foto: mitrabhayangkara INDONESIAKININEWS.COM - Sebuah video yang diduga berisi keributan antara sejumlah oknum prajurit TNI dan warga ...
![]() |
foto: mitrabhayangkara |
INDONESIAKININEWS.COM - Sebuah video yang diduga berisi keributan antara sejumlah oknum prajurit TNI dan warga di Desa Merek, Karo, Sumut, viral di media sosial.
Kepala Desa Merek, Menmen Ginting Munthe, menjelaskan awal mula kejadian tersebut.
Menmen mengatakan kejadian berawal saat seorang siswa SMA ditegur karena menggeber kendaraannya saat berada di SPBU. Siswa SMA itu diduga tak terima mendapat teguran dan melaporkan kepada orang tuanya yang kemudian membawa massa.
"Awalnya dari galon (SPBU), diancam katanya anak SMA karena geber-geber. Datang pengawasnya dari tentara ditarik ke belakang diancamnya. Dikasih tahunyalah ke orang tuanya, itulah yang datang massa," ujar Menmen, Selasa (21/4/2020).
Menmen mengatakan anggota TNI yang menegur siswa SMA itu sempat ditahan oleh massa. Setelah itu, barulah datang prajurit lainnya ke lokasi.
"Ditangkap jugalah tentara itu, sampai diambil senjatanya. Mereka bawa ke kantor polisi. Jadi entah gimana dilapor ke sana, datang ke sini apa ini 125 (Yonif 125/Simbisa Kabanjahe)," jelasnya.
Sebelumnya, sebuah video yang beredar di sebuah akun Facebook menarasikan ada puluhan prajurit menyerang Desa Merek, Senin (20/4) malam.
Desa Merek menurut narasi dalam akun itu dikatakan mencekam karena prajurit TNI melakukan penyerangan serta memakan korban beberapa warga Merek, termasuk perangkat desa.
Para personel TNI itu disebut datang setelah ada keributan antara sejumlah warga Merek dan salah satu prajurit TNI di SPBU Merek sehingga menyebabkan puluhan tentara mendatangi desa tersebut.
Akun itu menyebut ada tiga truk yang berisi pasukan TNI datang pada pukul 22.30 WIB.
Dalam video yang di-posting di akun itu, memang terlihat sejumlah tentara. Video diambil diam-diam dan sesekali perekam video tampak bersembunyi di balik mobil-mobil agar tidak ketahuan.
"Masuk Pak, masuk Pak. Tentara mukul ini, jangan kau masuklah," ujar perekam video itu kepada sejumlah orang yang ada di sekitarnya.
Kapendam I/Bukit Barisan (BB), Kolonel Inf Zeni Junaidi, meluruskan informasi soal peristiwa yang terjadi itu. Dia membenarkan adanya kejadian tersebut tapi membantah bahwa pasukan TNI melakukan penyerangan.
"Kejadian itu sedang diselidiki, sedang ditelusuri oleh satuan kita. Tapi itu konotasi beda, bukan penyerangan," kata Kolonel Zeni saat dimintai konfirmasi, Selasa (21/4).
Menurut Zeni, peristiwa berawal dari laporan satpam SPBU Merek lantaran SPBU itu kerap dijadikan tongkrongan para preman. Petugas satpam tersebut lalu meminta bantuan temannya yang bertugas di Yonif 125/Simbisa Kabanjahe.
"Preman-preman ini nggak terima, akhirnya satpam hubungi kawannya anggota Batalyon 125, anggotanya datangi sendirian semalam klarifikasi malah ribut sama preman-preman di situ," ujarnya.
Karena ada tentara dikeroyok, petugas satpam SPBU Merek kemudian menghubungi lagi temannya di Yonif 125.
Oleh karena itu, sejumlah personel Yonif 125 mendatangi SPBU Merek untuk menjemput anggotanya yang dikeroyok.
"Yang jelas situasi sudah terkendali. Hari ini Dandim, Danramil termasuk unsur polisi sedang menetralisir. Sudah mulai aman. Sekali lagi jadi bukan menyerang ya. Lagi pandemi (Corona) gini kan kita bantu rakyat kok dibilang nyerang," tegas Zeni.
Sumber: detik