INDONESIAKININEWS.COM - Gelagat Ustaz Maheer sebelum kematian akhirnya terkuak. Ternyata, Ustaz Maheer At-Thuwailibi berulang kali sempat m...
INDONESIAKININEWS.COM - Gelagat Ustaz Maheer sebelum kematian akhirnya terkuak.
Ternyata, Ustaz Maheer At-Thuwailibi berulang kali sempat menolak permintaan pihak kepolisian.
Setelah sebelumnya diminta untuk transparans, polisi menguak gelagat Ustaz Maheer sebelum kematiannya, Senin (8/2/2021).
Sikap ayah dua anak yang masih kecil itu terekspos setelah dibongkar polisi.
Ada penolakan dari Ustaz Maheer ke polisi saat detik-detik dirinya akan dibawa ke RS Polri.
Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Soni Eranata atau yang biasa disapa Ustaz Maheer At Thuwailibi dirawat di RS Polri.
Ustaz Maaher sempat mengalami sakit dan dirawat di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Djuju Purwantoro selaku kuasa hukum Maaher mengatakan, setelah dinyatakan meninggal di dalam rutan, kliennya langsung dibawa ke RS Polri Kramat Jati.
"Meninggalnya karena sakit. Sekitar sepekan lagi baru kembali dari RS Polri habis perawatan," ujar Djuju ketika dikonfirmasi, Senin malam.
Belakangan, pihak kepolisian membuka sikap Ustaz Maheer detik-detik sebelum kematiannya di RS Polri.
Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono menyatakan, Maaher At-Thuwailibi meninggal dunia di Rutan Bareskrim Polri dengan status tahanan Kejaksaan Agung.
Seperti diketahui Ustaz Maheer saat ini berstatus sebagai tersangka atas kasus ujaran dan penyebaran kebencian.
Awalnya, Argo menceritakan status hukum dan proses yang sedang dijalani sang Ustaz.
"Jadi perkara Ustaz Maaher ini sudah masuk tahap dua dan menjadi tahanan jaksa," kata Argo dalam keterangannya, Selasa (9/2/2021).
Ia mengatakan, sebelum pelimpahan tahap dua, Maaher memang sempat mengeluh sakit.
Argo menjelaskan, petugas di rutan dan tim dokter kemudian membawa Maaher ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
"Setelah diobati dan dinyatakan sembuh yang bersangkutan dibawa lagi ke Rutan Bareskrim," ujarnya.
Kolase foto Ustaz Maheer At-Thuwailibi dan Iqlima Ayu.
Kolase foto Ustaz Maheer At-Thuwailibi dan Iqlima Ayu. (Tribunnews.com)
Setelah pelimpahan tahap dua diserahkan ke Kejaksaan, Maaher kembali mengeluh sakit.
Rasa sakit di tubuh Ustaz Maheer itu sebenarnya sudah membuat pihak kepolisian menyarankannya untuk dibawa ke rumah sakit.
Tetapi, sikap sang Ustaz saat akan dibawa ke RS lantas menghalangi pihak kepolisian.
Petugas di rutan dan tim dokter pun menyarankan Maaher dibawa ke RS Polri.
Tetapi ternyata Maaher menolak.
"Yang bersangkutan tidak mau sampai akhirnya meninggal dunia," tutur Argo, membongkar gelagat Ustaz Maheer sebelum kematiannya, seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Sementara itu, Argo tidak membicarakan soal sakit yang diderita Maaher.
"Soal sakitnya apa tim dokter yang lebih tahu," kata dia.
Kini, jasad Ustaz Maheer telah dimakamkan tepat pada Selasa (9/2/2021) siang.
Seluruh keluarga Ustaz Maheer tampak mengantarkannya hingga ke peristirahatan terakhir.
Sementara itu, pantauan tim TribunJakarta.com dikutip TribunJatim.com acara pemakaman sang Ustaz berlangsung khidmat dan sunyi.
Prosesi pemakaman jenazah Soni Eranata atau Maheer At-Thuwailibi berlangsung sunyi di pelataran Pondok Pesantren Daarul Quran, Cipondoh, Tangerang.
Pemakaman jenazah Ustaz Maheer dilaksanakan sekira pukul 11.00 WIB, Selasa (9/2/2021).
Seperti almarhum Syekh Ali Jaber, beberapa waktu lalu, pamakaman almarhum Maheer pun dijaga ketat aparat kepolisian, TNI, hingga Satpol PP.
Masih mengikuti protokol kesehatan yang harus dijalani selama pandemi, massa yang ikut memakamkan Maheer tampak hanyalah keluarga.
Gerbang pesantren ditutup berlapis. Selain keluarga, aparat tidak akan memberi izin masuk.
Hal itu semata-mata demi mengantisipasi kerumunan yang dikhawatirkan menjadi klaster penularan Covid-19.
Yusuf Mansur, pendiri sekaligus pemimpin Daarul Qur'an yang sejak pertama sibuk mengurusi jenazah.
Bersama keluarga, ia terlihat menggotong jenazah dari ambulans menuju Masjid An-Nabawi untuk disalatkan.
Yusuf Mansur pula yang menggotong keranda almarhum Maheer ke liang lahat.
Prosesi pemakaman berlangsung sunyi.
Tidak banyak terdengar suara tahlil yang biasa mengiringi sepanjang penguburan jenazah.
Jenazah Maheer dimakamkan di sebelah makam Syekh Ali Jaber.
Pihak keluarga terlihat termenung menyaksikan orang terkasihnya dibaringkan di dalam tanah.
Selain keluarga hanya awak media yang hilir mudik sibuk mengabadikan momen duka itu.
Usai rampung penguburan dan nisan ditancapkan, doa dikumandangkan. Keluarga khusyuk mengamini.
Jamal, ipar almarhum, mengatakan, keluarga sudah ikhlas atas meninggalnya Maheer.
"Ya namanya manusia kan ajalnya sudah tertulis. Jadi ya sudah ikhlas," ujar Jamal.
Jamal mengatakan, Maheer meninggal karena penyakit tuberculosis (TBC) usus.
Kondisi Maheer teru menurun sejak ditahan Bareskrim, Polri, Jakarta.
"Kondisinya memang terus menurun, sakit TB usus," ujarnya.
S: Tribunnews