INDONESIAKININEWS.COM - Kementerian Keuangan memprediksi defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2022 bisa mencapai 3,92% dar...
Angka tersebut paling tidak jauh lebih rendah dibandingkan asumsi awal yakni 4,85% terhadap PDB.
Dengan demikian, jumlah utang tunai yang ditarik pemerintah juga akan lebih kecil, yaitu Rp 1.195 triliun. Indonesia selamat dari tambahan utang baru Rp 221 triliun.
"Ini satu hal menggambarkan Indonesia memiliki APBN yang kerja keras namun tahun ketiga covid mulai pulih," ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita, dikutip Sabtu (13/8/2022).
Menurut Sri Mulyani, untuk pembiayaan tahun lalu mencapai Rp 487,4 triliun. Sementara pada tahun ini, pemerintah baru menerbitkan utang Rp 223,9 triliun, atau turun 54% khususnya untuk SBN Neto.
"Sedangkan pinjaman turun Rp 169,7, APBN makin diupayakan pulih," jelasnya.
Kementerian yang ia pimpin masih akan menerbitkan surat utang hingga akhir tahun, termasuk yang denominasi valuta asing (valas). Penerbitan akan disesuaikan dengan kebutuhan belanja dan kondisi pasar.
"Kondisi global masih challenging diliputi ketidakpastian, kita tetap oportunistik, fleksibel namun prudent. Kami in pipe line global bond 2 kali namun nanti untuk eksekusi atau pelaksanaannya akan selalu fleksibel dari sisi timing, size dan mata uangnya," ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Luky Alfirman pada kesempatan yang sama.
Pemerintah masih mengoptimalisasikan bantuan dari Bank Indonesia (BI) lewat SKB III, di mana hingga sekarang baru terealisasi Rp 21,8 triliun.
Pemerintah juga akan meningkatkan partisipasi ritel dalam kepemilikan surat berharga negara.
S: Cnbcindonesia.com