UAS Haramkan Nonton Film The Santri INDONESIAKININEWS.COM - Film The Santri saat ini menjadi perbincangan hangat publik. Meski s...
![]() |
UAS Haramkan Nonton Film The Santri |
INDONESIAKININEWS.COM - Film The Santri saat ini menjadi perbincangan hangat publik.
Meski saat ini masih sebatas trailer, film produksi PBNU menggandeng sutradara Livi Zheng ini menuai beragam tanggapan.
Trailer fim ini dipublish pada 9 September 2019 di kanal Youtube NU Channel dan langsung menuai berbagai kritik pedas dan menjadi kontroversi.
Kontroversi ini ternyata juga sampai ke Ustadz Abdul Somad, dai asal Pekanbaru, Riau.
Ustadz Abdul Somad bahkan mengaku sudah menonton trailer film yang dibintangi anak Ustadz Yusuf Mansur, Wirda Mansur dan Emil Dardak.
Hal itu disampaikan Ustadz Abdul Somad saat mendapat pertanyaan dari jamaah di pengajian bulanan Masjid Al Hikmah, Tanjung Pinang, Kepri.
"Apa pendapat Ustadz tentang film The Santri yang tidak mencerminkan kehidupan pesantren yang sebenarnya. Dan disutradarai oleh Livi Zheng yang kontroversi itu," kata Ustadz Abdul Somad membacakan pertanyaan jamaah.
"Kalian mancing-mancing aja. Udah banyak komentar-komentar. Ikuti aja yang udah ada itu. Saya yang beban lama aja belum selesai," kata Ustadz Abdul Somad disambut tawa jamaah.
Menjawab pertanyaan itu, Ustadz Abdul Somad menegaskan, haram hukumnya masuk ke rumah ibadah orang lain. "Haram," tegas UAS.
"Saya tak nonton filmnya sampai habis. Baru menengok trailernya aja," kata Ustadz Abdul Somad.
Tapi di dalam itu yang bisa dirinya komentari menurut UAS, ada dua hal.
Pertama masuk ke rumah ibadah.
"Karena Nabi SAW tak mau masuk ke dalam tempat kalau di dalam itu ada patung berhala," kata Ustadz Abdul Somad.
"Maka dalam Islam, mazhab Syafii mengharamkan masuk ke dalam rumah ibadah (yang) di dalamnya ada berhala," tegas UAS.
Kedua, tentang masalah laki-laki dan perempuan berdua-duaan tak mahrom.
"Pandang-pandangan. Oleh sebab itu maka, kita jaga anak cucu kita dari perbuatan-perbuatan maksiat," katanya.
Bahwa ada misi-misi sesuatu dibalik ini semua, Ustadz Abdul Somad mengatakan wallahu alam bis shawab.
"Kita akan diminta pertanggung jawaban di hadapan Allah SWT," katanya.
UAS menegaskan, Islam tak perlu diajari bagaimana berinteraksi sosial dengan saudara kita non muslim.
Karena kita sudah lama bertetangga.
"Apalagi orang Tanjung Pinang. Seandainya orang Tanjung Pinang ini ekstrim, takkan ada orang Tionghoa di Tanjung Pinang," paparnya.
"Kita semuanya bisa menerima. Siapapun yang datang semua bertetangga berkawan, bersahabat," kata Ustadz Abdul Somad.
Tapi kalau sudah dalam masalah ibadah ritual tidak ada tawar-menawar, kata UAS seraya mengutip surat Al Ikhlas.
"Sekarang banyak yang tak bisa membedakan, kebablasan. Tidak bisa membedakan mana toleransi, mana telor asin. Harus bisa dibedakan. Jangan karena toleransi mengorbankan keyakinan, akidah, anak-anak kita. Naudzubillah," katanya.
"Dan orang-orang yang pernah di pesantren pun, ketika menonton itu mengatakan ini bukan anak pesantren. Anak pesantren tak begitu," pungkas UAS.
S : tribunnews.com