INDONESIAKININEWS.COM - Ketua DPRD Lebak, Banten Didin Nurohmat meninggal secara mendadak di sebuah kamar hotel di Serpong, Jalan Raya Serp...
Didin Nurohmat meninggal dunia bersama wanita yang belum diketahui hubungannya dengan pejabat tersebut.
Dikutip TribunWow.com dari Tribun Jakarta pada Selasa (8/9/2020), petugas hotel membenarkan Didin menginap bersama dengan rekan wanitanya.
Dindin menyewa kamar bertipe deluxe dengan satu buah bed besar.
"Masih digaris polisi, kamar 352, yang deluxe. Saya kurang tahu, tapi memang sama perempuan, teman perempuannya," kata Didin pada Senin (7/9/2020).
Petugas yang tak diungkap identitasnya itu menjelaskan bahwa biaya untuk menginap di kamar tersebut sekitar Rp 500 ribu.
Namun, ia hanya perlu membayar Rp 350 ribu karena sedang ada promo.
"Dia deluxe, dia pesannya satu bed besar," kata dia.
Petugas yang belum genap setahun bekerja di hotel tersebut mengaku baru sekali melihat Didin.
Status Wanita
Serupa dengan pernyataan Petugas Hotel, Kapolres Tangsel AKBP Iman Setiawan menduga, Didin menginap dengan rekan wanitanya.
Namun belum jelas apa hubungan antara Didin dan wanita yang diketahui berinisial L tersebut.
"Dia menginap sama rekan, rekan almarhum. Jenis kelamin wanita," jelas Imam saat konferensi pers di Mapolres Tangsel pada Senin (7/9/2020).
"Tapi kita belum bisa menyimpulkan apakah pacar, istri, atau mungkin dia rekan kerja. Itu masih kita dalami," imbuhnya.
Iman menjelaskan, mereka berdua check in pada sekitar pukul 22.00 WIB pada Sabtu (5/9/2020).
Saat ini pihak kepolisian masih menunggu hasil pemeriksaan sejumlah saksi lengkap.
Namun, Iman menegaskan bahwa tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan pada tubuh korban.
"Yang jelas bahwa sampai saat ini pada tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan," tegas Iman.
Iman mengatakan, sebelum meninggal Didin sempat menjalanai penanganan medis.
Pasalnya ada keluhan yang sempat dirasakan Didin pada dini hari.
"Penyebab kematian nanti kita simpulkan setelah semua saksi kita periksa lengkap," ucapnya.
Iman menuturkan, Didin sempat mengalami sakit di dada pada sekitar pukul 02.00 WIB.
"Jadi kronologisnya saat almarhum bersama rekannya menginap di sana di hotel pada jam 10 malam masuk, jam 02.00 WIB malam mengeluh, karena dadanya," jelas Iman.
Lalu, wanita yang tidur di kamar hotel bersama Didin itu lantas menghubungi front office.
Setelah itu sejumlah petugas rumah sakit datang untuk memberikan bantuan medis.
Namun pada pukul 04.00 WIB akhirnya Didin menghembuskan nafasnya yang terakhir.
"Kemudian rekannya menghubungi petugas front office dan dihubungi rumah sakit, kurang lebih jam 04.00 WIB subuh ada bantuan medis yang melakukan pemeriksaan di sana. Setelah itu korban dinyatakan meninggal dunia," lanjutnya.
Rupanya, Didin memang memiliki riwayat penyakit.
Namun, polisi tidak menjelaskan apa penyakit itu.
"Menurut keterangan, korban punya riwayat medis," kata dia.
Di kamar tersebut polisi menemukan sejumlah resep obat.
"Secara spesifik saya harus cek lagi (jenis obatnya). Yang jelas berdasarkan keterangan saksi ada keluhan dada dan juga kita sempat konfrontir bahwa ada riwayat sakit," kata Iman.
"Penyebab kematian nanti kita simpulkan setelah semua saksi kita periksa lengkap," imbuhnya.
Sementara itu pihak keluarga sendiri menolak jenazah Didin diautopsi.
Pasalnya tidak ditemukan bekas penganiayaan di tubuh Didin.
"Tidak dilakukan autopsi karena keluarga menolak. Karena tidak melihat adanya tanda-tanda kekerasan," kata Imam.
S. TRIBUNNEWS