foto: wartakota INDONESIAKININEWS.COM - Mantan Menteri Ekonomi, Rizal Ramli mengklaim sebenarnya tak susah mengurus negara khususnya ...
foto: wartakota |
INDONESIAKININEWS.COM - Mantan Menteri Ekonomi, Rizal Ramli mengklaim sebenarnya tak susah mengurus negara khususnya pada bidang ekonomi.
Rizal Ramli mengaku percaya bisa mengembalikan ekonomi Indonesia setelah Virus Corona melanda.
Hal itu diungkapkan Rizal Ramli melalui channel YouTube pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun yang diunggah pada Rabu (6/5/2020).
Mulanya, Rizal Ramli menjelaskan bahwa perlu adanya perubahan dalam sistem demokrasi hingga dasar.
Agar kebijakan-kebijakannya benar-benar berpihak kepada rakyat bukan kelas atas.
"Ini kesempatan untuk melakukan perubahan-perubahan termasuk sistem politik tadi kalau itu kita lakukan, satu kita memiliki demokrasi yang betul-betul mengakar."
"Dilaksanakan dalam partai maupun di luar partai akhirnya demokrasinya akan amanah dan berpihak pada rakyat, bukan berpihak kepada cukong, bukan berpihak kepada oligarki," ujar Rizal Ramli.
Kemudian, dirinya lantas mengandaikan diri sebagai Presiden Republik Indonesia.
Jika menjadi presiden, Rizal Ramli optimis bisa menaikkan ekonomi Indonesia.
"Dan yang kedua saya mohon maaf, Pak Rizal Ramli presiden, tahun depan kita bisa naikkan ekonomi tujuh persen," ujar Rizal Ramli.
Mantan Menteri Ekonomi itu mengaku optimis, karena dirinya merasa berhasil memperbaiki ekonomi pada masa kepemimpinan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Ia mengaku berhasil mengurangi angka kemiskinan.
"Saya punya track record waktu jaman Gus Dur kita masuk minus tiga persen, 21 bulan kita naikin empat setengah persen, tujuh setengah persen Ekspor naik dua kali, suply stabil selama dua tahun."
"Pengurangan kemiskinan paling tinggi dalam jangka waktu pendek," ucap dia.
Sehingga, ia merasa tidak susah memimpin Indonesia.
"Gini ratio index turun jadi kalau kita pimpin Indonesia enggak susah-susah amat ini," ungkapnya.
Selain itu, Rizal Ramli menegaskan tidak akan ragu menghukum para pelaku yang bermain politik uang.
"Cuma dengan konsekuensi kalau ada yang masih ngaco-ngaco gue buang ke Pulau Malaria gitu aja, cepat, optimis ini kesempatan biar kita bisa hidup lebih baik," ucapnya.
Andaikan Jadi Presiden
Pada kesempatan yang sama, Rizal Ramli juga sempat mengandaikan dirinya menjadi Presiden Republik Indonesia.
Rizal Ramli menegaskan dirinya akan menindak tegas orang-orang yang bermain politik uang jika dirinya menjadi presiden.
Ia mengatakan akan membawa para pelaku politik uang ke sebuah pulau di selatan Kalimantan di mana banyak nyamuk malaria hidup.
"Kalau Rizal Ramli presiden ya, seandainya masih ada juga yang masih main politik uang," ujar Rizal.
"Saya akan tangkap, saya akan kirim ke sebuah pulau yang sudah saya pelajarin di selatan Kalimantan, nyamuk yang banyak nyamuk malarianya," sambungnya.
Menurutnya keinginan itu jauh lebih baik dari apa yang dilakukan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte yang menurutnya melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) dalam mengambil kebijakan.
"Ya kita kan lebih canggih dari Presiden Duterte, dia main tembak saja, main hajar saja, melanggar Hak Asasi," ucapnya.
Sehingga, jika ia menindak tegas para pelaku politik uang maka tidak akan melanggar HAM.
"Saya sih enggak mau yang betul-betul ngaco kita buang ke pulau ini, bahwa kemudian mereka meninggal gara-gara malaria."
"Yang melanggar Hak Asasi Manusia itu malaria, bukan Rizal Ramli. Itu kalau kita yang jadi presiden," jelas Rizal Ramli disambut tawa Refly Harun.
Mantan Menteri Ekonomi era Gus Dur itu mengaku ingin mengubah demokrasi yang lebih amanah.
"Supaya kita ubah demokrasi jadi demokrasi yang amanah yang bekerja buat rakyat, democration brings prosperity, demokrasi membawa kemakmuran," katanya.
Rizal Ramli Sebut DPR Ngawur soal Usulan Cetak Uang di Tengah Pandemi:Picu Inflasi, Rontokkan Rupiah
Ekonom senior Rizal Rami menganggap usulan untuk mencetak uang Rp 600 triliun sebagai stabilisasi ekonomi Indonesia di tengah masa pandemi Virus Corona, adalah usulan yang tidak berlandaskan teori ekonomi.
Ia pun sepakat ketika Gubernur BI menolak usulan yang sebelumnya disampaikan Badan Anggaran DPR tersebut.
Rizal menyebut, pemcetakan rupiah dalam jumlah besar saat ini bukanlah keputusan yang tepat
Ia justru bilang, jika kebijakan itu dilakukan, justru ekonomi Indonesia akan hancur.
"DPR @DPR_RI apa ndak malu ? Ketum Partai yg ngotot, masak mau mengorbankan partainya hanya untuk ambisi pribadi yg ngawur dan merusak ekonomi Indonesia? Cetak uang akan picu inflasi dan rontok-kan nilai Rupiah," tulis Rizal Ramli di akun Twitternya, dikutip Warta Kota, Kamis (7/5/2020).
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo sebelumnya menyatakan usulan mencetak uang bukanlah kebijakan moneter yang tepat untuk menyikapi kondisi ekonomi saat ini.
"Ini mohon maaf, pandangan itu tidak sejalan dengan kebijakan moneter yang prudent. Mohon maaf nih, betul-betul mohon maaf. Jangan membingungkan masyarakat," kata Perry di Jakarta, Rabu (6/5/2020).
Perry menyebutkan, peredaran dan pemusnahan uang kartal di masyarakat memiliki mekanismenya yang diatur dalam Undang-Undang (UU).
Hal itu berarti, BI tidak secara langsung, kata Perry, mencetak uang tanpa memperkirakan kebutuhan masyarakat dan hal lainnya.
"Itu bisa diukur berapa pertumbuhan ekonomi dan inflasi PDB (Produk Domestik Bruto). Misalnya PDB 5 persen dan inflasi 3 persen, maka pencetakan uang 8 persen dan ditambah stok 10 persen," terang Perry.
Sumber: babenews