INDONESIAKININEWS.COM - Terdakwa kasus penerimaan suap pengurusan red notice Djoko Tjandra, Irjen Pol Napoleon Bonaparte mendekam di Rumah ...
INDONESIAKININEWS.COM - Terdakwa kasus penerimaan suap pengurusan red notice Djoko Tjandra, Irjen Pol Napoleon Bonaparte mendekam di Rumah Tahanan (Rutan) Bareskrim Polri sebagai tahanan titipan.
Napoleon Bonaparte merupakan tahanan Mahkamah Agung, karena kasus yang menjeratnya masih diproses di tingkat kasasi.
Namun kini, Bareskrim mengusulkan mantan Kadiv Hubinter Polri itu dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari laman Humas Polri.
“Tahanan hakim, sedang kami koordinasikan untuk dipindahkan ke Lapas Cipinang," kata Kabareskrim Komjen Agus Andrianto, Jumat 8 Oktober 2021.
Napoleon Bonaparte mengejutkan publik, ketika ia menganiaya tahan lain, yakni tersangka kasus penistaan agama, Muhamad Kace.
Kasus yang membuatnya menjadi tersangka penganiayaan, dengan ancaman hukuman lima setengah tahun penjara.
Menurut penyelidikan polisi, Napoleon Bonaparte bisa leluasa melakukan penganiayaan karena merasa berkuasa di Rutan Bareskrim.
Ia merupakan perwira tinggi bintang dua, sementara petugas rutan memiliki pangkat jauh di bawahnya.
Kasus terbaru yang terungkap selama ia menghuni rutan, terkait dugaan intimidasi dan ancaman.
Tommy Sumardi, terdakwa lain dalam kasus korupsi yang melibatkan sang jenderal, mengaku diancam akan dibunuh.
Menurut Dion Pongkor, pengacara Tommy Sumardi, karena ancaman itulah, kliennya bersedia diajak berbincang dengan narasi yang menjadi alibi Napoleon Bonaparte.
Perbincangan mereka direkam, dan belakangan transkripnya beredar di masyarakat.
Bersamaan dengan surat terbuka Napoleon Bonaparte, yang menyatakan tidak menerima proses hukum atas kasusnya. ***
S:PikiranRakyat
