INDONESIAKININEWS.COM - Menyikapi adanya penangkapan terduga teroris oleh Densus 88 di Desa Lilangan, Belitung Timur beberapa waktu lalu, W...
Kepada Posbelitung.co, Selasa (9/2/2021) ia mengatakan jangan terlena dengan daerah kita yang terkesan aman, nyaman, dan tenteram.
Untuk itu Burhanudin meminta agar masyarakat tetap waspada dan hati-hati karena ia mengibaratkan Beltim sebagai gula yang pasti akan didatangi semut.
"Mulai dari catatan kependudukan dan keluar masuknya penduduk di wilayah ini harus diperketat," ujar Burhanudin saat ditemui Posbelitung.co, Selasa.
Disinggung mengenai terduga teroris ini sudah punya KK Belitung Timur, ia mengatakan saat ini sistem kependudukan sudah online.
Jadi siapa saja bisa pindah kependudukan dengan mudah.
Namun, secara tegas ia memerintahkan pemerintahan di tingkat paling bawah yaitu Ketua RT dan kepala dusun harus menjalankan fungsi tatalaksana pemerintahan secara ketat.
"Jadi setiap ada orang baru harus wajib melaporkan diri maksimal 1x24 jam. Pemilik kos atau kontrakan juga harus memastikan orang itu berperilaku baik.
Jika ada yang mencurigakan langsung lapor ke pihak berwajib," kata Aan sapaan akrab Burhanudin.
Ia mengimbau agar masyarakat tetap tenang namun jangan kendor dalam kewaspadaan.
Ia mengajak agar seluruh masyarakat agar menangkal segala paham yang berpotensi mengarah pada radikalisme.
"Mari jaga kampong kite bersama, supaya Beltim tetap aman dan nyaman bagi kita semua," pesan Aan.
Diduga Anggota JAD dan JAK
Ilustrasi Penggeledahan rumah warga yang dilakukan Densus 88
Ilustrasi Penggeledahan rumah warga yang dilakukan Densus 88 (Tribunjabar/isep heri)
Kapolda Kepulauan Bangka Belitung Irjen Pol Anang Syarif Hidayat akhirnya mengungkapkan penangkapan terduga teroris di kawasan transmigrasi Desa Lilangan, Gantung, Belitung Timur.
Anang mengatakan terduga teroris bernama K (39) alias SA alias DZ ini diduga berafiliasi dengan Jamaah Anshorut Daulah (JAD) dan Jamaah Ansharut Khilafah (JAK).
JAD maupun JAK merupakan kelompok militan yang menjadi dalang dari beberapa aksi teror di Indonesia.
"Saat ini dia masih diperiksa oleh Densus 88 di Polda Kepulauan Babel sampai beberapa hari ke depan.
Jadi nanti setelah itu baru bisa dijelaskan selengkapnya," jelas Anang seperti dikutip dari Bangkapos.com.
Menurut Anang, nantinya ia akan dijerat dengan pasal 15 UU no 5 tahun 2018 tentang Terorisme dengan ancaman pidana paling lama lima tahun.
Sebelumnya, K ditangkap Densus 88 saat sedang berkebun pada Kamis (4/2/2021) lalu.
Dia ditangkap lalu dibawa ke Polres Beltim dan diterbangkan ke Polda Kepulauan Babel menggunakan helikopter.
Di Belitung Timur, dia berprofesi sebagai pekebun dan penambang.
Ia berasal dari Solo, Jawa Tengah namun sudah tinggal di Desa Lilangan, Gantung, Belitung Timur selama tiga tahun terakhir.
Sekitar dua bulan lalu, istri dan tiga anaknya diboyong ke Belitung Timur.
Bahkan K sudah mendapatkan kartu keluarga yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Belitung Timur per tanggal 23 Maret 2020.
Ditemui pada Kamis siang, Istri K bernama W (35) alias Kh mengatakan suaminya bukan orang jahat dan tidak pernah aneh-aneh.
W menceritakan Kamis siang itu pukul 12.10 WIB rumahnya digeledah oleh polisi berpakaian senjata lengkap.
Menurut pengakuan W, mereka menyita beberapa barang dari dalam rumahnya, berupa HP lima unit, satu surat keterangan tanah, Kartu Keluarga, dan buku-buku pelajaran anaknya.
"Sampai buku pelajaran anak-anak lho dibawa. Gak ngerti saya tuh. Sama tetangga juga akrab, coba tanya aja sendiri," kata W yang juga berasal dari Solo, Jawa Tengah.
Lokasi rumah K berada di kawasan transmigrasi yang didominasi oleh warga pendatang namun sudah lama menetap di sana.
Posisi antar rumah juga tidak berjauhan, bahkan saat posbelitung.co datang ke rumah K, para tetangga sedang menyemangati W atas insiden tersebut.
Rumahnya berukuran sekitar 6x6 meter. Di dalam rumahnya tidak ada pembatas sehingga antara kamar, ruang tamu, dan dapur menjadi satu. Saat posbelitung.co datang, rumahnya sedang berantakan pasca digeledah oleh Densus 88.
Masih ada beberapa tumpuk buku, pakaian, dan beberapa barang lainnya berserakan di lantai. Bekal K untuk menambang yang disiapkan istrinya pun masih lengkap belum sempat dibawa.
Dari data yang dikumpulkan posbelitung.co di lapangan diketahui K merupakan seorang wartawan di sebuah media online islami saat masih tinggal di Solo.
Ditemui terpisah, Ketua RT 17 Dusun Sinar Sentiong Amirin mengatakan K baru sekitar dua bulan tinggal di wilayahnya bersama istri dan tiga anaknya.
Sebelum itu, K tinggal sendiri di Jalan Baru RT 14 Dusun Sinar Sentiong, Desa Lilangan sudah sekitar tiga tahun terakhir.
Amirin menjelaskan perawakan K memiliki tinggi 160-170 cm dengan berat badan normal. Ia mengatakan K berambut gondrong dan selalu diikat.
"Tadi saya lagi jualan terus ditelepon istri ada penangkapan teroris katanya. Bukan sentimen atau apa ya, ada satu yang aneh itu pas lihat istrinya pakai cadar.
Soalnya cuma dia sendiri yang pakai cadar di kawasan ini. Selain itu kesehariannya baik sih. Sangat terbuka juga sama warga dan tetangga," ungkap Amirin.
Ditemui di tempat yang sama, Kepala Dusun Sinar Sentiong Desa Lilangan Sobana mengatakan K bekerja sebagai kuli tambang sedangkan istrinya ibu rumah tangga biasa.
Sobana mengatakan kelakuan suami istri itu tidak ada yang aneh.
Dalam pergaulan sehari-hari, suami istri ini juga dikenal pandai memijat dengan metode bekam.
"Kalo orang sini taunya mereka bisa pijit bekam juga. Pas kumpul salat jumat atau kumpul sama warga juga tidak ada cerita-cerita atau paham radikal lainnya," kata Sobana.
Tetangga Kurdi bernama Suhadi (44) mengatakan keluarga itu baru pindah ke depan rumahnya sekitar dua bulan terakhir.
Ia juga mengaku tak menyangka bakal ada peristiwa ini karena ia nilai K adalah orang baik.
"Selama dua bulan ini tidak ada yang mencurigakan dari gerak-geriknya. Kaget juga kok tadi ramai-ramai ada polisi di rumahnya," kata Suhadi.
S:tribunnews.com
