INDONESIAKININEWS.COM - Ferdinand Hutahaean kembali menorehkan sindiran pedas kepada Komnas HAM. Mantan politisi partai Demokrat itu melont...
INDONESIAKININEWS.COM - Ferdinand Hutahaean kembali menorehkan sindiran pedas kepada Komnas HAM.
Mantan politisi partai Demokrat itu melontarkan sindiran melalui cuitan dalam Twitter pribadinya.
Melalui cuitannya yang diposting pada Sabtu, 12 Desember 2020 di akun Twitter miliknya @FerdinandHaean3, Ia mengusulkan bahwa sebaiknya Komnas HAM merubah namanya menjadi Komnas HAMTU.
Viral Foto Jenazah FPI Tersenyum, Polisi Bekuk Sosok Pemerannya: Masih Hidup di Kartanegara! https://t.co/TC5gBbizUq
— JakTimNews - Part of Pikiran Rakyat Media Network (@JakTimNews1) December 12, 2020
Sebagaimana kita tahu, belakangan nama Komnas HAM disebut-sebut turut andil dalam insiden penembakan 6 Laskar FPI.
Komnas HAM menerangkan bahwa penembakan Laskar FPI dianggap sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia.
Tak terima, Ferdinand pun berikan sindiran tajam.
Melansir dari Mantra Sukabumi dalam artikel yang berjudul Waduhh, Ferdinand Hutahaean Minta Komnas HAM Ganti Nama Jadi Komnas HAMTU, Apa Maksudnya?, Ferdinand Hutahaean juga menyebut bahwa singkatan dari Komnas HAMTU adalah Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Tertentu.
"Saya usul agar nama KOMNAS HAM dirubah jadi KOMNAS HAMTU, Komisi Nasional Hak Azasi Manusia Tertentu," tulis Ferdinand Hutahaean.
"Kenapa? Karena Komnas HAM terlihat hanya bekerja utk kelompok manusia tertentu saja," ungkapnya, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari akun Twitter @FerdinandHaean3 pada Sabtu, 12 Desember 2020.
Menurutnya, banyak terjadi kasus pelanggaran HAM di kalangan masyarakat, namun dirinya mengaku tidak melihat Komnas HAM berupaya mengatasi hal tersebut.
"Banyak pelanggaran HAM terjadi di masyarakat, sy tak lihat @KomnasHAM bergerak utk semua," tambahnya.
Pada cuitan sebelumnya, Ferdinand Hutahaean juga mengomentari kabar tentang Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran yang dipanggil oleh Komnas HAM.
Ferdinand Hutahaean juga menyebut bahwa Komnas HAM diam saat terjadi peristiwa pembantaian di Sigi, serta peristiwa pengeboman gereja.
S:Pikiran Rakyat