INDONESIAKININEWS.COM - Eks anggota Komnas HAM asal Papua, Natalius Pigai meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegur Menteri Koordinator...
INDONESIAKININEWS.COM - Eks anggota Komnas HAM asal Papua, Natalius Pigai meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegur Menteri Koordinator Politik, Hukum dan HAM, Mahfud MD.
Melalui media sosialnya, Natalius Pigai menggunggah dua tangkapan layar sebuah berita tanggapan Mahfud MD ihwal terorisme yang terjadi di Indonesia.
Gambar pertama menampilkan pernyataan Mahfud MD bahwa aksi teroris di Makassar tidak ada kaitannya dengan agama apapun.
Mahfud MD juga mengutuk keras aksi bom bunuh diri yang terjadi di depan Katedral Makassar terjadi pada Minggu pagi, 28 Maret 2021.
Namun di gambar kedua, Natalius mengunggah ucapan Mahfud MD yang bertolak belakang dengan pernyataannya menanggapi bom di Makassar.
Pada gambar kedua, menampilkan berita yang tayang pada 17 Maret 2021, Mahfud MD menyebutkan bahwa semua agama punya teroris.
Natalius Pigai menyebutkan hanya berselang tujuh hari pernyataan Mahfud MD soal teroris telah berubah.
Lantas, Natalius Pigai menanyakan agama pelaku dari bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar.
“Presiden Harus Tegur Menkopolhukam. Gelar Prof Dr ini, hanya dalam 7 hari berubah. Jika semua agama ada teroris maka pelaku bom di Makassar itu dari agama apa Pak Mahfud?,” kata Natalius Pigai sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Twitter @, Senin, 29 Maret 2021.
Natalius Pigai yang mengeklaim sebagai korban teroris merasa aneh dengan pernyataan Mahfud MD.
“Tapi sekarang bilang tidak ada kaitan dengan agama, ini Aneh. (Natalius Pigai, Korban Teroris),” kata Natalius Pigai.
Dalam cuitaan sebelumnya, Natalius Pigai mempertanyakan pemerintah yang tidak bisa mengantisipasi ancaman teror.
Padahal menurut Natalius Pigai pemerintah beberapa hari sebelumnya telah membuat definisi sendiri tentang terorisme.
“Beberapa hari setelah Menkopolhukam bikin definisi sendiri tentang Terorisme, tanggal 28 ada BOM bunuh diri di Gereja Katedral Makassar?,” kata Natalius Pigai.
“Apakah Menteri sudah baca ancaman atau definisi lepas alias abal-abal? Jika sdh baca ancaman kenapa tidak diantisipasi?,” ucap Natalius Pigai.
s: pikiran-rakyat.com