INDONESIAKININEWS.COM - Banjir di pesisir Pekalongan belum surut. Bahkan kian meluas. Beberapa kampung terisolir. Akibatnya, jumlah pengun...
Akibatnya, jumlah pengungsi hingga kemarin terus bertambah.
Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Pekalongan, pada hari Sabtu (6/2/2021), jumlah pengungsi sebanyak 368 jiwa.
Pada hari Minggu (7/2/2021) malam, pukul 19.00 WIB, pengungsi bertambah menjadi 824 jiwa tersebar di 17 lokasi. Hingga Senin (8/2/2021) pagi, pukul 07.00 WIB, jumlah pengungsi meningkat menjadi 1.372 jiwa yang tersebar di 23 titik pengungsian.
Tokoh Desa Jeruksari, Kecamatan Tirto, M Nurkholis, Senin (8/2/2021), mengatakan, banjir merata di seluruh Desa Jeruksari.
Akibatnya, akses jalan desa terendam banjir. Perkampungan pun terisolasi. “Seluruh desa terkena banjir. Jalan desa tidak bisa dilalui kendaraan. Kampung terisolir,” tutur dia.
Fitri (35), warga Desa Rowoyoso, Kecamatan Wonokerto, mengatakan, ada 385 rumah di Dukuh Buntek terendam banjir. Ketinggian air hingga sepinggang orang dewasa.
“Untuk Dukuh Buntek terendam banjir semua dari RT 17 sampai RT 27. Ada 385 rumah, dengan 525 kepala keluarga,” terang dia.
Banjir juga sebagian menggenangi Dukuh Rowoyoso RT 2 dan RT 9. Untuk membantu kebutuhan korban banjir, warga desa setempat mendirikan dapur umum.
Namun ia mengatakan, warga kekurangan bahan sembako dan bumbu dapur. “Kami masih kekurangan sembako dan bumbu-bumbu,” kata dia.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pekalongan Budi Raharjo, mengatakan, banjir cukup parah masih terjadi di Kecamatan Tirto, Wonokerto, dan Siwalan.
Ketinggian air antara 20 cm hingga 70 cm. “Hingga pagi ini (kemarin pagi, red) ada 1.372 pengungsi. Mereka tersebar di 23 titik pengungsian,” terang dia.
Titik pengungsian itu meliputi Masjid Dupantek Karangjompo (166), TPQ Nurul Hidayah Karangjompo (60), Musala Nurul Salam Karangjompo (15), Musala Nurul Islam Karangjompo (20), dan Musala Nurul Iman Karangjompo (20).
Selanjutnya, di Musala Al Hikmah Karangjompo (15), Musala Alfalah Karangjompo (25), rumah Suud Karangjompo (23), dan Masjid Annur Karangjompo (40).
Untuk warga Desa Pacar, korban banjir mengungsi di Gudang Sukun (182), Masjid Jami Pacar (58), dan Musala Al Ikhwan RT 06 Pacar (100).
Pengungsian juga ada di Desa Tegaldowo. Titik pengungsian di desa ini ada di Masjid Jami Tegaldowo (12), rumah kades Tegaldowo (60), TPS3R Tegaldowo (37), Musala Nurul Wahab (60), dan Tegaldowo Cokrah (290).
Sedangkan warga Desa Mulyorejo mengungsi di Paud Mulyorejo (50), Kantor IPAL Komunal (25), dan di SD Mulyorejo (15). Untuk Desa Jeruksari, pengungsian berada di Puskesmas Pembantu Tirto II (16), dan Posko RW 07 (42). Titik pengungsian lainnya ada di pabrik Lokatek di Siwalan sebanyak 41 orang.
Bupati Pekalongan Asip Kholbihi mengatakan, para pengungsi di beberapa desa semuanya sudah tertangani dengan baik.
Sebab, pemkab sudah menetapkan status tanggap darurat bencana untuk 14 hari kedepan.
“Sehingga semua operasionalisasi yang berkaitan dengan pengungsi ada dinas terkait yang menangani. Ada Dinas Sosial dan BPBD. Terima kasih juga bantuan-bantuan dari masyarakat.
Dari relawan juga sangat banyak. Saya kira itu menunjukan kepedulian dari masyarakat untuk berempati terhadap saudara-saudara kita. Secara umum kondisi pengungsi juga dalam keadaan sehat.
Karena dalam pengungsian juga harus menerapkan protokol kesehatan,” imbuhnya. (had)
S:Radarpekalongan
