INDONESIAKININEWS.COM - Jika punya akhlak, Fadli Zon seharusnya mengundurkan diri dari DPR. Sebab selama ini, kerap sekali orang ini mengu...
Sebab selama ini, kerap sekali orang ini mengumbar statemen yang kontraproduktif dan cenderung membuat kekisruhan.
Maka ada benarnya ketika dalam sebuah penampilannya, komika Kiky Saputri menyindir kalau Fadli Zon sering menghabiskan uang negara guna kunjungan ke luar negeri karena pekerjaannya sebagai anggota parlemen.
Tapi dia sendiri menjadi biang kerok di negeri sendiri.
Dalam acara rousting pada September 2019 itu, Kiky antara lain mengatakan: "Beliau (Fadli Zon) adalah anggota parlemen, kerjaannya kunjungan ke luar negeri, menghabiskan biaya negara, tapi gapapa karena tujuannya mendamaikan negara lain, padahal Indonesia banyak konflik karena beliau," kata Kiky Saputri sambil menunjuk ke Fadli Zon, yang cuma bisa tertawa kecut.
Memang itu hanya acara lawakan di mana panitia dengan sengaja menghadirkan objek di acara.
Dan si Kiky Saputri, komika bertubuh mungil itu bisa mengemas fakta dalam bentuk lawakan yang membuat para penonton di studio terpingkal-pingkal.
Sementara Fadli Zon yang duduk di kursi paling depan pun tertawa namun seperti dipaksakan.
Tadinya publik berharap sindiran yang dilontarkan dalam bentuk humor itu bisa "sedikit" menyadarkan Fadli Zon. Namun sepertinya tidak.
Dari ke hari yang bersangkutan tetap rajin dan aktif memproduksi statemen yang kesannya asbun alias asal bunyi, dan tidak ada kaitannya dengan statusnya sebagai anggota DPR.
Sebelumnya, publik sudah biasa bingung melihat sepak terjang oknum yang satu ini. Misalnya saja publik tidak bisa mengerti kok seorang petinggi negara -- yang ketika itu menjadi wakil ketua DPR -- menyoal pernikahan putri Jokowi.
Zon menulis status yang bunyinya kira-kira seperti ini: Dalam tiga tahun Jokowi menikahkan dua anak. Semua presiden RI kalah dalam hal ini (7 November 2017). Ketika itu putri Jokowi, Kahiyang, menikah dengan Bobby Nasution.
Statemen bodoh ini pun tak pelak mendapatkan cemoohan dan sindiran para netizen. Sama sekali tidak berkelas, dan tidak mencerminkan dirinya sebagai pejabat tinggi.
Kalau sadar dengan posisinya, mestinya Zon mengkritik kebijakan pemerintah dengan cara cerdas dan punya dasar yang bisa dijadikan acuan. Tapi justru urusan keluarga Kepala Negara, yang lazim dilakukan semua orang pun dia nyinyiri. Dungu!
Dan yang pasti, nyaris tidak ada satu pun kinerja atau kebijakan pemerintah yang benar di mata Fadli Zon. Semua salah dan keliru.
Mungkin hanya satu tindakan pemerintah yang benar di mata Zon, yakni ketika Presiden Jokowi menganugerahkan Bintang Mahaputra Nararya untuk dirinya, dan sohibnya Fahri Hamzah, di Istana Negara pada Kamis 13 Agustus 2020 lalu.
Yang juga kerap bikin ngakak adalah ketika pria tambun lulusan sastra Rusia UI ini seperti kebakaran jenggot tatkala Menteri Keuangan Sri Mulyani dinobatkan sebagai menteri keuangan terbaik sedunia, oleh lembaga internasional.
Setiap Sri Mulyani mendapatkan pengakuan dan penghargaan sejenis dari dunia internasional, Zon hanya bisa unjuk rasa frustrasi dengan nada mencemooh di medsos. Orang bilang, "sirik tanda tak mampu".
Gencarnya Zon mencemooh kinerja pemerintah justru membuat masyarakat sinis terhadapnya, dan balik bertanya memangnya selama ini apa saja yang telah dilakukan oleh Zon bagi bangsa dan negara ini? Betul juga, coba disebutkan satu saja apa kontribusi Fadli Zon untuk kemajuan bangsa dan negara ini?
Yang tampak di mata selama ini, Zon hanya berperan sebagai kompor yang bikin panas suhu politik. Pihak-pihak yang menjadi lawan negara, itulah yang dijadikan kawan dan didukung oleh Fadli Zon.
Rizieq Shihab dan kelompoknya yang bikin kisruh, bukannya dikritik oleh Zon, namun justru dia bela tanpa beban sedikit pun.
Belum lama ini, lagi-lagi Zon bikin masyarakat miris dan marah ketika dia melontarkan statemen "bodoh" supaya Pangdam Jaya dan Kapolda Metro dicopot dari jabatannya.
Padahal kedua penanggung jawab keamanan dan ketertiban di wilayah DKI Jakarta ini telah melaksankan tugas dan kewajibannya dengan sangat baik.
Tapi itulah Zon. Yang baik bagi rakyat banyak, justru buruk di matanya. Sebaliknya yang buruk bagi masa depan bangsa dan negara, justru baik baginya? Perilaku kontroversial ini agaknya selaras dengan oknum DPRD Kebon Sereh yang ngamuk-ngamuk terhadap kader PSI karena dianggap menggagalkan mimpi indah, meraup uang rakyat Rp 700 juta per bulan.
Dalam tayangan di Kompas TV, dia mengumbar amarahnya: "Sikap-sikap yang tidak gentlemen tidak bisa dibiarkan bisa menjerumuskan banyak orang. Tolong berpolitiklah secara santun. Iya, iya, tidak tidak. Jangan iya untuk tidak, tidak untuk iya. Kelau berani jangan takut, kalau takut jangan berani. Siapa kamu!!!"
Sementara Fadli Zon, malah sepertinya tidak suka dengan Pangdam Jaya dan Kapolda yang telah menenangkan hati rakyat dengan berlaku tegas terhadap massa intoleran yang karakternya berbuat kerusuhan.
Merespons Pangdam Jaya dan Kapolda yang mengayomi masyarakat banyak, Zon justru minta keduanya dicopot. "Sebaiknya segera copot Kapolda Metro dan Pangdam Jaya. Keduanya telah menodai citra Polri dan TNI, sehingga terjadi kegaduhan dan ketidakpercayaan publik. Jadikan institusi TNI dan Polri profesional, mengayomi rakyat menjaga negara," cetus Zon.
Sungguh tidak bisa diterima nalar si Zon ini. Bukannya membela rakyat yang sudah lama muak dan resah oleh aksi-aksi serampangan oknum-oknum penjual agama yang menghasut massa untuk berbuat onar dan keributan. Dia malah meminta dicopot petugas yang tegas melindungi rakyat dan mengembalikan marwah negara ke posisi terhormat sesuai konstitusi.
Gagal mengemban amanat rakyat, sebaiknya Zon mengundurkan diri dari DPR. Karena perilaku dan statemennya selama ini bukannya berupaya membuat kondusif, namun sebagaimana dikatakan komika tadi, dia justru menjadi biang kerok!
S: Seword
