Gubernur Sumut Edy Rahmayadi Foto: iNews.id/Stepanus Purba INDONESIAKININEWS.COM - Ini catatan ke 5 saya mengenai wacana wisata syaria...
 |
| Gubernur Sumut Edy Rahmayadi Foto: iNews.id/Stepanus Purba |
INDONESIAKININEWS.COM - Ini catatan ke 5 saya mengenai wacana wisata syariah di Danau Toba.
Berhentilah berimprovisasi agama pak gubernur.
Apakah maksud anda selama ini danau toba tidak ramah kepada umat muslim?
Baru baru ini untuk menyambut Idul Adha 1440 H Pemkab SAMOSIR memberi Kurban 7 ekor kambing kepada umat muslim disana melalui Masjid Al-Hasanah Pangururan,
Apakah itu masih kurang ramah pak gubernur?
Jika bicara masalah wisatawan, apakah selama ini wisatawan muslim tidak bisa melaksanakan rukun islam di danau toba?
Disana banyak masjid loh pak.
Bapak jangan menggiring opini seolah olah selama ini danau toba tidak ramah kepada umat muslim.
Bahaya pak, nanti timbul pergesekan di masyarakat.
Bapak itu pimpinan, harus menentramkan, harus menenangkan, jangan malah membuat kegaduhan dengan program yang meresahkan masyarakat.
Lagian bicara masalah Ibadah ya pak, KITA UMAT BERAGAMA ini yang mencari tempat ibadah kita, bukan pulak rumah ibadah yang datang mencari umat.
Paham maksud saya ya pak...?
Disekitaran danau toba itu banyak masjid, jadi wisatawan yang muslim yang hendak melaksanakan rukun islam TINGGAL CARI SAJA masjid mana yang terdekat dengan posisinya berada.
Dikabupaten Samosir ada masjid, dikabupaten Toba Samosir juga ada, dikabupaten Humbang Hasundutan juga ada, dikabupaten Tanah Karo juga ada, apa lagi dikabupaten Simalungun pak, begitu masuk gapura Parapat sudah disambut dengan Masjid yang besar dan megah dipinggir jalan.
Jadi apa lagi yang hendak bapak ubek ubek masalah danau toba?
Jika bicara masalah BABI ya pak, wisatawan itu datang ke danau toba BUKAN MAU MELIHAT BABI, mereka mau melihat keindahan alam dan budaya yang ada disana.
Misalnya mereka belum pernah melihat SARKOFAGUS, di samosir mereka bisa lihat itu, asli kuburan batu.
Jadi jangan bawa bawa BABI pak, bagi orang batak itu babi adalah ternak yang berhubungan dengan adat.
Pak Gubernur yang terhormat, izinkan saya MEMBANDINGKAN program anda dengan program Gubsu sebelumnya yaitu RAJA INAL SIREGAR.
Bapak Raja Inal Siregar itu ASLI LAHIR DI SUMATRA UTARA dan beliau mencintai daerahnya makanya beliau meluncurkan program yang sangat terkenal sampai sekarang yaitu MARTABE yang merupakan singkatan dari MARSIPATURE HUTANA BE dan dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai GERAKAN MEMBENAHI KAMPUNG SENDIRI.
Bapak Raja Inal Siregar memberi keleluasaan setiap daerah untuk membangun dan mengembangkan daerahnya masing masing.
Seperti itulah CONTOH membuat program pak, BERGUNA bagi masyarakat dan ABADI dikenang karena program itu memang nyata membangun daerah.
Janganlah buat program yang menimbulkan gesekan di masyarakat pak
Selama ini danau toba sudah BERKIBAR di manca negara tanpa embel embel agama.
Apapun alasan dan apapun NAMA BARU untuk program wisata syariah di danau toba selagi itu menyangkut pautkan agama TETAP AKAN KAMI TOLAK.
STOP wacana apapun tentang pengembangan Danau Toba berbasis AGAMA.
sumber : https://www.indonesiakininews.com/2019/09/biar-tidak-ada-protes-lagi-dari-suku.html
Batak perantau juga harus menolak program ini, HITA INGKON SADA,
Jangan biarkan hanya saudara kita di Bona Pasogit yang berjuang mati matian menolak program ini.
Batak penggiat Media Sosial juga harus menolak.
Demi Sumatra Utara yang Majemuk, saya menolak program ini.
Selamat berjuang kepada aktivis aktivis budaya yang menentang program ini.
-Oppung Mittop-
( Fb : Marulak Sinurat )
