INDONESIAKININEWS.COM - Gubernur DKI Anies Baswedan dalam statemennya baru baru ini menghimbau agar pihak kelurahan di seluruh DKI Jaka...
INDONESIAKININEWS.COM - Gubernur DKI Anies Baswedan dalam statemennya baru baru ini menghimbau agar pihak kelurahan di seluruh DKI Jakarta berkeliling menggunakan pengeras suara ( TOA) jika banjir akan datang
Hal tersebut terpaksa ia lakukan sebab penggunaan alat canggih semacam SMS dan WA kurang begitu efektif sebagai alat pemberitahu kepada warga DKI ketika akan terjadi banjir
Anies berujar, saat banjir mulai terjadi pada Rabu (1/1/2020) dini hari, Pemprov DKI sebenarnya sudah memberikan peringatan dini sebelumnya.
Peringatan dini disampaikan melalui pesan berantai ke ponsel warga.
Anies menduga sejumlah warga tidak membaca pesan tersebut.
"Kemarin pada malam itu, pemberitahuan diberi tahu, tapi karena malam hari, diberitahunya lewat HP, akhirnya sebagian tidak mendapatkan informasi," ucap Anies.
Tentu saja ucapan Anies tersebut sontak jadi trending topik baik di jagat media sosial facebook maupun twitter
Banyak yang mengolok olok anies dan menyarankannya agar menggunakan kentongan dari bambu saja sebagai alat antisipasi atau peringatan dini Banjir di DKI
Cara yang digunakan oleh Anies Baswedan untuk peringatan Dini Banjir di DKI ini rupanya berbeda jauh dengan cara yang digunakan oleh Gubernur
Jika Anies Menggunakan TOA, maka di era Jokowi- Ahok BTP, Pemprov DKI menggunakan Alat yang canggih Dari Jepang sebagai Pendeteksi Banjir di sejumlah daerah rawan banjir di Jakarta.
Dilansir Indonesiakininews.com dari Bisnis.com, Alat pendeteksi banjir tersebut mulai dipasang di Kelurahan Ulujami Jakarta Selatan.
Alat bantuan dari Jepang itu dipasang di RW 07 dekat Perumahan Ulujami Indah, di Sasana Krida RW 03, dan di RW 05.
Ketiga titik itu merupakan daerah langganan banjir di Kelurahan Ulujami.
Sudah ada 3 tiang yang terpasang di 3 titik tersebut. Sementara hari ini, ada 5 pekerja yang berada di Sasana Krida RW 03 sedang melakukan perakitan.
Terlihat kabel dan alat-alat yang akan dipasang sebagai pendukung dari tiang-tiang.
Alat ini akan bekerja secara real time. Teknologinya memanfaatkan saluran radio dengan frekuensi 54 MHZ hingga 65 MHZ.
Terlihat ada 2 alat berbentuk kotak dengan tinggi sekitar 1 meter bertuliskan Step Down Tranformer dengan logo JRC (Japan Radio Co Ltd).
Inilah yang nantinya berfungsi sebagai alat seperti server untuk menyebarkan informasi mengenai ketinggian permukaan air pada Kali Pesanggrahan di Ulujami.
Sehingga jika alat ini berbunyi warga harus segera mempersiapkan diri dan mengevakuasi barang-barang berharga.
"Untuk Kelurahan Ulujami ada 3 titik yang dipasang alat pendeteksi bencana bantuan dari Jepang," ujar Gukguk Tri Rahayu, Lurah Ulujami, Selasa (13/1/2015).
S: liputan Indonesiakininews.com