INDONESIAKININEWS.COM - Data laporan yang diterima NASA selam pandemi memaksa pesawat dan pilot tak terbang-terbang membahayakan penerbanga...
INDONESIAKININEWS.COM - Data laporan yang diterima NASA selam pandemi memaksa pesawat dan pilot tak terbang-terbang membahayakan penerbangan.
Senin, 1 Februari 2021 | 19:18 WIB
Autothrottle P esawat Sriwijaya Air yang dicuragai menjadi penyebab jatuhnya di Kepulauan Seribu, Sabtu pekan lalu (9/1/2021) lalu mulai diragukan pasalnya rekaman ATC tak menunjukan pembicaraan yang genting.
Pihak berwenang Indonesia menjelakan rekaman percakapan dengan menara pengawas lalu lintas udara menunjukkan komunikasi rutin dengan pilot Kapten Afwan dan tidak ada informasi kondisi darurat tentang pesawat naas Boeing 737-500 jatuh dari ketinggian 10.000 kaki (3.000 km) dalam waktu kurang dari satu menit sebelum jatuh di Laut Jawa, kata Penyidik Komite Nasional Kecelakaan Transportasi [KNKT] Nurcahyo Utomo.
"Ini seperti percakapan biasa dan tidak ada yang mencurigakan, Tidak ada pembicaraan tentang keadaan darurat atau semacamnya." katanya kepada AFP.
Data awal menunjukkan "kemungkinan besar" pesawat tersebut dalam kondisi utuh ketika menghantam air pada Sabtu, tambahnya.
"Tapi kami belum tahu pada tahap ini" apa yang menyebabkan kecelakaan itu, kata Nurcahyo Utomo.
Kapten Afwan, ayah tiga anak berusia 54 tahun ini adalah mantan pilot TNI AU dengan pengalaman terbang puluhan tahun, menurut media yang dikutip AFP seperti dilansir MailOnline.
Sebelumnya, Wall Street Journal (WSJ) bahwa data FDR (flight data recorder) menunjukkan sistem autothrottle tidak beroperasi dengan baik di salah satu mesin pesawat saat naik ketika berangkat dari Jakarta.
Menurut WSJ, alih-alih mematikan sistem, FDR mengindikasikan pilot ' Kapten Afwan ' mencoba untuk membuat throttle yang macet berfungsi. Itu bisa menciptakan perbedaan tenaga yang signifikan antarmesin, membuat jet lebih sulit dikendalikan.
Meski demikian, penyelidik Indonesia sedang menyelidiki apakah masalah dengan sistem autothrottle benar-benar berkontribusi pada kecelakaan Sriwijaya Air.
KNKT mengatakan masalah dengan sistem autothrottle Boeing 737-500 dilaporkan setelah penerbangan beberapa hari sebelumnya.
"Ada laporan kerusakan pada autothrottle beberapa hari sebelumnya kepada teknisi di log perawatan, tapi kami tidak tahu apa masalahnya," katanya kepada Reuters.si
S:Realita