyat sendiri yang akan bergerak. Demokrasi tidak bisa dijalankan tanpa kepercayaan,” pungkasnya.
Sumber: Pikiran Rakyat