INDONESIAKININEWS.COM - Budayawan Sudjiwo Tedjo turut berkomentar mengenai polemik kritik terhadap presiden yang dilakukan Badan Eksekutif ...
INDONESIAKININEWS.COM - Budayawan Sudjiwo Tedjo turut berkomentar mengenai polemik kritik terhadap presiden yang dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia.
Di tengah pro dan kontra terhadap kritikan kepada Jokowi itu, Sujdiwo Tedjo merasa senang apabila rakyat masih mau 'menghina; presiden.
Ia menganggap, apabila rakyat sudah enggan menghina presiden karena takut dipenjara, maka hal tersebut justru menjadi penghinaan terhadap presiden sendiri.
"Aku lebih suka melihat presiden dihina oleh rakyat (SIAPA PUN PRESIDENNYA SAAT INI DAN DI MASA2 MENDATANG) daripada melihat presiden tak dihina rakyat hanya karena rakyat takut dibui.. Wah ini secara esensial lebih merendahkan presiden," tulis Sudjiwo Tedjo di Twitter, dikutip Kamis (1/7/2021).
Dia menyebut, apabila seseorang mudah merasa terhina, sama halnya orang tersebut terlalu tinggi menilai diri sendiri.
"Merasa direndahkan/dihina, itu karan kamu terlalu tinggi menghargai dirimu," tulisnya
Sudjiwo Tedjo juga menyinggung soal pasal penghinaan presiden yang sedang dibahas untuk masukkan dalam revisi UU ITE.
Ia menganggap, pasal tersebut berpotensi menjadi pasal karet yang bisa digunakan menciduk pihak yang memberikan kritik kepada presiden.
"Kedua twit itu bukan untuk aku .. krn aku tak punya bakat menghina. Bakatku bikin satire atau ngritik ( ngritik dan menghina beda) .. Tp pasal penghinaan presiden berpotensi dijadikan pasal karet oleh para penjilat .. esensinya tak menghina bisa dipaksa jadi delik hinaan," tandasnya
Respon Jokowi
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) merespons unggahan Badan Eksekutif Mahasiswa Univeristas Indonesia (BEM UI) di media sosial, yang menyebut dirinya merupakan The King Of Lip Service.
Jokowi mengatakan sudah sejak lama berbagai tudingan sering dilontarkan kepadanya.
"Ya, itu kan sudah sejak lama ya."
"Dulu ada yang bilang saya ini klemer-klemer, ada yang bilang juga saya itu plonga-plongo."
"Kemudian ganti lagi ada yang bilang saya ini otoriter, kemudian ada juga yang ngomong saya ini bebek lumpuh."
"Dan baru-baru ini ada yang ngomong saya ini Bapak Bipang."
"Dan terakhir ada yang menyampaikan mengenai The King Of Lip service," kata Jokowi, seperti disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa, (29/6/2021).
Menurut Jokowi, unggahan yang dilakukan BEM UI tersebut merupakan ekspresi mahasiswa.
Di negara demokrasi seperti Indonesia, kritik atau ekspresi mahasiswa dibolehkan.
"Universitas tidak perlu menghalangi mahasiwa untuk berkespresi," ucapnya.
Namun, Jokowi mengingatkan dalam menyampaikan ekspresi atau kritik harus dilakukan secara sopan.
Indonesia, kata dia, memiliki budaya tata krama dan budaya kesopansantunan.
"Tapi juga ingat, kita ini memiliki budaya tata krama, memiliki budaya kesopansantunan, ya."
"Saya kira biasa saja, mungkin mereka sedang belajar mengekspresikan pendapat."
"Tapi yang saat ini penting, ya kita semuanya memang bersama-sama fokus untuk penanganan pandemi Covid-19," tuturnya.
Sebelumnya, BEM UI menyebut Presiden Jokowi the king of lip service.
Melalui akun @BEMUI_Official, organisasi kampus itu secara blakblakan menyebut Presiden Jokowi sebagai the king of lip service.
Postingan tersebut bergambar Presiden Jokowi yang menggunakan mahkota berwarna merah.
s: tribunnews.com