INDONESIAKININEWS.COM - Kisah seorang nenek asal Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, yang menolak Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Pem...
INDONESIAKININEWS.COM - Kisah seorang nenek asal Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, yang menolak Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Pemerintah, seakan menampar keras orang-orang yang saat ini malah ribut, memprotes dan memposting keluhan mereka di media sosial jika tidak mendapatkan bantuan corona dari pemerintah.
Sartje Tetengean, nenek berusia 67 tahun asal Desa Paheleten, Kecamatan Kakas, Kabupaten Minahasa ini, bahkan membuat surat pernyataan di atas meterai, jika dirinya tidak menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Dana Desa, karena merasa masih sehat dan berkecukupan, sehingga bantuan tersebut bisa dialihkan ke orang yang lebih membutuhkan.
Oma Sartje yang hidup sendirian karena tidak berkeluarga, kesehariannya berjualan makanan ringan di sekolah.
Namun, selama pandemi corona berlangsung, sekolah ditutup. Dasar inilah yang kemudian dalam musyawarah desa yang dipimpin Hukum Tua Desa Pahaleten, Kelly Rempas, disepakati jika nama Oma Sartje dimasukan sebagai penerima dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang bersumber dari Dana Desa.
Namun, aparat pemerintah desa dibuat kaget sekaligus terharu ketika Oma Sartje malah menolak bantuan tersebut.
Menurut Oma Sartje, dirinya masih ada kekuatan untuk bekerja dan masih diberikan kesehatan oleh Tuhan, sehingga namanya bisa digantikan dengan orang yang lebih membutuhkan.
Oma Sartje bahkan bersedia untuk dibuatkan surat pernyataan jika dirinya menolak untuk diberikan bantuan tersebut, dimana dirinya akan membubuhkan tanda tangannya di atas meterai.
“Tentunya kami terkejut sekaligus benar-benar terharu. Saya mewakili pemerintah mengucapkan terima kasih untuk ibu Sartje, yang mau memberikan bantuan untuk orang-orang yang benar-benar membutuhkan. Kami juga berharap apa yang sudah dilakukan oleh ibu kami ini, bisa menjadi contoh untuk warga-warga yang lain, yang dengan hati ikhlas jika kalau ada kemampuan pergunakanlah itu. Kami benar-benar berterima kasih untuk itu," ujar Hukum Tua Desa Pahaleten, Kelly Rempas.
Oma Sartje sendiri mengakui jika dirinya masih kuat dan masih mampu untuk mencari nafkah.
Menurutnya, satu hingga dua liter beras bisa dimakannya untuk beberapa hari, sehingga tidak membutuhkan banyak.
"Saya berterima kasih kepada Tuhan karena masih diberikan kesehatan untuk mencari kebutuhan sehari-hari. Soal bantuan, sudah disampaikan ke pak Hukum Tua, jika masih ada yang lebih membutuhkan," kata Oma Sartje.
Kisa Oma Sartje sendiri menjadi inspirasi sekaligus tamparan hebat untuk masyarakat di Indonesia yang masih punya kemampuan untuk bekerja atau mencari nafkah, tetapi terus memprotes pembagian bantuan oleh pemerintah dengan dalil terdampak corona.
Mirisnya, banyak sekali yang memposting keluhan mereka sekaligus hujatan kepada pemerintah di media sosial terkait bantuan.
Padahal, jika menggunakan logika, orang yang menggunakan media sosial membutuhkan gadget dan kuota yang tentunya harus dibeli.
Sumber: kumparan
